Jumat, 31 Juli 2009

Review film UP


UP (Walt Disney & Pixar Studio_2009 )
Pengisi Suara :

Edward Asner as Carl Fredricksen
Christopher Plummer as Charles Muntz
Jordan Nagai as Russell


Sutradara : Pete Docter

Rilis =
• 29 Mei 2009 ( Amerika )
• 26 Juli 2009 ( Advanced Screening bagi kalangan terbatas d Indonesia ) 
• 29 Juli 2009 ( Di Bioskop – Bioskop Indonesia ) 

        Ketika pertama kali melihat trailer UP sekitar bulan Desember 2008 lalu, saya cukup pesmistis dengan film. Gimana enggak ? Film yang trailer nya saya lihat dan saya download lewat YouTube dengan durasi 48 detik saja, dimana gambarnya hanya berupa rumah terbang dengan ribuan balon dengan tulisan UP : The Adventure Begins May 29, 2009 ini menyisakan tanda tanya untuk saya. Saya tidak ada gambaran akan seperti apa film Disney / Pixar yang satu ini. Apalagi, waktu itu, saya masih terkesima berat lewat film Disney / Pixar yang mendapat banyak pujian di tahun 2008 itu, apalagi kalo bukan Wall – E. Setelah sibuk mencari kesana kemari tentang info film UP ini, yang saya dapatkan hanyalah seorang kakek tua nyang bertualang dengan rumah balonnya. Hanya itu saja ? Sampai pada akhirnya, saya mulai mendapat sedikit titik terang tentang film ini lewat TV Spot ( iklan TV ) Super Bowl 2009 pada bulan Februari kemarin. Walaupun sudah mendapat sedikit titik terang, saya pun masih ragu, apa tetap film ini akan sebagus dan se-spektakuler Wall – E ?
        Sampai pada akhirnya perilisan film tersebut di Amerika Serikat tanggal 29 Mei 2009, setelah saya lihat Critic Review nya, rata – rata para kritikus film Amerika pun memberi rating A untuk film, bahkan, krikitus film nyentrik tapi paling sadis di Amerika, Roger Ebert, pun tanpa ragu memberi nilai A ( 4 bintang dari 4 bintang yang ada ) untuk film ini. WOW. Saya pun terkesima dan mulai bersiap – siap untuk menyambut kehadiran film ini di Indonesia. Walaupun sempat kecewa akibat perilisan film ini yang ditunda sampai tanggal 29 Juli di Indonesia ini, tapi tetap semangat saya tidak pernah surut untuk menunggu menonton film ini di Bioskop Tanah Air kita ini. Sampai akhirnya, saya memenangkan kuis untuk Advanced Screening 3D film ini bagi kalangan terbatas di studio EX XXI hari Minggu tanggal 26 Juli jam 09.30 pagi kemarin dan ternyata hasilnya.....................WOW. ANOTHER BIG SURPRISE FROM DISNEY / PIXAR !!
        Yap. Ini film memang saya katakan luar biasa. Ceritanya memang sederhana, tentang kakek kesepian bernama Carl Fredricksen ( Asner ) yang berniat untuk melakukan petualangan sekaligus mewujudkan impian istrinya, Ellie yang meninggal dunia terlebih dahulu sebelum bisa memenuhi impiannya bertualang dan memiliki rumah di sebuah tebing di daerah bernama Paradise Falls. Tanpa disangka, Carl mendapat teman bantuan berupa seorang bocah laki – laki berseragam pramuka bernama Russell ( Nagai ) dan mereka pun akhirnya bertualang bersama serta mendapat kejutan – kejutan seru selama mereka bertualang serta bertemu dengan Charles Muntz ( Plummer ), seorang petualang yang merupakan idola bagi Ellie dan Carl ketika mereka masih kecil, yang terobsesi untuk memburu dan membawa seekor burung aneh di daerah Paradise Falls tersebut secara hidup – hidup untuk dipetontonkan di khalayak umum di kota.
        Film Disney / Pixar yang satu ini berhasil menaik turunkan emosi penonton. Misalnya ketika adegan Carl dan Ellie menikah, kemudian ingin mempunyai anak tapi tidak bisa ( kemungkinan akibat Ellie memiliki penyakit yang menyebabkan dia tidak bisa hamil ), Carl menyemangati Ellie lagi sampai mereka akhirnya kembali bahagia, sampai akhirnya meninggalnya Ellie akibat suatu penyakit dan meninggalkan Carl sendirian untuk menjalani hidup ini. Adegan – adegan tersebut tidaklah memiliki dialog, hanya berupa potongan – potongan adegan yang diiringi dengan lagu berjudul Married Life yang sangat indah, tapi juga di suatu point bisa menjadi sedih, gembira lagi, dan sedih lagi. Tetap, adegan – adegan yang lainnya pun juga membikin emosi kita naik turun secara konstan. Dari sisi pengisi suara, jelas tak usah diragukan lagi, semuanya sudah sesuai dengan kapasitas masing – masing karakter. Dari segi cerita, film ini pun memiliki kekuatan cerita yang tidak usah dibilang lagi kualitasnya, cerdas, pesan penuh makna, bermutu, serta memiliki ke-konstanan dalam memainkan emosi penonton selama penonton menyaksikan film ini. Kita akan diajak tertawa, tapi di scene selanjutnya, kita diajak untuk sedikit berpikir dan mungkin sedikit tersentuh akibat adegannya yang sedih. Animasinya pun terhitung cukup bagus menurut saya, walaupun jika misalnya anda menonton versi 3D-nya, mungkin anda akan sedikit kecewa karena versi 3D nya, saya tidak merasakan efek 3D nya. Mungkin yang terasa hanyalah tulisan Walt Disney di awal film sajanyalah yang terasa timbul dan kelihatan mau keluar dari layar bioskop dan saya rasa, hanya itu sajalah kekurangan terbesar dari film ini. Mungkin ada juga kekurangan lain seperti tema dan pesan ceritanya yang mungkin tidak bisa dimengerti langsung oleh anak – anak kecil dan butuh penjelasan dari orang tuanya. Tapi, ya inilah Disney, studio animasi yang setiap animasinya memiliki serta lebih mengedepankan pesan cerita yang berbobot dan bermakna bagi kita semua (meskipun dalam animasinya yang menurut saya kurang memuaskan sekalipun, yaitu Meet the Robinsons ) serta bisa menjadi bahan diskusi bagi para anggota keluarga setelah selesai menyaksikan filmnya ketimbang studio animasi lain yang lebih mengedepankan adegan – adegan komedi yang slapstick serta teknik animasi yang lebih bagus dibanding yang lain tapi tidak mementingkan pesan cerita filmnya.
        Overall, saya harus mengakui, bahwa film UP merupakan film animasi terbaik tahun ini. Film ini memiliki alur cerita yang lancar dan pesan moral yang berarti bagi kita semua, yaitu bahwa hidup kita merupakan sebuah petualangan dan kita harus menjalani setiap petualangan dalam hidup kita itu dengan hati riang dan janganlah murung ketika kita kehilangan sesuatu serta tidak ada kata terlambat bagi kita untuk memulai sesuatu yang baru bagi kita, walaupun usia kita sudah se – uzur tokoh Carl di film ini. Tak ayal, akhirnya ke-khuatiran saya terhadap film ini pun akhirnya terjawab sudah dan rasa khawatir saya pun berubah menjadi rasa hormat dan kagum dengan animasi yang satu ini. Saya pun gembira bahwa ternyata, Disney / Pixar berhasil mempertahankan prestasi gemilangnya selama 2 tahun beturut – turut untuk film animasi musim Summer nya selama 2 tahun ini, yaitu lewat Wall – E di tahun 2008 serta UP di tahun 2009, terbukti, lewat hasil penilaian para kritikus – kritikus film yang tanpa ragu melabeli kedua film tersebut dengan rating A. Sebenarnya, dibanding Wall – E tahun lalu, film ini saya akui miliki point yang sama bagusnya. Tapi, ada 1 kelebihan khusus Wall – E dibanding UP, yaitu bahwa Wall – E memiliki sedikit dialog antar manusia serta tentunya, isyu tentang kemajuan teknologi serta lingkungan hidup yang jika tidak dikontrol secara benar mulai dari sekarang, akan mengakibatkan keburukan bagi manusia serta rusaknya lingkungan hidup kita. Tapi tetap, saya akui bahwa UP berhasil menjadi animasi yang bagus dan baik. Calon pemenang Oscar tahun depan sebagai Best Animated Movie? Mungkin juga. Kita lihat, apa Summer tahun depan, lewat Toy Story 3, Disney / Pixar akan kembali mendulang pujian dari para kritikus? We’ll wait and see!

Point :
Cerita               = 10 / 10
Pengisi Suara = 10 / 10
Kriteria khusus :
Humor             = 9 / 10
Animasi           = 7 / 10
Total              = 9 / 10


Copyright : Alexander ”Ajay” Dennis


Tidak ada komentar:

Posting Komentar