Sabtu, 26 September 2009

Preview Surrogates


Preview
Surrogates ( Touchstone Pictures_2009 )

Pemain :
  Bruce Willis as Agent Greer
  Radha Mitchell as Agent Peters
  Rosamund Pike as Maggie Greer
  Ving Rhames as The Prophet

Sutradara : Jonathan Mostow

Rilis :
• 25 September 2009 ( Amerika )
• 26 September 2009 ( Midnight Show Di Bioskop – Bioskop di Indonesia )
• 30 September 2009 ( Di Bioskop – Bioskop di Indonesia )

     Bruce Willis adalah actor spesialis genre film - film action yang walaupun sudah memasuki usia 55 tahun, tapi masih tampil macho dan garang di setiap film – film action yang dibintanginya. Berkat film Die Hard lah, akhirnya Bruce angkat nama sebagai actor yang selalu tampil prima dalam setiap film – film actionnya serta image polisi nakal tapi tangguh melekat erat pada dirinya. Tak hanya mau bermain dalam film – film action saja, actor yang merupakan mantan suami dari wanita sexy Demi Moore inipun mau tampil dalam film bergenre apapun, mulai dari drama romantis ( A Story of Us bareng Michelle Pfeiffer ), komedi anak – anak ( mengisi suara karakter bayi di film Look Who’s Talking dan Look Who’s Talking Too ), drama thriller psikologis ( 12 Monkeys bareng actor ganteng Brad Pitt ), sampai pada drama erotic crime murahan ( Color of Night bareng artis panas Jane March ). Setiap tahun, actor yang pernah memiliki salah satu cafĂ© terkeren di dunia, Planet Hollywood bareng sohib – sohibnya, yaitu Arnold Schwarzenegger dan Sylvester Stallone ini pun seperti tak pernah kehabisan job dalam dunia film. Setidaknya, dalam 1 tahun, Bruce memiliki 1 project film dalam agendanya, entah itu sebagai produser ataupun sebagai actor maupun sebagai cameo semata saja. Walaupun tidak semua filmnya Box Office dan nge – hit di Amerika, minimal film – filmnya bisa menjadi hit secara internasional akibat banyaknya fans Bruce di seluruh dunia. Setelah 2 tahun lalu Bruce dengan gemilang berhasil menghibur dan melepaskan dahaga para fans film Die Hard lewat Live Free or Die Hard ( di beberapa negara, film ini berjudul Die Hard 4.0 ), maka tahun ini, Bruce kembali ke habitat genre film favorit semua orang, yaitu action, dengan film berjudul Surrogates.
     Ceritanya bersetting di tahun 2017, dimana manusia sudah beinteraksi dengan sesama manusia lewat sebuah android berinisial Surrogate yang dikendalikan oleh manusia di tempat tinggal mereka masing – masing. Manusia bisa merasakan dan melihat apa saja yang dirasakan dan dilihat oleh Surrogate tersebut. Suatu ketika, terjadi pembunuhan 2 buah Surrogate yang otomatis menewasan kedua manusia pemegang kendali Surrogate tersebut. Agent FBI Harvey Greer ( Bruce Willis ) dan partnernya, Agent Peters ( Rada Mitchell ) pun ditunjuk oleh FBI untuk menangani kasus ini, untuk mencari tahu siapa pembunuh kedua Surrogate tersebut dan mencari tahu motif si pelaku. Invesigasi pun dimulai dan ketika hampir menangkap sang pelaku, Surrogate Agent Greer terluka parah dan menyebabkan kehancuran pada Surrogate nya itu, walaupun nyawanya sendiri selamat Mau tak mau, Agent Greer pun mesti melakukan investigasi dengan badannya sendiri tanpa menggunakan Surrogate dan dia pun berpacu dengan waktu untuk menangkap si pelaku yang terkenal licin dan pintar ini, sebelum lebih banyak lagi jatuh korban Surrogate – Surrogate yang lainnya. Sebenarnya, siapa sih pelaku kejahatan ini dan apa motif yang melatarbelakangi si pelaku sehingga dia nekad untuk membunuhi Surrogate – Surrogate yang ada? Jawabannya ya harus nonton film ini. He3. XD.
     Film yang diangkat dari mini komik berjumlah 5 volume yang cukup digemari di Amerika sana ini serta memiliki 1 pekuel dalam bentuk Graphic Novel berjudul Surrogates : Flesh and Bone ini cukup dinanti oeh banyak pecinta film action futuristik. Ide cerita yang cukup menarik ( walaupun kurang orisinil karena ide ceritaya agak mirip dengan film Blade Runner di tahun 1982 dulu ) serta didukung dengan factor Bruce Willis sebagai pemeran film ini sudah cukup sebagai magnet penarik bagi para pecinta film. Apalagi, sutradara Jonathan Mostow terkenal piawai dalam menghibur penonton penggemar genre film action futuristic lewat film The Terminator : Rise of the Machine tempo hari. Film ini nantinya akan menjanjikan adegan action yang cukup seru serta thrilling. Di sisi lain, jadwal edar yang diletakkan di bulan agak sepi bisa menjadi pisau bermata dua bagi film ini. Sisi positifnya, film ini bisa meraup hasil Box Office yang besar tanpa pesaing berarti di minggu film ini beredar. Sisi negatifnya justru sebaliknya, bisa membuat film ini mendapat hasil Box Office yang” kurang” dibanding dengan film – film yang beredar di musim liburan. Tapi di luar itu semua, saya tetap percaya bahwa film ini pasti akan menjadi Box Office Hit ketika beredar di pasaran dan juga tentunya akan menghibur penonton yang menyaksikan film ini, khususnya para fans Bruce Willis sembari menunggu kepastian jadi dibuatnya Die Hard 5 nanti ( karena menurut kabar, Bruce bersedia kembali untuk memerankan tokoh polisi nakal, nekad, slenge’an, tapi tangguh dan susah mati seperti kecoak bernama John McClane di Die Hard 5 jika sutradara Live Free or Die Hard, Len Wiseman, bersedia untuk kembali menyutradarai film Die Hard 5 nanti ). PASTI !

Copyright : Alexander ”Ajay” Dennis







Rabu, 16 September 2009

Map IP Address
Powered byIP2Location.com

Preview 4bia 2 / 5Bia / Phobia 2


Preview 
4Bia 2 / 5Bia / Phobia 2

Pemain : “Dan” Worawech Danuwong as A Sick Guy in the Hospital
  Marsha Wattanapanich as Actress
  Charlie Trairat as The Misterious Condectour

Sutradara : 
• Songyos Sugmakanan
• Parkpoom Wongpoom
• Banjong Pisanthanakun
• Paween Purikijpanya
• Visute Poolvoralaks

Rilis :
• 9 September 2009 / 09 – 09 – 09 ( Thailand )
• 16 September 2009 ( Edar Di Bioskop Blitz Megaplex Indonesia ) 

     Perfilman Horror Thailang mulai booming sejak kehadiran film The Eye garapan duo sutradara muda Thailand, yaitu Pang Brothers. Lalu, booming lagi film horror lainnya yang tak kalah seru dan tak kalah menyeramkan serta menggetarkan, yaitu Shutter arahan duo ( lagi ) sutradara asal Thailand muda, yaitu Parkpoom Wongpoom dan Banjong Pisanthanakun. Tak disangka, film ini sukses luar biasa dan secara tak langsung, lewat film inilah akhirnya mereka berdua dikenal sebagai sutradara jenius horror Thailand serta karya – karya mereka selanjutnya pun cukup ditunggu – tunggu. 2 tahun berselang, muncul karya mereka yang lain yang berjudul Alone yang tak kalah seru dengan Shutter. Lalu, pada tahun lalu, mereka kembali menyapa para peggemar film horror Thailand lewat film 4Bia. Tak hanya mereka berdua saja yang menyutradarainya, tapi juga mereka bekerja keroyokan dengan 2 sutradara horror Thailand lainnya, yaitu Songyos Sugmakanan dan Paween Purikijpanya sehingga menghasilkan sebuah film dengan 4 cerita horror yang seru dan juga tegang serta masing – masing cerita punya benang merah tersendiri. Film ini pun sukses berat di Thailand, selain tentunya juga menjadi favorit di Indonesia sendiri. Tahun ini, tanpa ba bi bu lagi, muncul sekuelnya yang berjudul 4Bia 2 atau 5Bia atau Phobia 2. 
     Kalo dalam 4Bia kemarin terdapat 4 cerita yang secara sekilas memiliki tali hubungan antar ceritanya, maka kali ini akan menghadirkan 5 cerita horror dengan tema yang beragam dan tentunya tetap bisa membuat bulu kuduk anda berdiri lagi. Makanya, dia Thailand sana, film ini juga ditulis dengan judul 5Bia akibat terdapat 5 cerita horror di dalamnya. Ke 5 cerita itu adalah : 
1.   Ward yang dibintangi penyanyi terkenal Thailand “Dan” Worawech Danuwong dan disutradarai oleh produser veteran Visute Poolvoralaks. Film ini bercerita tentang seorang pemuda yang sedang mengalami kecelakaan dan menderita patah tulang di kedua kakinya. Rencananya, dia akan mendapat ruang perawatan VIP di sebuah RS di Thailand. Sayangnya, VIP nya penuh sehingga ia harus berbagi kamar dengan seorang kakek yang sudah sekarat dalam waktu yang lama. Tadinya, semuanya berjalan normal, tapi lama kelamaan sang pemuda pun mendapat teror dari seorang hantu. Lalu timbul kecurigaan di benak pemuda itu, apa benar kakek yang disampingnya itu masih hidup atau sudah meninggal? Lalu, kenapa dia yang diganggu oleh hantu selama dia ada di RS? Pemuda itu-pun mau tak mau harus menyingkirkan rasa takutnya dan mencari jawaban atas semua misteri yang menimpanya.

2.   In The End karya sutradara Banjong Pisanthanakun yang kembali menjadi ajang reuni dengan aktris Marsha Wattanapanich yang dulu menjadi bintang utama di film "Alone" hasil karya duetnya dengan Parkpoom Wongpoom. Ceritanya simple. Kru film horror sedang mengerjakan film horror baru. Tapi sayangnya, pemeran hantu di film itu tiba – tiba sakit parah dan harus segera dilarikan ke RS terdekat. Tak lama, syuting pun kembali dilanjutkan karena ternyata sang pemeran hantu pun sudah sehat dan siap untuk melakukan syuting lagi. Tapi, lama kelamaan, syuting berjalan makin tidak beres dan para crew serta sang aktris utama ( Marsha Wattanapanich ) pun merasa ada yang aneh dengan sang pemeran hantu. Lalu, mereka akhirnya mendapat kenyataan mengejutkan tentang sang pemeran hantu. Bagaimana semua hal aneh itu akhirnya bisa dituntaskan?

3.   Backpackers garapan sutradara Songyos Sugmakanan yang dalam segmen ini kembali mengajak kerjasama aktor cilik "Dorm" yang sekarang sudah menginjak usia remaja, Charlie Trairat. Kali ini, dari trailernya, kelihatannya akan lebih bergenre ke arah film zombie survival. Berkisah tentang seorang asisten driver truk kontainer ( Charlie ) dan juga sang driver kontainernya yang di tengah jalan menolong 2 remaja backpacker untuk sampai ke Bangkok. Di tengah perjalanan, mereka merasa ada yang ganjil dengan muatan yang ada di truk itu. Berhenti sebentar sambil memeriksa muatan dari truk itu, akhirnya mereka sadar bahwa ternyata truk tersebut membawa tumpukan mayat yang bergelimpangan dan saling tumpuk. Mereka pun mengeluarkan mayat – mayat tersebut dan secara mengejutkan, mayat – mayat tersebut mulai bergerak hidup dan berusaha untuk memakan mereka semua yang masih hidup. 2 orang backpackers, sang driver dan si co driver itupun akhirnya berusaha untuk bertahan hidup dan menghindari gigitan dari mayat hidup tersebut. Bagaimana ending dari kisah ini? Apakah mereka semua akan selamat? Dari mana asal mayat – mayat tersebut?

4.   Novice merupakan film karya sutradara Paween Purikijpanya. Bercerita tentang seorang anak muda yang dikirim oleh keluarganya ke sebuah tempat pertapaan khusus untuk Biksu karena sang anak tersebut telah melakukan sebuah kesalahan fatal dalam hidupnya. Sang keluarga berencana untuk menyembunyikan sang anak sampai keadaan di sekitarnya tenang kembali. Tapi ternyata, kesalahan fatal yang diperbuat oleh sang anak pun tidak bisa diselesaikan begitu saja, karena ada makhluk halus yang menginginkan si anak tersebut mati. Sebenarnya, apa kesalahan fatal yang telah diperbuat sang anak? Lalu, apakah setiap kesalahan fatal yang kita perbuat bisa diampuni oleh orang yang merasakan akibat dari kesalahan kita itu? Jawabannya ada di seri yang satu ini.

5.   Salvage merupakan karya sutradara Parkpoom Wongpoom. Berkisah tentang seorang penjual mobil yang di satu hari mendapati sebuah mobil yang ternyata ganjil. Memang, ketika kita membeli sebuah mobil bekas, kita tidak akan tahu mengenai masa lalu mobil itu. Lalu, bagaimana jadinya jika ternyata mobil bekas yang kita beli itu merupakan mobil bekas yang memiliki nilai kecelakaan tragis dan juga masih tidak dilepaskan oleh arwah korban kecelakaan mobil tersebut? Lalu, bagaimana dengan nasib sang penjual mobil bekas tersebut?
     Kalau yang di 4Bia terdapat 4 cerita yang jika anda jeli melihatnya, ke 4 cerita di film itu memiliki benang merah, sehingga bisa terkait antara 1 cerita dengan cerita yang lain, maka di Phobia 2, akan ada 5 cerita dengan 5 tema yang berbeda. Tak diketahui apa benang merah antar cerita, tapi yang pasti, 4 tokoh sekawan blo’on dari 4Bia pertama cerita yang ke 3 ( berjudul In The Middle ), kembali hadir di Phobia 2 ini dengan menjadi kru film horror di cerita In The End. Dari segi trailer, film ini sebenarnya tetap menjanjikan sebuah film horror antology yang saling bersambung dan menawarkan jenis horror yang berbeda – beda, baik itu horror psikologis, horror hantu, sampai dengan horror zombie survival. Di sisi lain, saya kok kayaknya melihat Phobia 2 ini kayaknya kurang se – kreatif yang 4Bia pertama ya, tidak seperti 4Bia pertama dimana cerita pertamanya yang berjudul Happiness bisa membangun kengerian dan ketakutan penonton tanpa perlu adanya dialog, hanya dengan menggunakan SMS HP saja. Tapi apapun ke – khawatiran saya terhadap film ini, saya tetap penasaran dengan Phobia ke 2 ini. Apalagi, dengan sutradara – sutradara yang sudah teruji kualitas horrornya serta faktor film 4Bia pertama yang sudah sukses serta membekas di hati penonton, dijamin, penonton tetap akan menonton film Phobia 2 ini. Semoga, filmnya tetap bagus, tegang, menyeramkan, dan tetap asyik untuk disaksikan. SEMOGA!!!.


Copyright : Alexander ”Ajay” Dennis