Sabtu, 10 Oktober 2009

Review The Ugly Truth


Review

The Ugly Truth ( Columbia Pictures_2009 )

Pemain : Katherine Heigl as Abby Ritcher
Gerard Butler as Mike Chadway

Sutradara : Robert Luketic

Rilis =
• 24 Juli 2009 ( Amerika )
• 3 Oktober 2009 ( Midnight Show Di Bioskop – Bioskop di Indonesia Indonesia )
• 7 Oktober 2009 ( Main di Bioskop – Bioskop Indonesia )

     Setelah hari rabu tanggal 17 Oktober kemarin anda telah membaca preview film The Ugly Truth di blog saya, maka anda sudah menontonnya belum sampai hari ini? Yang pasti, hari sabtu kemarin, akhirnya saya berkesempatan untuk menonton film ini bareng kakak dan teman – teman kakak saya. Lalu, bagaimana hasilnya?
     Sekilas, kita simak lagi synopsis ceritanya untuk sekedar mengingatkan anda. Abby Ritcher ( Heigl ) adalah adalah seorang produser acara pagi di TV yang smart, cantik, dan sexy. Sayang, dia kurang satu bakat dalam hidupnya, yaitu bakat untuk bisa menggaet pria agar bisa menjadi pacarnya. Sifatnya yang sangat perfeksionis dan selalu mengatur ini itu membuatnya disegani oleh semua pria yang pernah berkencan dengannya. Sampai suatu ketika, Abby harus bekerja sama dengan Mike Chadway ( Butler ), pria playboy dan matang serta mapan yang mengelola acara The Ugly Truth yang membahas tentang bagaimana caranya berhubungan antara pria dan wanita agar menjadi lebih baik dan bahagia lagi serta tips and trick nakal ala Mike Chadway supaya para wanita di luar sana bisa mengetahui segala hal tentang pria serta bagaimana cara wanita – wanita kesepian tersebut mendapatkan pria yang baik dan juga bagaimana caranya supaya pria bisa lebih intim lagi berkenalan dengan sang wanita pujaan hatinya. Hebohnya, acara Mike terkadang lebih ke arah menjual ke – MACHO – an cowok serta terkadang merendahkan wanita. Pantas saja hal ini membuat Abby rada emoh untuk bekerja sama dengan Mike. Sialnya, dengan kehadiran Mike sebagai bintang tamu di acara TV nya Abby, justru membuat rating acara TV buatannya itu menjadi naik drastis dan pihak studio menyukai hal tersebut. Tak hanya itu, masalah lainnya adalah Abby ternyata jatuh cinta dengan pria yang berprofesi sebagai seorang dokter yang merupakan tetangganya. Mike yang melihat peluang ini – pun langsung menantang Abby tentang teori masalah hubungan percintaan. Jika teori dan pengajaran Mike terbukti berhasil, maka Mike mau supaya Abby mau bersikap sedikit lebih baik dan lebih ko – operatif terhadap Mike sebagai rekan kerja di acara TV pagi tersebut. Tapi jika teori dan pengajaran Mike tidak ampuh buat Abby untuk mendapatkan cinta sang dokter itu, maka Mike harus mundur dari acara besutan Abby tersebut. Lalu bagaimana dengan ending cerita ini? Apa Mike bisa tahan untuk terus mengajari Abby tanpa menjadikannya pacar karena faktor kecantikan dan keseksian Abby?
     Cerita yang klise? Iya juga. Film ini berjalan klise dan membosankan? Iya dan TIDAK!! Iya untuk klise – nya, tapi TIDAK untuk membosankannya. Film justru berjalan lancar tanpa hambatan, tidak ada adegan yang sia – sia, dan juga BERHASIL untuk mempertahankan ritme filmnya yang terus ringan menghibur tanpa beban pikiran dan juga tetap bisa membikin kita para penonton tertawa terbahak – bahak dari awal sampai akhir film. Joke – joke yang dilemparkan di film ini, walaupun terkesan sex joke, vulgar, dan dewasa, tapi justru terkesan kocak dan lucu banget untuk ditertawakan. Jika anda memiliki hearing yang bagus untuk Bahasa Inggris, coba deh untuk memperhatikan kalimat – kalimat yang dilontarkan oleh Abby dan Mike di film ini, terkesan vulgar. Tapi hebatnya, tim subtitling untuk film ini berhasil untuk menterjemahkannya secara normal, tapi masih terkesan normal untuk ditertawakan. Tim sukses di belakang layar film ini, sutradara Robert Luketic yang ahli dalam genre film drama komedi romantis (resume filmnya antara lain Legally Blonde, Win a Date with Tad Hamilton, dll), serta sokongan penulis naskah Nicole Eastman, Karen McCullah Lutz, dan Kirsten Smith yang sudah berhasil meng – Golkan banyak proyek drama komedi romantis beken seperti 10 Things I Hate About You, Legally Blonde, She’s the Man, dll, benar – benar berhasil untuk membuat sebuah film drama komedi romantis yang ringan menghibur serta bisa membuat kita tertawa lepas dari awal sampai akhir film.
     Tapi, yang menjadi dalang sesungguhnya kesuksesan film ini adalah tentunya duet maut kedua aktor aktris utama film ini, yaitu Gerard Butler dan Katherine Heigl. Khusus untuk Gerard Butler, aktor scottish – british ini kembali bermain memukau di genre film yang baru bagi sang aktor ini. Melalui tokoh Mike Chadway ini, Gerard seakan – akan masuk banget dan benar- benar menjiwai tokoh Mike ini, playboy, sle’ngean, gila – gilaan serta over PD dan ganteng macho mapan. Gaya bicaranya yang over PD banget dalam hal mengetahui what women wants serta tengil dan terkesan liar, gerak jalan, bahasa tubuh, mimik muka playboy nya ini bener – bener pas banget bagi Gary ( sapaan akrab Gerard Butler di dunia nyata ). Ditunjang dengan permainannya yang alami serta wajah ganteng body mantap membuat tokoh Mike menjadi hidup banget. Lalu untuk Heigl? Wah, kayaknya memang Heigl sekali lagi berhasil mengukuhkan eksistensinya sebagai ratu film drama komedi romantis saat ini yang sebelumnya dipegang oleh Meg Ryan. Permainannya sebagai tokoh Abby yang cantik, sexy, dan smart tapi super pengatur dan perfeksionis ini benar – benar dilahap dengan pas oleh Heigl. Apalagi, di film ini, point plus Heigl dialamatkan pada adegan Heigl di restaurant yang seru, kocak, dan seksi, serta pada adegan dimana Abby selalu senang banget dalam satu hal sampai – sampai dia bergaya seperti anak kecil, melompat kesana kemari tak beraturan. Dan, setelah kedua aktor aktris ini berhasil berperan sebagai tokoh masing – masing, chemsitry mereka pun ternyata juga nge – blend banget dan pas sebagai sepasang manusia beda jenis kelamin yang awalnya mereka kurang bersahabat, tapi lambat laun menjadi jatuh cinta juga satu sama lain. Permainan mereka benar – benar kompak dan serasi banget sebagai sepasang rekan kerja dan juga sebagai sepasang kekasih.
     Overall, film ini sekali lagi bisa saya katakan KLISE dari segi ide cerita serta ritme ceritanya yang pasti deh sudah ketebak oleh para penonton dari awal – awal film. Tapi, dengan resep kesederhanaan, cerita yang kocak dan romantis serta mengalir lancar, para kru di belakang layar yang memang sudah berpengalaman di genre film seperti ini, serta tentunya, faktor chemistry yang blend banget antara kedua aktor – aktris utamanya inilah yang akhirnya membuat The Ugly Truth berhasil membuat semua orang terhibur dan tertawa terpingkal – pingkal dari awal sampai akhir film ( buktinya, 1 bioskop tertawa terus dari awal sampai akhir film ini, khususnya rombongan saya, kakak saya, dan juga teman – temannya. He3. XD ) serta merasa gemas dan terbius dengan romantisme kedua tokoh di film ini ( Abby dan Mike ), diterima oleh semua masyarakat sehingga tidak merasa rugi untuk menyaksikan film ini dan akhirnya berhasil mengantarkan The Ugly Truth menjadi film yang sukses secara komersil ( $88,440,877 untuk pasar AS dan $16,712,190 untuk pasar internasional sehingga total pendapatan secara worldwide adalah $105,153,067 ). Film ini dengan cerdik pula berhasil membidik semua kalangan dalam status hubungan, baik itu yang lagi jomblo dan juga bagi mereka – mereka yang sedang pacaran, entah itu wanita ataupun pria. Harap diingat, mungkin sebaiknya film ini ditonton untuk kalangan minimal berumur 17 tahun akibat joke – joke dan beberapa adegannya yang terkesan sexy banget. He3. XD. Overall, good movies with great laugh, good romantic scene, and great actor and actress. Good job team. He3. XD.


Point :
Cerita      = 5 / 10
Pemeran = 8 / 10
Kriteria khusus :
Komedi    = 8 / 10
Unsur Hiburan = 7 /10
Total = 7 / 10


Copyright : Alexander ”Ajay” Dennis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar