Rabu, 30 Juni 2010

Preview The Twilight Saga : Eclipse


Preview

The Twilight Saga : Eclipse ( Summit Entertainment_2010 )

Pemain : Kristen Stewart as Bella Swan
Robert Pattinson as Edward Cullen
Taylor Lautner as Jacob Black
Ashley Greene as Alice Cullen

Bryce Dallas Howard as Victoria

Xavier Samuel as Riley

Jodelle Ferland as Bree
Dakota Fanning as Jane

Sutradara : David Slade

Rilis =

  • 24 Juni 2010 ( Premiere di Los Angeles Nokia Theatre, Amerika )
  • 30 Juni 2010 ( Amerika Serikat )
  • 30 Juni 2010 ( Main di Bioskop Indonesia )

Twilight adalah sebuah contoh bahwa sebuah novel chicklit dengan variasi cerita yang sedikit berbeda, bisa membuatnya menjadi sebuah hit tersendiri di kalangan anak muda. Novel ini, bersama dengan novel Harry Potter, menjadi buku bacaan wajib bagi para anak muda diseluruh dunia saat ini. Secara tidak langsung pun, seri Twilight dan Harry Potter menjadikan kampanye “Ayo, Rajin Membaca” yang sering digemakan akhir – akhir ini, khususnya bagi para kalangan anak muda jaman sekarang, menjadi berhasil. Terbukti, jutaan eksemplar novel Twilight dan Harry Potter terjual di seluruh dunia. Jutaan anak muda diseluruh dunia pun menggilai buku bacaan Twilight dan Harry Potter tersebut. Selain itu, sudah banyak jumlah orang yang menjadi Twilighters ( sebutan bagi para fans seri Twilight ) dan para Potterius ( sebutan bagi para fans Harry Potter ) di seluruh dunia ini akibat terpikat dengan cerita kedua novel laris tersebut.

Nasib Twilight dan Harry Potter pun sama – sama beruntung ketika diangkat ke layar lebar. Kedua novel pujaan remaja tersebut berhasil mendapatkan pendapatan yang tidak sedikit dari hasil penjualan tiketnya di seluruh dunia. Bahkan, lewat filmnya pula, jumlah Potterius dan Twilighters semakin bertambah dari waktu ke waktu. Peluncuran setiap film mereka selalu ditunggu – tunggu oleh para fansnya di seantero jagad ini. Khusus untuk kasus Twilight, Summit Entertainment yang tadinya hanya merupakan sebuah rumah produksi film yang tergolong kecil dan biasa – biasa saja, akhirnya ketiban rezeki yang sangat melimpah. Studio ini tergolong jeli untuk langsung membeli hak cipta novel karangan Stephenie Meyer tersebut untuk diangkat ke layar lebar. Dengan memasang aktor tampan Inggris, Robert Pattinson, yang sebelumnya sudah sempat tebar pesona ke hadapan penonton dengan memerankan tokoh Cedirc Diggory dalam film Harry Potter and the Goblet of Fire, serta didukung oleh aktris cantik Kristen Stewart, Ashley Greene, serta aktor ganteng Peter Facinelli yang semuanya telah angkat nama duluan di dunia perfilman dan pertelevisian Hollywood, maka dirilislah film Twilight pertama pada bulan November 2008 dan sukses dengan luar biasa. Dengan hanya memakan bujet produksi sekitar US$ 35 juta, film ini meraup pendapatan sebanyak hampir US$ 400 juta melalui peredarannya diseluruh dunia. Ketika film kedua Twilight, New Moon, dirilis 1 tahun kemudian, pendapatannya lebih besar lagi ketimbang yang pertama. Lagi – lagi, dengan bujet produksi yang minim, hanya sekitar US$ 50 juta, film New Moon meraih pendapatan lebih fantastis, yaitu US$ 703 juta untuk peredarannya secara internasional. HEBAT DAN LUAR BIASA adalah kata – kata yang tepat untuk menggambarkan kesuksesan film yang sebenarnya memiliki cerita standard dan cenderung kurang disukai oleh kaum pria ini.

Kali ini, Summit Entertainment kembali menyapa para Twilighters dengan seri ke 3 film Twilght berjudul lengkap The Twilight Saga : Eclipse. Diangkat dari novel ketiga dari total 4 novel Twilight Series, seri ke 3 ini bisa dikatakan merupakan seri yang paling seru dan paling menegangkan dari total 4 novel Twilight Series tersebut. Bagaimana tidak, di novel keempat ini, kita akan diperlihatkan bahwa kaum vampir dan werewolf harus bersatu untuk menghancurkan vampir – vampir baru ciptaan Victoria, vampir wanita yang sedang menuntut balas akan kematian kekasihnya di Twilight yang pertama, James, pada keluarga Cullen dan khususnya, Bella. Misi khusus diemban oleh vampir Edward Cullen dan werewolf Jacob Black untuk melindungi Bella, sekaligus membuktikan kepada Bella siapa yang pantas menjadi kekasih hatinya. Selain itu, di novel ketiga inilah, kita akan mengetahui latar belakang cerita untuk tokoh Rosalie dan Jesper. Yang menjadikan novel ini seru adalah bagian pertempuran 2 arah yang terjadi antara tentara vampir Victoria di tanah lapang di Forks melawan keluarga Cullen dan The Wolf pack, serta pertempuran 2 lawan 2 antara Edward dan werewolf muda bernama Seth Clearwater melawan Riley dan Victoria di sebuah pegunungan bersalju. Dengan adanya adegan action seru tersebut, diharapkan, film ketiga seri Twilight ini mampu memberi hiburan tak hanya kepada kaum hawa saja, namun juga kepada para pria yang sedang menemani sang pacar di bioskop agar tidak boring, ngedumel, dan tertarik dengan adegan actionnya.

Seperti yang selalu terjadi pada penggarapan film – film Twilight sebelumnya, dimana film Twilight 1 dan 2 selalu berganti – ganti sutradara, maka di film ketiga ini, sutradara spesialis film – film horror thriller asal Inggris, David Slade, ditunjuk untuk mengkomandani film ini. Sebelumnya, Slade berhasil menunjukkan taji nya di Hollywood sebagai spesialis film – film horror thriller menegangkan lewat kedua buah filmnya, yaitu Hard Candy dan juga horror thriller vampir 30 Days of Night. Terbukti, kedua film tersebut sukses membuat jantung penonton dag dig dug, disukai para kritikus, serta mendapat hasil Box office yang lumayan bagus. Lewat portofolio 2 buah film itulah, akhirnya Summit Entertainment mendekati Slade untuk menjadi sutradara film Eclipse ini. Slade yang sebelumnya pernah bersumpah untuk tidak mau menggarap seri Twilight akibat ketidaksukaannya terhadap seri tersebut, terpaksa harus menelan sumpahnya tersebut bulat – bulat setelah didekati secara intensif oleh Summit dan juga pengarang novel Twilight Series, Stepehenie Meyer, yang merupakan fans berat Slade karena sering menggarap video clip grup band kesayangan Meyer, yaitu Muse. Akhirnya, Slade pun tidak kuasa untuk menolak tawaran super menggiurkan dari Summit dan Meyer, sehingga iapun menerima proyek ini. Selain penambahan bujet produksi menjadi US$ 70 juta, pemeran Victoria, Rachelle Lefevre pun diganti dengan aktris Bryce Dallas Howard.

Syuting dilakukan secara bersamaan dengan syuting seri kedua The Twilight Series, yaitu New Moon. Hal ini dikarenakan jadwal edar Eclipse sudah dipatok duluan oleh Summit Entertainment, yaitu pada 30 Juni 2010. Hal ini diharapkan bisa membuat filmnya menjadi lebih laku lagi ketimbang film – film Twilight sebelumnya karena dirilis pada saat musim libur semua remaja di seluruh dunia. Faktor bahwa Eclipse merupakan film Twilight pertama yang akan dirlis pada teater IMAX pun menjadikan para petinggi Summit Entertainment yakin, bahwa keberhasilan film ini akan bisa melampaui keberhasilan kedua film Twilight sebelumnya. Produksi film ini sudah berjalan sejak Februari 2009 dan terus berjalan hingga 29 Oktober 2009. Proses persiapan produksi hingga selesai syuting memakan waktu yang lama akibat syuting Eclipse berjalan bersamaan dengan syuting New Moon. Hal ini diakui oleh para pemeran Twilight Series sebagai proses syuting yang melelahkan akibat menjalani syuting 2 film secara bersamaan, tapi juga dikatakan sebagai syuting yang menyenangkan oleh para cast dan crew nya. Proses post production film ini baru dimulai pada November 2010 dan Slade mangatakan bahwa proses post production berjalan lancar tanpa hambatan.

Sinopsis film ini sebagai berikut. Victoria ( Howard ) adalah vampir wanita kejam yang memiliki kekasih sesama vampir jahat bernama James. James tewas di tangan keluarga Cullen ( dibunuh oleh Jesper dan Edward ) akibat memburu seorang wanita manusia biasa bernama Bella Swan ( Stewart ). Karena itulah, Victoria memiliki dendam kesumat terhadap Bella dan bersumpah untuk membunuh Bella suatu saat. Bahkan, Victoria pun sering meneror Bella ( yang saat itu sedang ditinggal pergi oleh Edward ) di Forks dalam seri kedua Twilight, yaitu New Moon. Beruntung, Bella dilindungi oleh werewolf Jacob Balck ( Lautner ) yang menaruh hati padanya dan geng werewolf nya, The Wolf Pack. Mereka melindungi Bella sekaligus melindungi Forks dari ancamanan makhluk apapun yang berusaha untuk menyerang kota kesayangan mereka. Kini, setelah semua kondisi yang terjadi di Forks dirasa aman dan juga Bella selalu dilndungi oleh Edward agar tidak diteror oleh Victoria, terjadi pembunuhan misterius yang terjadi di Seattle. Selain itu, Alice Cullen ( Greene ) yang memiliki kemampuan untuk melihat masa depan pun mendapatkan pengelihatan bahwa Victoria akan kembali untuk membunuh Bella dengan membawa bala bantuan berupa tentara vampir jenis baru ciptaan Victoria. Di saat bersamaan, Edward pun bertunangan dengan Bella tanpa diketahui Jacob. Melihat bahwa ancaman Victoria semakin dekat, keluarga Cullen pun berani pasang badan untuk melindungi Bella. Tak cuma itu, The Wolf Pack pun juga ikut bergabung dengan keluarga Cullen dengan tujuan untuk mengamankan Forks dan wilayah sekitarnya dari serangan vampir ganas jenis baru pimpinan Victoria dan tangan kanannya, Riley ( Samuel ) tersebut. Jesper yang diam – diam ternyata memiliki masa lalu kelam dan ahli dalam mengenal sifat dan gaya tarung vampir jenis baru inipun akhirnya bertindak sebagai pelatih bagi para anggota keluarga Cullen dan juga The Wolf Pack agar bisa menghadapi vampir – vampir ganas tersebut. Akhirnya, misi pun dijalankan dengan 2 strategi, yaitu memancing para vampir baru tersebut agar mau bertarung dengan keluarga Cullen dan The Wolf Pack di tanah lapang di wilayah Forks, dan strategi kedua adalah dengan mengamankan Bella di sebuah pegunungan bersalju dengan pengawalan dari Jacob, Edward, dan juga werewolf muda, Seth Clearwater. Secara tidak sengaja, Jacob mendengar perbincangan Edward dan Bella tentang pertunangan mereka dan Jacob pun menjadi sedih serta berusaha untuk membunuh dirinya dengan ikut terlibat dalam medan peperangan di lapangan terbuka bersama The Wolf Pack dan keluarga Cullen. Melihat hal itu, Bella pun sadar bahwa ternyata dirinya pun juga jatuh cinta dengan Jacob dan membujuk Jacob dengan ciuman cinta agar Jacob mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Jacob yang sudah terlanjur sakit hati pun tetap berkeras untuk memilih bunuh diri ketimbang melindungi Bella di pegunungan bersalju tersebut. Akhirnya, hanya tersisa Edward dan Seth yang melindungi Bella. Parahnya, Victoria pun ternyata berhasil mengendus keberadaan Bella. Lalu, bagaimana dengan akhir pertempuran seru di lapangan terbuka tersebut? Apakah Bella akan terbunuh? Dan pertanyaan terbesarnya adalah, siapakah yang akan dipilih Bella untuk menjadi cinta sejatinya? Di luar itu semua, keluarga vampir yang paling berkuasa di muka bumi ini, Volturi, diam – diam mengawasi kejadian pertempuran paling unik di muka bumi ini dari balik layar ketimbang ikut membantu Bella dan kawan – kawan.

Sebagai sebuah film yang diangkat dari novel terkenal, serta tentunya merupakan kisah ketiga dari 4 seri Twilight, maka bisa dipastikan, film Eclipse ini tentunya akan ditunggu – tunggu oleh para fans nya. Tak Cuma itu, strategi jitu Summit Enterteinment untuk mengajak David Slade bergabung dalam film inipun juga tergolong briliant. Dengan diajak bergabungnya Slade, maka diharapkan seri ketiga Twilight yang memang memiliki tema yang suram, tegang, serta seru akibat terjadinya pertempuran antara Vampir jenis baru melawan gabungan keluarga Cullen dan The Wolf Pack ini akan menarik minat kaum adam. Seperti yang kita ketahui, para pria yang menonton seri sebelumnya, yaitu Twilight dan The Twilight Saga : New Moon, mayoritas tidak menyukai kedua film tersebut akibat filmnya yang berjalan lambat, mendayu – dayu, dan miskin adegan action horror thriller. Kali ini, dengan ditariknya David Slade ke kursi sutradara, Summit yakin, bahwa film Eclipse ini akan lebih laku ketimbang 2 film sebelumnya karena faktor akan adanya adegan action thriller horror yang pastinya bisa menarik minat lebih banyak pria agar mau menonton film ini untuk menemani kekasihnya atau gebetannya di bioskop dan dengan harapan mereka akan terhibur dan puas dengan hal tersebut.

Jadwal rilis film inipun tergolong tepat. Dirilis ketika tengah tahun, bertepatan dengan libur sekolah anak – anak remaja, maka bisa dipastikan, target pangsa pasar film ini, yaitu membidik anak – anak remaja agar mau menonton film ini, bisa tercapai dengan baik. Summit yakin, dengan diputarnya Eclipse pada musim liburan di tengah tahun seperti ini, maka ada kemungkinan bahwa hasil Box office film Eclipse bukan tidak mungkin bisa mengalahkan hasil Box Office kedua film sebelumnya karena faktor bisa menggaet jumlah penonton remaja lebih banyak pada musim liburan tengah tahun seperti ini.

Pemilihan aktris Bryce Dallas Howard sebagai Victoria pun tergolong sebagai pilihan yang tepat untuk mendongkrak popularitas film Eclipse ini. Seperti yang sudah kita ketahui, putri dari sutradara terkenal, Ron Howard, ini adalah aktris muda yang cukup bersinar bintangnya akhir – akhir ini. Sempat bermain dalam beberapa film terkenal, seperti The Village, Lady in the Water, Spiderman 3, serta Terminator Salvation, aktris cantik ini pastinya akan menjadi daya tarik tersendiri dalam film ini. Dengan didukungnya film ini oleh para aktor dan aktris yang memang sudah menjadi icon The Twilight Saga, seperti si ganteng Robert Pattinson, si macho Taylor Lautner, aktris cantik Kristen Stewart, dan masih banyak dukungan bintang – bintang Twilight series sebelumnya seperti Kellan Lutz, Ashley Greene, Peter Facinelli, Jackson Rathbone, dan masih banyak bintang pendukung Twilight Series lainnya, pastinya akan membuat film ini akan begitu ditunggu oleh banyak fans nya di seluruh muka bumi ini.

Selain berbagai hal penunjang kesuksesan film ini sudah saya beberkan, maka kali ini, mari kita lihat beberapa point minusnya. Pertama, pemilihan David Slade sebagai sutradara Eclipse memang tergolong jitu dalam hal menghidupkan suasana seru serta creepy film ini. Di sisi lain, pengarahan Slade dalam setiap filmnya cenderung suram, menegangkan, dan cenderung bisa menakut – nakuti para penontonnya. Hal inilah yang bisa menyebabkan para penonton wanitanya akan kurang menyukai film Eclipse ini akibat konten filmnya yang seram dan juga menakutkan. Memang cara ini ampuh untuk menarik kaum adam agar mau menonton film Eclipse ini, tapi di sisi lain, hal ini bisa menyebabkan ketakutan tersendiri bagi para penonton Twilight yang mayoritas adalah kaum hawa alias perempuan.

Kedua, pergantian pemeran Victoria, dari aktris Rachelle Lefevre, menjadi aktris Bryce Dallas Howard, pun menyebabkan sebuah kekhawatiran tersendiri, yaitu apakah Howard bisa memerankan dengan mantap sosok Victoria yang sebelumnya sudah dibawakan dengan sangat baik oleh Lefevre? Seperti yang kita tahu, Lefevre sudah memerankan dengan baik karakter Victoria lewat film Twilight dan New Moon. Dengan digantikan oleh Howard, ada kekhawatiran bahwa sosok Victoria tidak akan seganas, selicik, dan semenakutkan yang dibawakan oleh Lefevre. Imbasnya, penonton pun bisa tidak senang dengan hal ini jika Howard tidak secara serius memerankan tokoh Victoria. Apalagi, di seri ketiga ini, Victoria adalah sosok yang memegang peran kunci yang berniat untuk menghabisi karakter Bella. Selain itu, rumor yang beredar bahwa Summit Entertainment memecat secara sepihak Lefevre dan menggantikannya dengan Bryce Dallas Howard agar menaikkan gengsi film ini ( walaupun secara statement resmi dari Summit, mereka memecat Lefevre akibat bentrok jadwal syuting namun berita tersebut dibantah oleh pihak Lefevre ) bisa menjadi noda tersendiri yang bisa mencoreng nama baik The Twilight Saga, dalam hal ini, Eclispe.

Ketiga, dan ini bisa dikatakan merupakan nilai minus klasik yang sering terjadi pada film yang diangkat dari sebuah novel, yaitu, apakah versi filmnya akan sebagus dan semenarik versi novelnya? Sering terjadi keluhan pada para penggemar berat novelnya, dimana mayoritas, para fans novelnya sering tidak puas dengan hasil adaptasi filmnya. Hal ini tergolong wajar karena memang untuk mengadaptasi sebuah novel utuh ke dalam sebuah film, pastinya akan sangat sulit dan akan membutuhkan dana besar serta waktu yang tidak sedikit jika ingin diangkat dari novel seutuhnya. Akibatnya, satu – satunya cara agar versi novel bisa diangkat ke film adalah dengan memotong beberapa adegan tidak penting yang ada pasa novelnya. Sayangnya, tidak sedikit para penulis naskah filmnya justru memotong banyak adegan – adegan penting yang ada pada novelnya dan mengubah isi film tersebut, walaupun secara garis besar, cerita yang ada pada filmnya tetap sama dengan versi novelnya. Hal inilah yang sering membuat fans versi novel kecewa dengan hasil adaptasi filmnya. Hingga saat ini, hanya trilogy film The Lord of The Rings lah yang berhasil membuat film adaptasinya secara persis dengan novelnya, sehingga fans novelnya tetap senang dengan versi filmnya, sedangkan para fans versi filmnya, pastinya akan mencari trilogy novel The Lord of The Rings tersebut. Akibatnya, fans The Lord of The Rings pun semakin bertambah dari waktu ke waktu, akibat proses ekesekusi filmnya yang tergolong baik dan brilliant. Tapi, jika dalam kasus cerita novel berbeda jauh dengan hasil adaptasi filmnya, sampai saat ini, hanya trilogy kisah detektif amnesia bernama Jason Borune ( The Bourne Identity, The Bourne Supremacy, The Bourne Ultimatum ) lah yang berhasil memikat para fans novel serta filmnya. Walaupun cerita dasar filmnya berbeda sekali dengan versi novelnya, namun dengan eksekusi yang rapi serta mantap ketika filmnya dibuat, toh fans novelnya tetap bisa menerima trilogy film The Bourne tersebut. Nah, khusus untuk Eclipse, bagaimanakah hasil akhirnya? Apakah akan semenarik versi novelnya, atau justru akan sehancur film Harry Potter and the Half Blood Prince tahun lalu yang dicap sebagai film adaptasi novel paling buruk untuk tahun lalu? Semoga saja tidak!!

Overall, diluar segala kontroversi yang terjadi selama proses pembuatan Eclipse, tetap, anda yang ngakunya adalah FANS BERAT seri Twilight, WAJIB untuk menonton film ini yang akan beredar pada tanggal 30 Juni 2010 di Indonesia ini, bertepatan dengan tanggal edarnya di Amerika. Bagi para pria yang diminta tolong pacar atau gebetan anda untuk menemani mereka menonton film ini, tak perlu manyun atau menggerutu dulu untuk menemani sang pujaan hati anda menonton film Eclipse ini, sebab Eclipse pastinya akan menjanjikan adean seru dan juga menegangkan selama filmnya diputar. Minimal, anda akan terhibur dengan adegan – adegan action serta ketegangan yang ada pada film ini. Ada baiknya pula, jika anda yang masih awam dengan seri Twilight tapi tertarik untuk menonton film ini, agar membaca terlebih dahulu novel Twilight, sehingga anda akan mengerti garis besar mengenai cerita The Twilight Saga tersebut, dan anda minimal siap untuk menonton Eclipse ini. So, akhir kata, selamat menonton.

Copyright : Alexander ”Ajay” Dennis

Trailer 1:


Trailer 2:

Jumat, 25 Juni 2010

Review Knight and Day


Review

Knight and Day ( 20th Century Fox_2010 )

Pemain : Tom Cruise as Roy Miller
Cameron Diaz as June Havens
Peter Saarsgard as Agent Fitzgerald

Sutradara : James Mangold

Rilis =

· 23 Juni 2010 ( Amerika Serikat )

· 23 Juni 2010 ( Main di Bioskop Indonesia )

A

pa jadinya, jika anda adalah seorang perempuan yang selalu kurang beruntung dalam urusan percintaan, kemudian bertemu dengan seorang pria tampan yang ramah dan gentleman dan ternyata, dia satu penerbangan dan satu pesawat pula dengan anda? Lebih hebatnya lagi, sang pria memperkenalkan dirinya kepada anda tanpa basa basi. WAW!!! Lebih berbunga – bunga lah anda, wahai wanita yang beruntung. Tapi, apakah anda tetap akan berkencan dengannya, jika anda mengetahui, bahwa, pria tersebut, adalah, SEORANG MANTAN MATA – MATA AMERIKA YANG SEDANG DIINCAR OLEH SEMUA PIHAK, BAIK PENEGAK HUKUM MAUPUN PARA PENJAHAT?? Nah loh. Ini dia yang menjadi bumbu menarik dan kocak dari film terbarunya Cameron Diaz dan Tom Cruise arahan sutradara peraih 9 nominasi Oscar, James Mangold, berjudul Knight and Day. Ya. Film yang bergenre action adventure comedy romance ini, merupakan salah satu film yang terdapat pada parade Summer Movies tahun ini yang cukup ditunggu – tunggu oleh khalayak ramai. Betapa tidak?? Ada nama aktor beken Tom Cruise serta aktris cantik Cameron Diaz di dalam film tersebut, dan juga, trailer promosi film ini tergolong seru dan mampu memancing keingintahuan penonton terhadap filmnya.

Proyek film ini sebenarnya sudah dilampu-hijaukan oleh Fox sejak lama. Ketika itu, draft awal naskah film ini ditulis oleh Patric O’Neill. Sempat mengendap lama, naskah film ini akhirnya ditulis ulang oleh banyak pihak, seperti Scott Frank, kemudian Dana Fox, Laeta Kalogridis, Ted Griffin & Nicholas Griffin, serta direvisi oleh Timothy Dowling dan revisi terakhir dilakukan oleh Simon Kinberg dengan masukan – masukan dari sang sutradara, James Mangold.

Untuk pemilihan pemain pun prosesnya juga sama ribetnya. Dimulai dari pasangan Chris Tucker dan Eva Mendes yang didaulat untuk bermain di film ini walaupun akhirnya batal, kemudian komedian Adam Sandler yang batal ikut bergabung setelah melihat naskahnya, sampai actor macho Gerard Butler pun batal bergabung di film ini. Setelah mengendap tak jelas, film ini akhirnya dilirik oleh Tom Cruise yang sedang mencari sebuah film spionase sebagai proyek film terbarunya. Sony Pictures sempat membuatkan film ekslusif bagi Tom Cruise berjudul Salt. Para petinggi proyek film spionase The Tourist pun juga membidik Tom Cruise agar mau menjadi peran utama di film tersebut. Sayang, Tom akhirnya lebih memilih untuk bermain di film Knight and Day ini ketimbang 2 proyek film lainnya. Salt dan The Tourist pun akhirnya disambar oleh aktris Angelina Jolie. Tom Cruise masuk, Cameron Diaz juga langsung masuk sebagai pendamping Tom Cruise. Sebelumnya, mereka berdua sempat beradu akting dalam film Vanilla Sky 8 tahun lalu. Mereka berpendapat bahwa pertemuan mereka berdua dalam 1 film untuk kedua kalinya ini membuat suasana syuting menjadi lebih akrab dan mereka sudah mengerti kinerja satu sama lain, sehingga lebih mudah untuk bekerja sama kembali dalam film ini. Tak cuma itu, stunt coordinator film inipun mengatakan kepada pers bahwa hampir semua adegan stunt berbahaya yang terdapat dalam film ini dikerjakan sendiri oleh Cruise dan Diaz tanpa bantuan pengganti stuntman dan stuntwoman. Adegan action kejar – kejaran dan tembak – tembakan diatas sebuah motor yang sedang melaju kencang pun juga merupakan ide asli dari Cruise dan Diaz, sehingga membuat Mangold menjadi kagum dengan aktor dan aktris tersebut.

Film ini berkisah tentang seorang wanita yang selalu mengalami ketidakberuntungan dalam hidupnya bernama June Havens ( Diaz ). Bahkan untuk menghadiri pernikahan sang kakak pun di luar kota, June harus dipindah jam penerbangan akibat sudah fully booking. Tapi, tak selamanya ketidak beruntungan selalu mengikuti June. Buktinya, dia berkenalan dengan seorang pria ganteng, charming, dan gentleman bernama Roy Miller ( Cruise ). Ketika sedang berkenalan dan June pamit sebentar untuk ke kamar kecil, Roy dikeroyok oleh orang – orang asing yang ada di pesawat tersebut. Dengan mudah Roy menghabisi orang – orang tersebut dan menyelamatkan June dari kecelakaan pesawat. Masih bingung dengan keadaan yang menimpanya, June pun akhirnya dijemput paksa oleh para agen FBI dan memberikan keterangan pada June bahwa Miller ternyata adalah mata – mata Amerika yang mendadak menjadi pengkhianat negara ketika sedang menjalankan sebuah misi penting di luar negeri. Untungnya June diselamatkan ( lagi ) oleh Roy. Ketika akhirnya Roy berhasil memaksa June untuk mengikutinya, Roy pun menceritakan tentang misi yang sedang diembannya dan kenapa dia sampai dikejar – kejar oleh pihak pemerintah. Roy sedang menjalankan sebuah misi untuk melindungi sebuah baterai berkekuatan super dan juga memiliki energi tanpa batas bernama Zephyr. Baterai tersebut diciptakan oleh seorang pemuda jenius bernama Simon Feck dan sudah menjadi kewajiban Roy juga untuk melindungi sang anak muda tersebut dari tangan – tangan orang jahat yang berusaha untuk merebut Zephyr maupun sang pemuda tersebut. Ketika bertugas, Roy yang dibantu oleh rekannya, Agent Fitzgerald ( Saarsgard ), mengetahui bahwa Fitzgerald ternyata berusaha untuk mengkhianati Roy guna mendapatkan baterai tersebut dan menjualnya dengan harga tinggi ke tangan seorang penjahat kelas kakap bernama Antonio ( Mola ). Roy yang mengetahui akal bulus Fitzgerald pun membawa kabur baterai tersebut dan menyembunyikan Feck ke tempat yang aman. Roy pun juga harus melindungi June karena June juga diincar oleh FBI dan Fitzgerald karena dianggap bersekongkol dengan Roy, serta karena alasan simple lainnya, ROY JATUH CINTA DENGAN JUNE!! Maka dimulailah petualangan mereka berdua untuk melindungi Feck dan juga baterai tersebut dari tangan orang – orang jahat. Namun tanpa sengaja, June mengetahui kenyataan pahit lainnya, bahwa Roy ternyata adalah pengkhianat sesungguhnya yang berusaha untuk menjual baterai tersebut ke tangan Antonio. Tapi hati kecil June mengatakan bahwa kelihatannya tidak mungkin Roy adalah pengkhianat sesungguhnya. Lalu, bagaimana dengan ending film ini? Apakah Zephyr, Feck, dan June bisa selamat dari tangan orang – orang jahat yang berusaha untuk membunuh mereka dan mendapatkan Zephyr? Dan, pertanyaan terbesarnya adalah, siapakah pengkhianat sesungguhnya? Apakah Roy, atau Fitzgerald? Well, untuk tahu lebih lengkapnya, tonton aja deh film action ini di bioskop – bioskop kesayangan anda di Indonesia. He3. XD.

Film ini menjanjikan adegan – adegan action tanpa henti yang super seru dan juga diselingi dengan humor – humor lucu di tengah – tengah adegan – adegan action keren tersebut. Dan, YA, hal tersebut benar adanya. Selama 110 menit, penonton akan disuguhi dengan adegan – adegan action yang cepat, seru dan juga terkadang diluar logika serta diselingi dengan humor – humor yang lucu. Semua hal yang dijanjikan di trailernya kepada para penonton yang sempat melihat trailernya benar – benar ditepati janjinya oleh cast and crew Knight and Day, sehingga penonton pasti puas dengan adegan – adegan action di film ini. Tak cuma itu, film inipun juga mengambil banyak latar belakang kota – kota yang indah yang menjadi setting cerita film ini. Pantai indah Karibia, Spanyol, Boston, dan masih banyak kota – kota indah lainnya di film ini berhasil ditampilkan di film ini sebagai pemanis.

Tapi sayangnya, ada beberapa hal yang mengganggu. Film ini sayangnya memiliki beberapa penyelesaian masalah yang terlalu cepat, terlalu simple, dan terlalu terburu – buru. Hal ini berlaku untuk adegan – adegan action serta ceritanya. Untuk adegan action, Adegan actionnya memang seru seperti yang telah saya sebutkan diatas, namun sayangnya simple dan cepat sekali, apalagi pas bagian endingnya. Film ini juga menyempilkan beberapa adegan – adegan action humor yang sudah sering dipakai oleh banyak film action sejenis. Misalnya, pas sedang adegan tembak – tembakan seru ditambah sedang dalam kondisi terkepung banyak musuh, masih sempat – sempatnya Roy dan June melakukan adegan ciuman hot. Well, adegan seperti sayangnya sudah banyak dipakai di film – film action humor lainnya, sehingga terkesan basi. Beberapa penjahat utama yang terlihat mantap, sangar, dan mampu menandingi Tom Cruise, dibuat mati dengan terlalu cepat dan mudah. Kasus ini mirip dengan film Iron Man 2 tempo hari, dimana para penjahat utama yang seharusnya bisa menambah greget seru film action tersebut, nyatanya mati dengan sangat mudah dan terkesan tanpa perlawanan. Hal inilah yang membuat penonton mengharapkan lawan yang sepadan bagi sang tokoh utama dan bakal terjadi adegan tarung super seru antara sang tokoh utama dengan penjahat utamanya, nyatanya dieksekusi dengan begitu gampang, sehingga membuat penonton kecewa. Sedangkan untuk ceritanya, sebenarnya film ini memiliki potensi cerita yang cukup bagus, apalagi melihat fakta bahwa film ini direvisi oleh banyak orang agar mendapat cerita yang mantap. Sayangnya, walaupun direvisi oleh banyak orang, ternyata kekuatan cerita di film ini justru terlalu ringan dan mudah ditebak oleh para penonton. Kelihatannya, revisi yang dilakukan oleh banyak orang tersebut justru berujung pada hasil yang nihil dan juga tidak ada gunanya. Bobot cerita di film ini terkesan kosong dan sudah basi karena sudah banyak digunakan oleh film – film sejenis. Yah, bisa dikatakan, bobot ceritanya sekosong film G.I Joe : The Rise of COBRA tahun lalu. Sebenarnya cerita pada film ini sempat mau dibikin twist plot, sehingga diharapkan akan menambah greget penonton untuk mengikuti ceritanya. Sayangnya, eksekusi twist plot tersebut terlalu kecepetan, terutama untuk membongkar siapa penjahat sesungguhnya.

Ada imbas lainnya ketika cerita berjalan serba cepat dan juga serba terburu – buru, yaitu penampilan tempat – tempat eksotisnya juga jadi terlalu cepat terlihatnya. Padahal, beberapa panorama indah yang terlihat di film ini bisa ditampilkan lebih banyak lagi oleh penonton, sehingga mereka bisa lebih mengagumi dan menikmati keindahan tempat – tempat yang menjadi lokasi cerita film ini. Sayangnya, penonton pun harus rela untuk menyaksikan sedikit saja keindahan lokasi – lokasi yang ada di film ini. Berbeda dengan The Karate Kid yang baru – baru ini keluar, sadar bahwa mereka tidak punya kekuatan di sector cerita, maka mereka menampilkan keindahan – keindahan lokasi yang ada pada filmnya secara maksimal. Dari sector special efek, sayangnya tidak dimaksimalkan dengan lebih baik lagi. Terbukti, efek CGI di film ini terlihat agak kasar dan kurang bagus, sehingga penonton bisa melihat mana adegan yang CGI dan mana yang tidak.

Dari sektor pemain, yang paling menonjol memang adalah Tom Cruise dan Cameron Diaz tentunya. Chemistry Cruise dan Diaz terlihat mantap di film ini. Cruise terlihat bermain lepas sebagai agen rahasia serius, ahli beladiri dan menembak, tapi bisa terlihat lucu secara bersamaan; sedangkan Diaz berhasil memerankan tokoh wanita kikuk, lugu, tapi memiliki semangat pantang menyerah untuk menjalani petualangan hidupnya. Well, pertemuan pertama Cruise dan Diaz di film Vanilla Sky tempo hari sedikit banyak berhasil membantu mereka agar bisa bermain lepas serta saling melangkapi satu sama lain di film ini. Kelihatannya Cruise pun juga makin nyaman dengan genre seperti ini, yaitu film action dibalut dengan humor segar. Tapi sayangnya, beberapa pemain pendukungnya tampil kurang meyakinkan, khususnya untuk aktor Peter Saarsgad yang bermain kikuk, kurang meyakinkan, dan kurang kejam untuk mengejar Roy. Aktor Jordi Mola yang sebelumnya tampil meyakinkan sebagai penjahat bengis dalam film Bad Boys 2, sebenarnya bisa tampil ok di film ini sebagai penjahat kelas kakap Antonio. Sayangnya porsi perannya terlalu sedikit, sehingga dia tidak bisa menampilkan sifat bengis Antonio secara utuh dan meyakinkan.

Overall, sebenarnya film Knight and Day adalah film yang bisa berpotensi lebih bagus, lebih menarik, lebih berbobot, dan juga lebih seru. Sayangnya, filmnya justru terlihat seakan – akan kurang darah ketika dieksekusi. Bisa dikatakan, kali ini sutradara James Mangold tampil kurang meyakinkan untuk mengarahkan film ini agar bisa menjadi film yang lebih baik lagi. Berbanding terbalik ketika dirinya dengan sukses mengarahkan film koboi 3:10 to Yuma menjadi sebuah film koboi seru, penuh greget, serta memiliki bobot cerita yang lebih baik daripada film Knight and Day ini. Kelihatannya, Mangold kali ini memang berniat untuk membuat film ringan menghibur semata saja tanpa perlu pusing memikirkan cerita yang berat. Pada dasarnya, film ini memang berhasil menghibur penonton sepanjang film ini berjalan. Secara tidak langsung, akibat cerita yang tanpa bobot, film ini justru berjalan lancar dan berhasil menghibur para penonton yang mengharapkan hiburan semata saja. Bisa dikatakan, score film ini sebenarnya bisa dikatakan seimbang dengan film action menghibur G.I Joe : The Rise of COBRA tahun lalu. Namun sayang, G.I Joe justru memiliki beberapa point positif yang lebih baik ketimbang Knight and Day, seperti tampilan CGI yang lebih baik, pertarungan antara penjahat utama dan tokoh utama dengan lebih greget dan lebih baik, serta memang dari awal sudah menjanjikan bahwa film G.I Joe akan kosong melompong dari segi cerita, berbeda dengan film Knight and Day yang sempat menjanjikan akan menjadi film dengan sebuah cerita berbobot dan bermutu. Pada akhirnya, akibat point – point tersebut, G.I Joe berhasil menang tipis disbanding Knight and Day. Tapi tenang saja, wahai anda para calon penonton Knight and Day. Anda tak perlu memusingkan cerita serta segala hal teknis yang ada pada film ini. Cukup anda membayar tiket, duduk, dan nikmati saja sajian action dan humor film berbujet US$ 95 juta ini. Toh, film ini mengalir lancar, ringan, serta tentunya, menghibur sekali. Cocok bagi anda yang memang mencari film ringan menghibur tanpa embel – embel cerita berat dan memusingkan, apalagi kalau anda sedang stress berat, atau sedang ingin mengajak keluarga anda menonton film ringan menghibur minggu ini. So, Knight and Day adalah film pilihan anda untuk anda WAJIB tonton minggu ini, terlepas dari segala kekurangannya. Just enjoy the show, audiences. He3. XD. Akhir kata, selamat menonton.

Point

Cerita = 5 / 10

Pemeran = 6 / 10

Kriteria khusus :

Action = 7 / 10

Special Efek = 5 / 10

Unsur Hiburan= 6 /10

Total = 6 / 10

Copyright : Alexander ”Ajay” Dennis

Trailer 1:


Trailer 2:

Senin, 21 Juni 2010

Review Toy Story 3


Review

Toy Story 3 ( Walt Disney Pictures / Pixar Studios_2010 )

Pengisi Suara : Tom Hanks as Woody

Sutradara : Lee Unkrich

Rilis =

  • 18 Juni 2010 ( Amerika Serikat )
  • 17 Juni 2010 ( Main di Bioskop Indonesia )

15 tahun sudah film animasi buah karya Walt Disney Pictures dengan Pixar Studios berjudul Toy Story beredar di bioskop – bioskop di Indonesia. Film kartun animasi ini merupakan sebuah film kartun yang mempelopori penggunaan teknik animasi CGI dalam pembuatan sebuah film kartun. Hasilnya? Akibat keberanian dan kebrilianan ide dari Disney dan Pixar ( akhirnya sering disingkat Disney / Pixar oleh banyak kalangan ) dalam menggarap sebuah film kartun dengan teknik animasi yang baru serta menggugah kepenasaran semua orang terhadap gaya animasi yang baru, film Toy Story berhasil meraih pendapatan sebesar US$ 361 Juta untuk peredarannya secara internasional dan juga nasional. Tak Cuma itu, Toy Story pun juga didaulat sebagai film kartun pertama yang berani untuk menampilkan sebuah gaya baru dalam pembuatan sebuah film kartun. Imbasnya, sekarang banyak bermunculan film – film kartun dengan menggunakan teknik CGI dan mulai meninggalkan teknik gambar 2 dimensi ( dikenal dengan istilah hand-drawn animation ) untuk pembuatan sebuah film kartun. Selain pembuatannya yang memakan waktu serta biaya yang lama, teknik animasi 2 dimensi dianggap sudah ketinggalan jaman di tengah – tengah perkembangan teknologi saat ini. Walaupun begitu, teknik pembuatan film animasi dengan gambar 2 dimensi tetap dipergunakan sampai sekarang ( khususnya untuk film – film animasi Jepang atau kerap disebut sebagai Anime ), walaupun jumlahnya yang masuk ke pasaran bioskop tergolong sudah tidak sebanyak dulu. Disney sempat mengembalikan nostalgia penonton terhadap film animasi bioskop 2 dimensi lewat film Princess and the Frog pada November tahun lalu dan tetap mendapat kesuksesan yang cukup bagus, baik dari segi kritik maupun segi pendapatan Box Office.

Proyek Toy Story pun tidak berhenti sampai disitu saja. Pada tahun 1998, film Toy Story 2 pun beredar dengan teknik animasi yang sama. Film inipun lebih berhasil, baik secara kualitas maupun secara Box Office, daripada film Toy Story pertama. Setelah Disney / Pixar mengeluarkan banyak film – film animasi baru serta bermutu dan juga sukses seperti Monster Inc., The Incredibles, Finding Nemo, Cars, Ratatouille, Wall – E, dan Up selama 10 tahun terakhir ini, Disney kembali tergelitik untuk mengangkat kembali nostalgia penonton terhadap seri Toy Story dengan menggarap sekuel kedua alias seri ketiga film Toy Story, yaitu Toy Story 3. Sebenarnya sempat beredar rumor perpisahan antara Disney dengan Pixar hingga membuat Disney terpaksa berencana untuk memproduksi Toy Story 3 dibawah bendera studio animasi Circle 7 Animation dan cerita tentang Toy Story 3 pun sempat dibuat oleh Jim Herzfeld. Namun rencana tersebut akhirnya kandas akibat terjadinya kesepakatan antara Disney dan Pixar ( dimana Disney akhirnya membeli Pixar Studios ) serta bangkrutnya Circle 7 Animation. Akibatnya, versi cerita Toy Story 3 buatan Herzfeld pun batal. Berita tentang pembuatan Toy Story 3 pun kembali didengungkan oleh Disney pada pertengahan tahun 2006, dan pada tahun 2007, semua staff mulai serius mengerjakan proyek ini. Tanggal edar film ini akhirnya ditetapkan pada summer 2010. Merasa bahwa proyek film ini merupakan sebuah proyek film bergengsi, maka hampir semua cast and crew dari seri Toy Story kembali untuk serius membuat film ini. Produksi sengaja dimulai dari jauh – jauh hari untuk mendapatkan dan mematangkan konsep cerita yang bagus bagi Toy Story 3 serta adanya kasus lucu sekaligus menyebalkan yang dialami oleh para tim animator Disney / Pixar, yaitu mereka tidak bisa membuka file original yang berisi tentang data – data gambar rancangan semua tokoh Toy Story. Akibatnya, tim animator harus mengulang kembali semua disain tokoh – tokoh Toy Story dari awal, yaitu melalui proses sketsa kasar, hingga didapat kembali rancangan asli para tokoh Toy Story sesusia dengan gambaran yang ada pada film Toy Story 1 dan 2.

Dari sisi casting, para pengisi suara tokoh – tokoh penting dari dwilogy Toy Story pun kembali untuk mengisi suara para boneka – boneka lucu dalam film ini. Tom Hanks yang mengisi suara mainan koboi Woody; Tim Allen yang mengisi suara mainan pahlawan luar angkasa Buzz Lightyear; serta Joan Cussack yang mengisi suara mainan koboi wanita Jessie pun kembali mengisi suara di film Toy Story 3 ini. Tak Cuma mereka, semua pengisi suara tokoh – tokoh pendukung seperti Mr and Mrs. Potato Head, Rex, Squeeze Toy Aliens, Sarge, dan masih banyak tokoh mainan lainnya dari dwilogy Toy Story pun kembali untuk mendukung kesuksesan film ini. Hanya pengisi suara tokoh Slinky Dog yang diganti. Dulu, Slinky diisi suaranya oleh Jim Varney. Tapi, karena Varney sudah meninggal pada tahun 2000 silam akibat kanker paru – paru, akhirnya peran Slinky Dog diberikan kepada teman baik Varney, yaitu Blake Clark. Disney menggunakan cara unik untuk merayu Tom Hanks dan Tim Allen serta John Ratzenberger agar mau kembali terlibat dalam proyek Toy Story 3 ini. Ketiga actor tersebut tidak dikirimi naskah lengkap filmnya, tapi, mereka diajak ke studio milik Disney / Pixar untuk melihat cerita utuh Toy Story 3 lewat gambar – gambar storyboard ( masih berupa konsep gambar ) yang ditampilkan disertai dengan sound effect, musik, serta beberapa contoh suara yang sudah diisi untuk masing – masing tokoh yang terlihat pada storyboard tersebut. Hanks, Allen, dan Ratzenberg pun langsung terpikat dengan cerita utuh Toy Story 3 tersebut dan mereka langsung menandatangani kontrak untuk menjadi pengisi suara di film Toy Story 3 ini. Dari balik layar, tokoh – tokoh penting serial Toy Story seperti John Lasseter, Andrew Stanton, Pete Docter, dan Lee Unkrich, juga turut kembali untuk menangani proyek bergengsi yang satu ini. Lee Unkrich pun ditunjuk sebagai sutradara film Toy Story 3 dan Michael Arndt ditunjuk sebagai penulis naskah, dengan tetap dibantu oleh Lasseter, Stanton, serta Docter dan Unkrich.

Film Toy Story 3 ini berkisah tentang Andy ( John morris ), sang pemilik mainan – mainan dari film Toy Story 1 dan 2, sudah menjadi remaja dan akan segera pindah menuju bangku kuliah. Mainan – mainan Andy seperti Woody, Buzz, Jessie, Mr and Mrs Potato Head, Slinky Dog, serta masih banyak mainan lainnya yang sudah tidak pernah dimainkan lagi oleh Andy, merasa rindu untuk dimainkan kembali oleh Andy. Ibu Andy, Mrs Davis, menginginkan agar Andy menyumbangkan saja semua mainan tersebut ke sebuah tempat penitipan anak bernama Sunnyside. Kalau tidak, semua mainan Andy akan dibuang atau ditaruh di loteng. Semua mainan, kecuali Woody, merasa bahwa mereka memang sudah tidak akan pernah dimainkan lagi oleh Andy. Andy pun memutuskan untuk menaruh di loteng semua mainan – mainan tersebut, kecuali Woody yang akan dibawa oleh Andy ke kampusnya. Ketika membantu sang adik berberes, mainan – mainan Andy yang akan ditaruh di loteng secara tidak sengaja ditinggalkan begitu saja. Mrs Davis pun mengira bahwa Andy sudah tidak memerlukan lagi mainan – mainan tersebut, sehingga membuang mainan – mainan tersebut. Woody yang mengetahui kesalahpahaman tersebut, membantu membebaskan para sahabatnya agar tidak diangkut ke tong sampah. Setelah bebas, mereka secara tidak sengaja terangkut ke kotak mainan yang akan disumbangkan ke Sunnyside. Terjadilah perdebatan seru antara Woody dan mainan lain yang menganggap bahwa Woody lebih special di hati Andy ketimbang mereka, sedangkan Woody berusaha mati – matian untuk menjelaskan kepada mereka bahwa semua itu salah paham dan Andy masih menyayangi mereka. Sayangnya semua sudah tidak percaya kepada Woody dan Woody pun memutuskan untuk kembali kepada Andy tanpa sahabat – sahabatnya. Mainan – mainan baru tersebut pun disambut dengan ramah oleh mainan Lotso Huggin Bear di Sunnyside. Ternyata Lotso merupakan mainan penipu yang membuat para mainan Andy ditempatkan di sektor mainan anak – anak balita. Tak ayal, semua mainan Andy tersebut pun menjadi hancur lebur dibuatnya oleh perilaku anak – anak balita tersebut. Ketika mereka hendak protes ke Lotso, mereka pun ditawan oleh Lotso serta memprogram ulang Buzz agar menjaga mainan – mainan Andy supaya tidak kabur dari Sunnyside. Woody yang berhasil kabur tapi secara tidak sengaja terbawa oleh seorang anak kecil yang merawat dan sayang terhadap mainan bernama Bonnie pun akhirnya mengetahui tentang keburukan yang terjadi di Sunnyside. Woody lalu bergerak untuk menyelamatkan para sahabat – sahabatnya dan mengajak mereka agar bisa kembali ke rumah Andy, sebelum Andy berangkat ke kampusnya. Berhasilkah mereka kabur dari Sunnyside dan kembali ke tangan Andy? Ya, supaya tau endingnya, tonton aja deh film animasi bagus yang satu ini. He3. XD.

Selama kiprahnya di dunia film animasi, Disney / Pixar selalu berhasil dalam 3 hal, yaitu menampilkan sebuah film kartun dengan musik yang indah, mutu gambar yang baik, serta cerita yang bagitu indah serta penuh makna dan bisa menjadi bahan perenungan bagi kita. Bahkan, untuk film dengan 80% berupa suara mesin dalam film Wall – E pun, mereka berhasil menyulap film tersebut menjadi film bagus penuh makna serta berhasil menyentuha hati para penonton serta kritikus. Begitu juga lewat film hit mereka tahun lalu, Up, yang sangat indah dalam hal warna dan teknik animasi, serta pesan cerita. Disney / Pixar memang selalu tidak main – main dengan setiap film animasi yang mereka produksi. Seperti yang pernah diutarakan oleh Pete Docter dalam salah satu suratnya kepada seorang fans film – film produksi Disney / Pixar, “Setiap cerita yang telah dibuat yang ada pada film animasi buatan Disney / Pixar pasti akan direvisi, direvisi, dan direvisi lagi agar mendapatkan sebuah naskah cerita film terbaik dan memiliki makna yang mendalam bagi setiap orang yang menontonnya.” ( Surat tersebut bisa dilihat di http://www.cinemablend.com/new/Seriously-Awesome-Letter-From-Pete-Docter-To-Pixar-Fan-19026.html ). Dan memang benar, Disney selalu berhasil dalam hal cerita yang mendalam dan berkesan. Lalu, bagaimana dengan film Toy Story 3 yang dikhawatirkan akan hambar dan basi dalam hal cerita? Jawabannya adalah BRILIANT! Ya, sekali lagi, Disney / Pixar berhasil menyulap sebuah film yang dikhawatirkan akan basi dan kurang bagus dibanding pendahulunya, menjadi sebuah film penuh makna dan juga bagus luar biasa dari berbagai sektor. Ketajaman animasi dan warnanya pun tetap solid, naskahnya tetap bagus, serta cerita dan isi pesan film ini begitu mengena di hati para penonton. Ilustrasi musiknya pun tetap menawan. Mari kita kupas satu persatu.

Dari sektor cerita, cerita tentang mainan Andy yang akan disumbangkan awalnya memang terkesan mengada – ada dan dipaksakan oleh pihak Disney. Tapi ternyata, Disney berhasil memberikan kejutan kepada para penonton lewat pengembangan cerita yang brilliant dan juga menarik. Dimulai dari cerita keseharian Andy bersama para mainan sejak kecil hingga beranjak remaja yang dituangkan dalam bentuk video documenter, ketika Andy beranjak remaja dan bingung untuk menentukan nasib para mainannya, kesalahpahaman Mrs Davis terhadap mainan – mainan milik Andy tersebut, petualangan para mainan di Sunnyside, misi melarikan diri dari Sunnyside agar bisa kembali ke rumah Andy, hingga ending conclusion nya yang mengisyaratkan bahwa kita, para penonton dan fans seri Toy Story, harus rela untuk berpisah dengan para mainan yang telah memberikan petualangan seru, menghibur, dan penuh makna selama 15 tahun ini. Eksekusi cerita berjalan lancar selama film berlangsung, hanya agak disayangkan agak sedikit bosan di bagian tengah. Tapi tenang, hal itu hanya berlangsung sebentar saja. Tempo ketegangan dan keseruan film ini kembali dinaikkan setelah sedikit kebosanan tersebut, hingga film ini berakhir. Penambahan beberapa sub plot seperti Buzz yang deprogram ulang hingga terjadi kesalahan teknis yang mengakibatkan Buzz berubah menjadi versi Spanyol untuk beberapa saat serta Jessie yang diam – diam jatuh hati terhadap Buzz pun cukup bagus, menghibur, dan juga menarik untuk diikuti. Khusus di sektor ending, film ini benar – benar memberikan ending yang manis, tapi juga terasa berat dan sedih.

Dalam hal pesan cerita yang ingin disampaikan oleh Disney / Pixar kepada para penontonnya, tim animasi jempolan tersebut tetap memberikan banyak pembelajaran dan makna bagi kita lewat film Toy Story 3 ini. Pelajaran tentang arti persahabatan dan kekeluargaan, saling memaafkan kepada sesama, rasa saling percaya satu sama lain, rasa saling berbagi, hingga pembelajaran kepada kita untuk menyayangi dan menghargai semua barang yang kita miliki ( dalam kasus Toy Story, menyayangi mainan milik kita ) pun berhasil disampaikan dengan baik oleh Disney / Pixar dan semua pesan cerita tersebut bisa ditangkap dengan mudah oleh anak – anak dan orang dewasa di sepanjang film ini. Disinilah letak nilai lebih Disney / Pixar dalam hal penyampaian pesan cerita, yaitu mudah ditangkap oleh banyak kalangan. Tak Cuma itu, Disney pun juga selalu berhasil untuk menciptakan sebuah film kartun dengan pesan cerita yang bisa dijadikan bahan perenungan bagi semua usia selepas mereka selesai menonton filmnya.

Dalam hal ilustrasi musik, Disney memang merupakan ahlinya dalam hal aransemen music background yang bagus, megah, serta cocok dengan setiap adegan yang ada pada setiap filmnya. Tak jarang, untuk beberapa adegan, ilustrasi musiknya bisa ikut menggugah hati kita, sehingga kitapun bisa menangis, tertawa, tegang, dan masih banyak reaksi alamiah kita yang terpancing oleh music background karya Disney. Dalam kasus Toy Story 3, hal itu tetap dipertahankan oleh tim musik Disney pimpinan Randy Newman dan berhasil memancing emosi penonton sesuai dengan adegan – adegan yang ada. Newman yang merupakan salah satu composer langganan film – film animasi Disney / Pixar seperti Toy Story 1 dan 2, Cars, Monsters Inc., A Bug’s Life, hingga Princess and the Frog ini kembali menunjukkan tajinya sebagai salah satu composer ternama favorit Disney / Pixar yang selalu berhasil menjalankan tugas mengkomposisi music background bagi setiap film kartun Disney yang diserahkan kepadanya.

Untuk teknik animasinya, Disney / Pixar yang merupakan pelopor bagi teknik animasi CGI yang maju seperti sekarang ini tetap memberikan yang terbaik bagi para penonton. Tim animasi Disney berhasil memberikan yang terbaik untuk sektor animasi CGI nya. Sayangnya, penggunaan teknik Disney 3D di film ini masih belum maksimal dan juga masih kalah hidup ketimbang How to Train Your Dragon. Hal ini menjadi sebuah kekurangan tersendiri dari film Toy Story 3 ini.

Overall, film Toy Story 3 tetap merupakan sebuah film animasi Disney / Pixar yang menawan serta berhasil dari berbagai sisi. Bonus film kartun pendek di awal sebelum filmnya mulai yang memang sudah menjadi tradisi Disney / Pixar, berjudul Day and Night pun juga memiliki cerita yang bagus dan unik, dimana Disney / Pixar menggabungkan konsep gambar animasi 2D dengan CGI dalam 1 screen. Hanya saja, saya harus katakan, film Toy Story 3 agak sedikit bosan ditengah dan kualitasnya sedikit menurun dibanding film Up tahun lalu yang sangat menyentuh hati dari awal hingga akhir film. Unsur kebosanan terhadap seri Toy Story pun mulai muncul di seri ketiganya ini. Selain itu, teknik animasi Disney 3D nya masih belum dirasakan secara maksimal oleh para penonton. Walaupun begitu, saya tetap menyarankan agar cerita Toy Story sebaiknya diakhiri dengan manis saja di seri yang ketiganya ini. Endingnya pun sudah mengindikasikan bahwa sudah berakhirlah cerita tentang para mainan milik Andy tersebut, dengan conclusion yang indah dan bahagia bagi semua pihak. Memang berat bagi kita, para fans film seri Toy Story, untuk mengucapkan kata perpisahan dengan seri ini, tapi sebaiknya, memang harus berakhir indah dengan manis seperti ini, agar film ini tetap dikenang sepanjang masa sebagai film animasi terbaik yang pernah ada di muka bumi ini. Diluar itu, saya berani bartaruh, bahwa tahun depan, pasti para juri Academy Award alias Oscar, akan pusing 7 keliling untuk menentukan film mana yang pantas untuk menjadi pemenang dalam kategori Best Animated Pictures akibat munculnya saingan terhadap film Disney yang tak kalah bagusnya, berjudul How to Train Your Dragon buatan DreamWorks Animation. Ya, seperti yang kita ketahui, Dragon pun juga sukses luar biasa dalam hal kritik dan pendapatan Box office. Kualitas filmnya pun juga brilliant dan berhasil di berbagai sisi. Tapi, dengan berat hati, saya memilih menjagokan Dragon ketimbang Toy Story 3 sebagai pemenang Oscar tahun depan. Saya melihat, akibat teknik animasi CGI nya yang begitu memukau serta unsur fresh nya serta chemistry dan juga kualitas filmnya yang lebih bagus sedikit ketimbang Toy Story 3 lah yang membuat saya lebih menjagokan Dragon agar menang di Oscar tahun depan. Walaupun begitu, tetap, kita akan dibuat penasaran dengan hasil Oscar tahun depan. So, we’ll wait and see. He3. XD. So, bagi anda yang memang fans sejati seri Toy Story atau Disney / Pixar, atau sedang mencari film penuh makna yang cocok bagi keluarga anda, atau sedang ber-weekend ria dengan kekasih atau sahabat atau teman anda ( gebetan juga boleh loh. He3. XD ), anda WAJIB untuk menonton film ini. Akhir kata, selamat menonton.

Point :

Cerita = 8 / 10

Pengisi Suara = 8 / 10

Kriteria khusus :

Humor = 8 / 10

Animasi = 7 / 10

Pesan Cerita = 9 / 10

Total = 8 / 10

Copyright : Alexander ”Ajay” Dennis

Trailer 1:

Trailer 2:

Jumat, 04 Juni 2010

Preview Sex and the City 2


Preview

Sex and the City 2 ( Warner Bros_2010 )

Pemain :

· Sarah jessica Parker as Carrie

· Kim Cattrall as Samantha,

· Cynthia Nixon as Miranda

· Kristin Davis as Charlotte

·

Sutradara : Michael Patrick King

Rilis :

· 27 Mei 2010 ( Amerika )

· 2 Juni 2010 (di Bioskop - Bioskop Indonesia )





L

ika – liku kisah kehidupan keempat wanita lajang dewasa yang sukses di New York dengan tambahan pameran barang – barang wanita mewah bermerk adalah inti cerita dari seri TV Sex and the City. Tayangan HBO yang sukses besar sampai berlanjut selama 6 musim ( season ) dengan jumlah episode sekitar 94 episode ini benar – benar berhasil menarik perhatian, khususnya kaum hawa untuk menikmati seri TV nya. Seri TV yang satu ini juga turut melambungkan ke 4 bintang utamanya, yaitu Sarah jessica Parker, Cynthia Nixon, Kim Cattrall, dan juga Kristin Davis.

Kesuksesan seri TV nya pun menggelitik HBO untuk membuat versi layar lebarnya. Akhirnya keluarlah versi layar lebarnya yang bertajuk Sex and the City : The Motion Picture pada tahun 2008 silam dan hasilnya, film ini secara mengejutkan sukses secara Box office dan juga berhasil melibas semua film – film saingannya. Tercatat, film berating R alias KHUSUS UNTUK DEWASA ini langsung menggebuk Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull dari tangga raja Box Office Amerika serta dengan sukses menenggelamkan film The Strangers pada minggu yang sama. Dengan strategi rilis yang tepat, seperti tanggal edar yang sepi dari pesaing dan juga fan base film ini yang sangat membludak serta strategi marketing seperti premiere party bareng fans dan juga para pemain Sex and the City, membuat film ini sukses besar secara komersial. Dengan total pendapatan mencapai US$ 152,6 juta untuk peredarannya di Amerika dan juga US$ 262,6 juta untuk peredarannya secara internasional sehingga total pendapatan keseluruhan mencapai US$ 415.2 juta, membuat para produser film ini langsung melampu-hijaukan sekuel film Sex and the City ini, dan sekarang, hadirlah, film Sex and the City 2. Dengan marketing campaign yang sama, apakah film ini tergolong sukses seperti pendahulunya?

Sebelum menilik film ini lebih jauh, mari kita lihat dulu sinopsis filmnya. Filmnya masih mengisahkan 4 sahabat wanita dewasa yang sukses di New York dengan masing – masing kesulitan yang mereka alami. Ke empat tokoh sentral film ini adalah Carrie Bradshaw (Sarah Jessica Parker) yang merupakan seorang penulis pada majalah VOGUE serta mantan jurnalis pada sebuah Koran bernama The New York Star; Samantha Jones (Kim Cattrall) yang merupakan seorang public relations handal; Charlotte York Goldenblatt (Kristin Davis) yang bekerja sebagai ibu rumah tangga serta mantan art dealer, dan Miranda Hobbes (Cynthia Nixon) yang berprofesi sebagai seorang pengacara sukses di New York. Permasalahan yang mereka alami rata – rata adalah permalashan yang sering terjadi pada dunia wanita : Mulai dengan isu seputar belanja barang mewah, kehidupan sex mereka, sampai persahabatan mereka. Dalam film yang kedua ini, muncul permasalahan – permasalahan baru, seperti Carrie yang kembali tergoda oleh Aidan, mantan kekasih dan juga tunangannya akibat kehidupan pernikahannya dengan Mr. Big yang dirasa agak hambar, kompleksitas kehidupan pernikahan Charlotte dan Miranda yang rumit tapi juga menarik dan unik, affair baru Samantha dengan seorang sheik dari Arab yang akhirnya membawa ke empat sekawan tersebut berlibur ke Abu Dhabi, perbedaan kultur keempat sekawan tersebut di Abu Dhabi, dan lain sebagainya. Tak lupa, di film kedua ini, akan dibeberkan flashback kisah persahabatan ke 4 sekawan wanita karier sukses di New York ini.

Jangan remehkan kekuatan film ini. Film Sex and the City yang pertama berhasil meraih pendapatan sebesar US$ 415,2 juta untuk peredarannya secara internasional dan juga secara lokal; dan hebohnya lagi, tiket pertunjukkan film Sex and the City 2 pun sudah bisa dibeli secara pre sales di beberapa situs internet pembelian tiket terkemuka sejak 6 minggu sebelum filmnya dirilis dan mendapat antusiasme yang sangat bagus dari para fansnya. Tak Cuma itu, tiket premiere + pre party film ini yang seharga US$ 70 nya pun juga laris manis terjual ( berita lengkap bisa dilihat di link ini : http://movies.yahoo.com/feature/movie-talk-would-you-pay-70dollars-to-see-sex-and-the-city-2.html ). Strategi yang hampir mirip seperti film Sex and the City 1 ini pun kembali digunakan oleh pihak studio untuk menarik penonton agar mau menyaksikan film ini.

Film ini didukung oleh semua pemain serta crew dibalik layar yang sama dengan seri pertama film Sex and the city serta crew yang terlibat dalam seri TV nya. Ditambah, kehadiran bintang – bintang serta penyanyi beken seperti Mariah Carey, Liza Minnelli, serta mantan bintang cilik jebolan Disney Channel, yaitu Miley Cyrus, membuat film ini menjadi semakin meriah saja. Dengan amunisi tersebut, diharapkan para fans akan tetap setia untuk menyaksikan film kedua Sex and the City ini, serta bagi para penonton yang masih baru dengan seri Sex and the City, diharapkan agar menjadi fan setia Sex and the City untuk ke depannya.

Amunisi yang tak kalah pentingnya pada film Sex and the City 2 ini adalah pameran barang – barang terbaru, mewah, cool, dan juga branded terkenal yang diperlihatkan secara intens dan juga dipakai oleh para pemainnya di film ini. Semua barang – barang branded terkenal terbaru, seperti HP, Apple MAC, BlackBerry, Mercedes-Benz: E-Class Cabriolet, majalah Vogue, Sky Vodka, L’Oreal, Starbucks, Dior, Manolo Blahnik, Louboutin, Burberry, Tiffany and Co., Louis Vuitton, Chanel, Dior, Hermès, Versace, Gucci, Vera Wang, Oscar de la Renta, Nike, Adidas, dan masih banyak barang branded terkenal lainnya dipajang di film ini. Hal inilah yang sangat ampuh menarik para kaum hawa khususnya supaya mereka mau untuk menonton seri dan juga film Sex and the City. Hasilnya?? strategi tersebut tergolong berhasil menjaring para kaum hawa yang suka dengan barang – barang branded terkenal. Sekalipun bagi mereka yang tidak mengenal seri Sex and the City sebelumnya, mereka tetap tergoda untuk mau menyaksikan seri dan juga filmnya akibat barang – barang branded terbaru pasti dipajang di film ini. Lebih kerennya lagi, film ini juga mendapat banyak sponsor resmi dari para barang – barang branded mahal tersebut agar barang mereka bisa dipromosikan secara gratis lewat film dan juga seri TV paling heboh saat ini.

Kekurangan film ini sebenearnya cukup banyak. Tapi, kekurangan utama dalam film ini adalah, sebenarnya cerita Sex and the City sudah tidak bisa digali lebih dalam lagi. Semua konflik yang ada dalam film kedua ini sebenarnya hanya dipanjang – panjangkan saja oleh pihak HBO, sehingga terlihat seperti masih ada cerita untuk film kedua supaya bisa dirilis ke publik. Selain itu, kelihatan sekali kalo HBO benar – benar berusaha untuk mengeruk laba semata di film kedua ini. Dengan tidak adanya konflik baru serta bobot cerita yang menarik di film Sex and the City 2 ini dan lebih menjual pameran barang – barang terkenal ketimbang kualitas dan bobot cerita, semoga saja para fansnya tidak bosen untuk menyaksikan film kedua Sex and the City ini.

Overall, film Sex and the City 2, mau tak mau tetaplah menjadi film yang WAJIB ditonton, KHUSUSNYA bagi anda wanita metrosexual, fans seri dan film Sex and the City pertama, serta bagi anda yang orangnya sangat branded minded. Film ini pastinya tetap akan menampilkan kemewahan serta keindahan barang – barang serta tempat – tempat eksotis yang pastinya akan memanjakan dan memuaskan mata dan dahaga anda terhadap pameran barang – barang mewah dan lokasi – lokasi eksotis tersebut. Branded – branded terkenal yang tak segan untuk menampilkan produk – produk baru mereka untuk dipajang disini, pastinya membuat film ini menjadi lebih meriah. So girls, if you wanted to watch a fashionable movies, full with a lot of branded things, these movie is your ABSOLUTE choice for this week. For boys, er.., yeah, just accompany your girlfriend or girlfriends and try to work hard to get a lot of money to buy your girlfriend or girlfriends the branded things that was seen in this movie. Wakakakak. XD. Akhir kata, selamat menonton.

Copyright : Alexander ”Ajay” Dennis

Trailer 1:

Trailer 2: