Senin, 21 Juni 2010

Review Toy Story 3


Review

Toy Story 3 ( Walt Disney Pictures / Pixar Studios_2010 )

Pengisi Suara : Tom Hanks as Woody

Sutradara : Lee Unkrich

Rilis =

  • 18 Juni 2010 ( Amerika Serikat )
  • 17 Juni 2010 ( Main di Bioskop Indonesia )

15 tahun sudah film animasi buah karya Walt Disney Pictures dengan Pixar Studios berjudul Toy Story beredar di bioskop – bioskop di Indonesia. Film kartun animasi ini merupakan sebuah film kartun yang mempelopori penggunaan teknik animasi CGI dalam pembuatan sebuah film kartun. Hasilnya? Akibat keberanian dan kebrilianan ide dari Disney dan Pixar ( akhirnya sering disingkat Disney / Pixar oleh banyak kalangan ) dalam menggarap sebuah film kartun dengan teknik animasi yang baru serta menggugah kepenasaran semua orang terhadap gaya animasi yang baru, film Toy Story berhasil meraih pendapatan sebesar US$ 361 Juta untuk peredarannya secara internasional dan juga nasional. Tak Cuma itu, Toy Story pun juga didaulat sebagai film kartun pertama yang berani untuk menampilkan sebuah gaya baru dalam pembuatan sebuah film kartun. Imbasnya, sekarang banyak bermunculan film – film kartun dengan menggunakan teknik CGI dan mulai meninggalkan teknik gambar 2 dimensi ( dikenal dengan istilah hand-drawn animation ) untuk pembuatan sebuah film kartun. Selain pembuatannya yang memakan waktu serta biaya yang lama, teknik animasi 2 dimensi dianggap sudah ketinggalan jaman di tengah – tengah perkembangan teknologi saat ini. Walaupun begitu, teknik pembuatan film animasi dengan gambar 2 dimensi tetap dipergunakan sampai sekarang ( khususnya untuk film – film animasi Jepang atau kerap disebut sebagai Anime ), walaupun jumlahnya yang masuk ke pasaran bioskop tergolong sudah tidak sebanyak dulu. Disney sempat mengembalikan nostalgia penonton terhadap film animasi bioskop 2 dimensi lewat film Princess and the Frog pada November tahun lalu dan tetap mendapat kesuksesan yang cukup bagus, baik dari segi kritik maupun segi pendapatan Box Office.

Proyek Toy Story pun tidak berhenti sampai disitu saja. Pada tahun 1998, film Toy Story 2 pun beredar dengan teknik animasi yang sama. Film inipun lebih berhasil, baik secara kualitas maupun secara Box Office, daripada film Toy Story pertama. Setelah Disney / Pixar mengeluarkan banyak film – film animasi baru serta bermutu dan juga sukses seperti Monster Inc., The Incredibles, Finding Nemo, Cars, Ratatouille, Wall – E, dan Up selama 10 tahun terakhir ini, Disney kembali tergelitik untuk mengangkat kembali nostalgia penonton terhadap seri Toy Story dengan menggarap sekuel kedua alias seri ketiga film Toy Story, yaitu Toy Story 3. Sebenarnya sempat beredar rumor perpisahan antara Disney dengan Pixar hingga membuat Disney terpaksa berencana untuk memproduksi Toy Story 3 dibawah bendera studio animasi Circle 7 Animation dan cerita tentang Toy Story 3 pun sempat dibuat oleh Jim Herzfeld. Namun rencana tersebut akhirnya kandas akibat terjadinya kesepakatan antara Disney dan Pixar ( dimana Disney akhirnya membeli Pixar Studios ) serta bangkrutnya Circle 7 Animation. Akibatnya, versi cerita Toy Story 3 buatan Herzfeld pun batal. Berita tentang pembuatan Toy Story 3 pun kembali didengungkan oleh Disney pada pertengahan tahun 2006, dan pada tahun 2007, semua staff mulai serius mengerjakan proyek ini. Tanggal edar film ini akhirnya ditetapkan pada summer 2010. Merasa bahwa proyek film ini merupakan sebuah proyek film bergengsi, maka hampir semua cast and crew dari seri Toy Story kembali untuk serius membuat film ini. Produksi sengaja dimulai dari jauh – jauh hari untuk mendapatkan dan mematangkan konsep cerita yang bagus bagi Toy Story 3 serta adanya kasus lucu sekaligus menyebalkan yang dialami oleh para tim animator Disney / Pixar, yaitu mereka tidak bisa membuka file original yang berisi tentang data – data gambar rancangan semua tokoh Toy Story. Akibatnya, tim animator harus mengulang kembali semua disain tokoh – tokoh Toy Story dari awal, yaitu melalui proses sketsa kasar, hingga didapat kembali rancangan asli para tokoh Toy Story sesusia dengan gambaran yang ada pada film Toy Story 1 dan 2.

Dari sisi casting, para pengisi suara tokoh – tokoh penting dari dwilogy Toy Story pun kembali untuk mengisi suara para boneka – boneka lucu dalam film ini. Tom Hanks yang mengisi suara mainan koboi Woody; Tim Allen yang mengisi suara mainan pahlawan luar angkasa Buzz Lightyear; serta Joan Cussack yang mengisi suara mainan koboi wanita Jessie pun kembali mengisi suara di film Toy Story 3 ini. Tak Cuma mereka, semua pengisi suara tokoh – tokoh pendukung seperti Mr and Mrs. Potato Head, Rex, Squeeze Toy Aliens, Sarge, dan masih banyak tokoh mainan lainnya dari dwilogy Toy Story pun kembali untuk mendukung kesuksesan film ini. Hanya pengisi suara tokoh Slinky Dog yang diganti. Dulu, Slinky diisi suaranya oleh Jim Varney. Tapi, karena Varney sudah meninggal pada tahun 2000 silam akibat kanker paru – paru, akhirnya peran Slinky Dog diberikan kepada teman baik Varney, yaitu Blake Clark. Disney menggunakan cara unik untuk merayu Tom Hanks dan Tim Allen serta John Ratzenberger agar mau kembali terlibat dalam proyek Toy Story 3 ini. Ketiga actor tersebut tidak dikirimi naskah lengkap filmnya, tapi, mereka diajak ke studio milik Disney / Pixar untuk melihat cerita utuh Toy Story 3 lewat gambar – gambar storyboard ( masih berupa konsep gambar ) yang ditampilkan disertai dengan sound effect, musik, serta beberapa contoh suara yang sudah diisi untuk masing – masing tokoh yang terlihat pada storyboard tersebut. Hanks, Allen, dan Ratzenberg pun langsung terpikat dengan cerita utuh Toy Story 3 tersebut dan mereka langsung menandatangani kontrak untuk menjadi pengisi suara di film Toy Story 3 ini. Dari balik layar, tokoh – tokoh penting serial Toy Story seperti John Lasseter, Andrew Stanton, Pete Docter, dan Lee Unkrich, juga turut kembali untuk menangani proyek bergengsi yang satu ini. Lee Unkrich pun ditunjuk sebagai sutradara film Toy Story 3 dan Michael Arndt ditunjuk sebagai penulis naskah, dengan tetap dibantu oleh Lasseter, Stanton, serta Docter dan Unkrich.

Film Toy Story 3 ini berkisah tentang Andy ( John morris ), sang pemilik mainan – mainan dari film Toy Story 1 dan 2, sudah menjadi remaja dan akan segera pindah menuju bangku kuliah. Mainan – mainan Andy seperti Woody, Buzz, Jessie, Mr and Mrs Potato Head, Slinky Dog, serta masih banyak mainan lainnya yang sudah tidak pernah dimainkan lagi oleh Andy, merasa rindu untuk dimainkan kembali oleh Andy. Ibu Andy, Mrs Davis, menginginkan agar Andy menyumbangkan saja semua mainan tersebut ke sebuah tempat penitipan anak bernama Sunnyside. Kalau tidak, semua mainan Andy akan dibuang atau ditaruh di loteng. Semua mainan, kecuali Woody, merasa bahwa mereka memang sudah tidak akan pernah dimainkan lagi oleh Andy. Andy pun memutuskan untuk menaruh di loteng semua mainan – mainan tersebut, kecuali Woody yang akan dibawa oleh Andy ke kampusnya. Ketika membantu sang adik berberes, mainan – mainan Andy yang akan ditaruh di loteng secara tidak sengaja ditinggalkan begitu saja. Mrs Davis pun mengira bahwa Andy sudah tidak memerlukan lagi mainan – mainan tersebut, sehingga membuang mainan – mainan tersebut. Woody yang mengetahui kesalahpahaman tersebut, membantu membebaskan para sahabatnya agar tidak diangkut ke tong sampah. Setelah bebas, mereka secara tidak sengaja terangkut ke kotak mainan yang akan disumbangkan ke Sunnyside. Terjadilah perdebatan seru antara Woody dan mainan lain yang menganggap bahwa Woody lebih special di hati Andy ketimbang mereka, sedangkan Woody berusaha mati – matian untuk menjelaskan kepada mereka bahwa semua itu salah paham dan Andy masih menyayangi mereka. Sayangnya semua sudah tidak percaya kepada Woody dan Woody pun memutuskan untuk kembali kepada Andy tanpa sahabat – sahabatnya. Mainan – mainan baru tersebut pun disambut dengan ramah oleh mainan Lotso Huggin Bear di Sunnyside. Ternyata Lotso merupakan mainan penipu yang membuat para mainan Andy ditempatkan di sektor mainan anak – anak balita. Tak ayal, semua mainan Andy tersebut pun menjadi hancur lebur dibuatnya oleh perilaku anak – anak balita tersebut. Ketika mereka hendak protes ke Lotso, mereka pun ditawan oleh Lotso serta memprogram ulang Buzz agar menjaga mainan – mainan Andy supaya tidak kabur dari Sunnyside. Woody yang berhasil kabur tapi secara tidak sengaja terbawa oleh seorang anak kecil yang merawat dan sayang terhadap mainan bernama Bonnie pun akhirnya mengetahui tentang keburukan yang terjadi di Sunnyside. Woody lalu bergerak untuk menyelamatkan para sahabat – sahabatnya dan mengajak mereka agar bisa kembali ke rumah Andy, sebelum Andy berangkat ke kampusnya. Berhasilkah mereka kabur dari Sunnyside dan kembali ke tangan Andy? Ya, supaya tau endingnya, tonton aja deh film animasi bagus yang satu ini. He3. XD.

Selama kiprahnya di dunia film animasi, Disney / Pixar selalu berhasil dalam 3 hal, yaitu menampilkan sebuah film kartun dengan musik yang indah, mutu gambar yang baik, serta cerita yang bagitu indah serta penuh makna dan bisa menjadi bahan perenungan bagi kita. Bahkan, untuk film dengan 80% berupa suara mesin dalam film Wall – E pun, mereka berhasil menyulap film tersebut menjadi film bagus penuh makna serta berhasil menyentuha hati para penonton serta kritikus. Begitu juga lewat film hit mereka tahun lalu, Up, yang sangat indah dalam hal warna dan teknik animasi, serta pesan cerita. Disney / Pixar memang selalu tidak main – main dengan setiap film animasi yang mereka produksi. Seperti yang pernah diutarakan oleh Pete Docter dalam salah satu suratnya kepada seorang fans film – film produksi Disney / Pixar, “Setiap cerita yang telah dibuat yang ada pada film animasi buatan Disney / Pixar pasti akan direvisi, direvisi, dan direvisi lagi agar mendapatkan sebuah naskah cerita film terbaik dan memiliki makna yang mendalam bagi setiap orang yang menontonnya.” ( Surat tersebut bisa dilihat di http://www.cinemablend.com/new/Seriously-Awesome-Letter-From-Pete-Docter-To-Pixar-Fan-19026.html ). Dan memang benar, Disney selalu berhasil dalam hal cerita yang mendalam dan berkesan. Lalu, bagaimana dengan film Toy Story 3 yang dikhawatirkan akan hambar dan basi dalam hal cerita? Jawabannya adalah BRILIANT! Ya, sekali lagi, Disney / Pixar berhasil menyulap sebuah film yang dikhawatirkan akan basi dan kurang bagus dibanding pendahulunya, menjadi sebuah film penuh makna dan juga bagus luar biasa dari berbagai sektor. Ketajaman animasi dan warnanya pun tetap solid, naskahnya tetap bagus, serta cerita dan isi pesan film ini begitu mengena di hati para penonton. Ilustrasi musiknya pun tetap menawan. Mari kita kupas satu persatu.

Dari sektor cerita, cerita tentang mainan Andy yang akan disumbangkan awalnya memang terkesan mengada – ada dan dipaksakan oleh pihak Disney. Tapi ternyata, Disney berhasil memberikan kejutan kepada para penonton lewat pengembangan cerita yang brilliant dan juga menarik. Dimulai dari cerita keseharian Andy bersama para mainan sejak kecil hingga beranjak remaja yang dituangkan dalam bentuk video documenter, ketika Andy beranjak remaja dan bingung untuk menentukan nasib para mainannya, kesalahpahaman Mrs Davis terhadap mainan – mainan milik Andy tersebut, petualangan para mainan di Sunnyside, misi melarikan diri dari Sunnyside agar bisa kembali ke rumah Andy, hingga ending conclusion nya yang mengisyaratkan bahwa kita, para penonton dan fans seri Toy Story, harus rela untuk berpisah dengan para mainan yang telah memberikan petualangan seru, menghibur, dan penuh makna selama 15 tahun ini. Eksekusi cerita berjalan lancar selama film berlangsung, hanya agak disayangkan agak sedikit bosan di bagian tengah. Tapi tenang, hal itu hanya berlangsung sebentar saja. Tempo ketegangan dan keseruan film ini kembali dinaikkan setelah sedikit kebosanan tersebut, hingga film ini berakhir. Penambahan beberapa sub plot seperti Buzz yang deprogram ulang hingga terjadi kesalahan teknis yang mengakibatkan Buzz berubah menjadi versi Spanyol untuk beberapa saat serta Jessie yang diam – diam jatuh hati terhadap Buzz pun cukup bagus, menghibur, dan juga menarik untuk diikuti. Khusus di sektor ending, film ini benar – benar memberikan ending yang manis, tapi juga terasa berat dan sedih.

Dalam hal pesan cerita yang ingin disampaikan oleh Disney / Pixar kepada para penontonnya, tim animasi jempolan tersebut tetap memberikan banyak pembelajaran dan makna bagi kita lewat film Toy Story 3 ini. Pelajaran tentang arti persahabatan dan kekeluargaan, saling memaafkan kepada sesama, rasa saling percaya satu sama lain, rasa saling berbagi, hingga pembelajaran kepada kita untuk menyayangi dan menghargai semua barang yang kita miliki ( dalam kasus Toy Story, menyayangi mainan milik kita ) pun berhasil disampaikan dengan baik oleh Disney / Pixar dan semua pesan cerita tersebut bisa ditangkap dengan mudah oleh anak – anak dan orang dewasa di sepanjang film ini. Disinilah letak nilai lebih Disney / Pixar dalam hal penyampaian pesan cerita, yaitu mudah ditangkap oleh banyak kalangan. Tak Cuma itu, Disney pun juga selalu berhasil untuk menciptakan sebuah film kartun dengan pesan cerita yang bisa dijadikan bahan perenungan bagi semua usia selepas mereka selesai menonton filmnya.

Dalam hal ilustrasi musik, Disney memang merupakan ahlinya dalam hal aransemen music background yang bagus, megah, serta cocok dengan setiap adegan yang ada pada setiap filmnya. Tak jarang, untuk beberapa adegan, ilustrasi musiknya bisa ikut menggugah hati kita, sehingga kitapun bisa menangis, tertawa, tegang, dan masih banyak reaksi alamiah kita yang terpancing oleh music background karya Disney. Dalam kasus Toy Story 3, hal itu tetap dipertahankan oleh tim musik Disney pimpinan Randy Newman dan berhasil memancing emosi penonton sesuai dengan adegan – adegan yang ada. Newman yang merupakan salah satu composer langganan film – film animasi Disney / Pixar seperti Toy Story 1 dan 2, Cars, Monsters Inc., A Bug’s Life, hingga Princess and the Frog ini kembali menunjukkan tajinya sebagai salah satu composer ternama favorit Disney / Pixar yang selalu berhasil menjalankan tugas mengkomposisi music background bagi setiap film kartun Disney yang diserahkan kepadanya.

Untuk teknik animasinya, Disney / Pixar yang merupakan pelopor bagi teknik animasi CGI yang maju seperti sekarang ini tetap memberikan yang terbaik bagi para penonton. Tim animasi Disney berhasil memberikan yang terbaik untuk sektor animasi CGI nya. Sayangnya, penggunaan teknik Disney 3D di film ini masih belum maksimal dan juga masih kalah hidup ketimbang How to Train Your Dragon. Hal ini menjadi sebuah kekurangan tersendiri dari film Toy Story 3 ini.

Overall, film Toy Story 3 tetap merupakan sebuah film animasi Disney / Pixar yang menawan serta berhasil dari berbagai sisi. Bonus film kartun pendek di awal sebelum filmnya mulai yang memang sudah menjadi tradisi Disney / Pixar, berjudul Day and Night pun juga memiliki cerita yang bagus dan unik, dimana Disney / Pixar menggabungkan konsep gambar animasi 2D dengan CGI dalam 1 screen. Hanya saja, saya harus katakan, film Toy Story 3 agak sedikit bosan ditengah dan kualitasnya sedikit menurun dibanding film Up tahun lalu yang sangat menyentuh hati dari awal hingga akhir film. Unsur kebosanan terhadap seri Toy Story pun mulai muncul di seri ketiganya ini. Selain itu, teknik animasi Disney 3D nya masih belum dirasakan secara maksimal oleh para penonton. Walaupun begitu, saya tetap menyarankan agar cerita Toy Story sebaiknya diakhiri dengan manis saja di seri yang ketiganya ini. Endingnya pun sudah mengindikasikan bahwa sudah berakhirlah cerita tentang para mainan milik Andy tersebut, dengan conclusion yang indah dan bahagia bagi semua pihak. Memang berat bagi kita, para fans film seri Toy Story, untuk mengucapkan kata perpisahan dengan seri ini, tapi sebaiknya, memang harus berakhir indah dengan manis seperti ini, agar film ini tetap dikenang sepanjang masa sebagai film animasi terbaik yang pernah ada di muka bumi ini. Diluar itu, saya berani bartaruh, bahwa tahun depan, pasti para juri Academy Award alias Oscar, akan pusing 7 keliling untuk menentukan film mana yang pantas untuk menjadi pemenang dalam kategori Best Animated Pictures akibat munculnya saingan terhadap film Disney yang tak kalah bagusnya, berjudul How to Train Your Dragon buatan DreamWorks Animation. Ya, seperti yang kita ketahui, Dragon pun juga sukses luar biasa dalam hal kritik dan pendapatan Box office. Kualitas filmnya pun juga brilliant dan berhasil di berbagai sisi. Tapi, dengan berat hati, saya memilih menjagokan Dragon ketimbang Toy Story 3 sebagai pemenang Oscar tahun depan. Saya melihat, akibat teknik animasi CGI nya yang begitu memukau serta unsur fresh nya serta chemistry dan juga kualitas filmnya yang lebih bagus sedikit ketimbang Toy Story 3 lah yang membuat saya lebih menjagokan Dragon agar menang di Oscar tahun depan. Walaupun begitu, tetap, kita akan dibuat penasaran dengan hasil Oscar tahun depan. So, we’ll wait and see. He3. XD. So, bagi anda yang memang fans sejati seri Toy Story atau Disney / Pixar, atau sedang mencari film penuh makna yang cocok bagi keluarga anda, atau sedang ber-weekend ria dengan kekasih atau sahabat atau teman anda ( gebetan juga boleh loh. He3. XD ), anda WAJIB untuk menonton film ini. Akhir kata, selamat menonton.

Point :

Cerita = 8 / 10

Pengisi Suara = 8 / 10

Kriteria khusus :

Humor = 8 / 10

Animasi = 7 / 10

Pesan Cerita = 9 / 10

Total = 8 / 10

Copyright : Alexander ”Ajay” Dennis

Trailer 1:

Trailer 2:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar