Selasa, 23 November 2010

Review Unstoppable


Review

Unstoppable

Pemain :

  • Denzel Washington as Frank
  • Chris Pine as Will
  • Rosario Dawson as Connie
  • Ethan Suplee as Dewey
  • Kevin Dunn as Galvin

Sutradara : Tony Scott



Tanggal Rilis :

  • 12 November 2010 ( Di bioskop Amerika )
  • 24 November 2010 ( Di bioskop Indonesia )

Masinis adalah salah satu pekerjaan yang cukup berat, sekaligus penuh dengan resiko dan juga tanggung jawab yang besar, karena mengendarai alat transportasi massal yang membawa ratusan manusia. Mereka jugalah yang paling tahu tentang karakteristik serta spesifikasi kereta api yang ada. Namun, ketika sebuah kereta bermuatan bahan kimia berbahaya dalam jumlah besar lepas kendali, hanya segelintir masinis yang rela untuk mempertaruhkan nyawanya guna menghentikan kereta berbahaya tersebut. Inilah yang menjadi inti cerita dari film action thriller Unstoppable ini.

Film ini berkisah tentang sepasang masinis kereta bernama Frank ( Washington ) dan Will ( Pine ) yang sedang melakukan tugas rutin mengendarai kereta api sebagai alat transportasi. Will adalah masinis yang masih muda, namun penuh semangat dan juga penuh ambisi dalam menjalankan pekerjaannya, sedangkan Frank adalah masinis senior yang juga sangat mencintai pekerjaannya sebagai masinis dan sangat mencintai keluarganya. Ketika sedang tenang - tenangnya menjalankan pekerjaan mereka, tiba - tiba sebuah kereta sepanjang setengah mil ( sekitar 800 m ) lepas kendali dan menerjang apapun yang menghalanginya. Lebih berbahayanya, kereta yang lepas kendali tersebut ternyata membawa bahan kimia berbahaya dalam jumlah besar yang mampu menghancurkan sebuah kota jika bahan kimia tersebut sampai tumpah dan meledak. Untuk menambah tegang suasana, sebuah kereta yang berisikan anak - anak sekolah dasar yang sedang mengadakan darmawisata dengan menaiki kereta pun juga sedang di jalur yang sama dengan kereta yang lepas kendali tersebut. Will dan Frank pun akhirnya turun tangan untuk menghentikan kereta berbahaya tersebut ketika tidak ada masinis lain yang cukup berani untuk menghentikan kereta tersebut. Dibantu dengan seorang train dispatcher bernama Connie ( Dawson ), serta dibantu juga dengan pihak militer dan kepolisian, akhirnya dimulailah petualangan ketiga orang itu untuk menghentikan kereta berbahaya tersebut, sebelum terlambat.

Sutradara Tony Scott kelihatannya 2 tahun terakhir ini sedang tergila – gila dengan alat transportasi bernama kereta api. Terbukti, 2 tahun terakhir ini, dia membuat film yang berhubungan dengan alat transportasi massal yang berjalan dengan landasan khusus bernama rel kereta api tersebut. Tahun lalu, sutradara yang juga aktif sebagai produser film – film action ini membuat film The Taking of Pelham 1 2 3 yang mengisahkan tentang sekelompok pencuri yang menyandera 1 kereta api bermuatan penuh dengan penumpang guna mendapatkan sejumlah uang tebusan. Kali ini, Scott kembali hadir dengan film bertema kereta api berjudul Unstoppable. Namun, kali ini Scott terbukti berhasil untuk menaik turunkan adrenaline penonton lewat aksi kejar – kejaran dengan waktu untuk menghentikan kereta api yang berbahaya ini.

Film berdurasi 90 menit ini secara bertahap menaikkan tempo ketegangan filmnya serta mampu untuk menjaga penonton supaya tidak beranjak dari kursinya. Sebenarnya sejak menit awal film ini sudah memiliki tone yang tegang akibat beberapa adegan cepat yang dikombinasikan dengan lagu rock techno yang mampu memompa adrenaline penonton. Scott kelihatannya belajar dari kesalahannya membuat film The Taking of Pelham 1 2 3 tahun lalu, sehingga sejak menit awal, dia sudah membuat beberapa adegan yang cepat dan mampu membuat penonton terkejut di awal film. Setelah itu, 20 menit awal, kita diberikan gambaran mengenai karakter dari masing – masing tokoh yang nantinya akan terlibat dengan peristiwa penting yang ada di film berbudget US$ 100 juta ini. Setelah lewat 20 menit, maka dimulailah ketegangan sehingga adrenaline penonton dipompa terus hingga film ini berakhir. Sepanjang film ini bergulir, kita akan melihat bagaimana kereta api sepanjang 800 meter tersebut menerjang apapun yang menghalangi jalannya. Secara cerdik, sutradara yang merupakan adik kandung dari sutradara Inggris, Ridley Scott ini memberikan beberapa potongan gambar dengan angle yang pas dan terbukti mampu membuat penonton tegang ketika menyaksikan filmnya. Scott juga tidak buru – buru untuk memaksakan semua adegan tegang berjalan secara cepat, melainkan mempersembahkan kepada para penontonnya secara satu persatu. Kita bisa melihat bagaimana beberapa pihak yang terlibat dengan kejadian inipun memiliki karakteristik yang berbeda – beda dan cukup mencerminkan karakter dari masing – masing manusia di dunia ini. Boss perusahaan kereta api serta para pemilik sahamnya yang lebih mementingkan keuntunganm dan kerugian harta semata ketimbang keselamatan pekerja dan juga penduduk sekitarnya, serta tentunya para pekerja perusahaan kereta api yang kelimpungan memutar otak guna mencari cara supaya bisa menghentikan “kereta gila” tersebut dibawah tekanan dari para atasan mereka yang ironisnya justru lebih mementingkan uang ketimbang nyawa manusia. Scott pun juga tidak ketinggalan untuk menyisipkan beberapa fenomena sosial seperti misalnya perbedaan kelas sosial antara Frank dan Will, dimana Will dicibir oleh sesama masinis kereta api yang sudah senior karena dianggap akan melengserkan para masinis tua dengan cara pemecatan secara paksa dengan bayaran tunjangan yang tidak full dan berencana untuk mengganti para masinis tua tersebut dengan tenaga masinis muda yang rela untuk dibayar murah. Isu sosial inilah ditampilkan dengan baik oleh Scott sepanjang film, bahkan disisipkan selama Will dan juga Frank berusaha untuk mengejar kereta berbahaya tersebut, dan penyelesaian isu sosial inipun tergolong cukup memuaskan berbagai pihak.

Untuk urusan aktor dan aktris yang bermain di film yang diinspirasi dari kejadian kecelakaan kereta sungguhan bernama CSX 8888 incident yang terjadi di Ohio, Amerika pada tahun 2001 ini, semuanya bermain pas dan terasa hidup di mata para penontonnya. Beban berat memang lebih terletak pada aktor muda Chris Pine yang harus berbagi layar dengan aktor senior Denzel Washington. Namun, aktor muda tersebut justru bermain sama bagusnya dan terlihat mampu mengimbangi permainan aktor Denzel Washington. Interaksi nya dengan Denzel terasa hidup disini, dimana awalnya kedua tokoh utama tersebut terkesan seperti hubungan mentor dan junior. Namun lama kelamaan, hubungan tersebut berkembang menjadi hubungan rekan kerja professional yang saling percaya, saling mendukung, serta saling melindungi satu sama lain guna mencapai tujuan bersama, yaitu menghentikan kereta api tanpa rem tersebut. Obrolan mereka yang ringan, hingga saling lempar ide guna menghentikan kereta tersebut terasa sangat hidup, menghibur, serta mampu menjaga penonton agar tidak bosan menyaksikan film yang satu ini. Aktor Denzel Washington seperti biasa bermain kuat dan juga menjadi aktor utama yang memegang peranan penting dalam film ini. Sepertinya bayaran Denzel yang bernilai sekitar US$ 20 juta di film ini terasa tidak mubazir, karena Denzel bermain cukup apik dan juga hidup dengan aktor Chris Pine. Aktris Rosario Dawson pun juga bermain lepas sebagai Connie, seorang train dispatcher yang sangat concern dengan keadaan kereta berbahaya sepanjang 800 meter tersebut dan harus perang urat syaraf dengan sang atasan yang lebih mempertimbangkan kerugian material ketimbang kerugian jiwa. Aktor Kevin Dunn yang sebelumnya kita kenal sebagai ayah Shia LeBouf dalam dwilogy film Transformers pun bermain meyakinkan sebagai Oscar Galvin, boss dari Connie yang sangat menyebalkan dan lebih mementingkan kerugian material, sehingga dia lebih suka untuk bertindak secara individual tanpa pemikiran yang matang guna menghentikan kereta api berbahaya itu. Penonton pastinya akan dibuat kesal dengan watak Galvin yang sangat pas diperankan oleh Dunn yang biasanya berakting kebapak-an dalam setiap filmnya.

Overall, film Unstoppable adalah sebuah film yang tegang dari awal film bergulir hingga filmnya berakhir. Tony Scott terbukti mampu menjaga adrenaline penonton dari awal hingga akhir. Penyelesaian akhir film inipun juga terbilang bagus dan mampu memuaskan semua penonton. Akting pemain yang bagus serta ketegangan yang terjaga membuat plot ceritanya yang sebenarnya tipis dan terlihat tidak berbobot seakan tertutupi dan menjadikan film ini berkualits jempolan. Dari contoh film ini, sebenarnya kita bisa belajar 1 hal dalam membuat sebuah film, yaitu cerita sebuah film boleh saja tipis, namun, penggarapan yang apik, baik dari segi teknis maupun non teknis, bisa menutupi kelemahan tersebut, bahkan mungkin melebihi kualitas ceritanya, sehingga penonton pun bisa terhibur dengan film tersebut. Segala kecelakaan dan rintangan yang terjadi selama masa produksi film ini seakan tidak menyurutkan Scott dan juga para cast and crew nya untuk mempersembahkan yang terbaik kepada para penonton dan mereka terbukti berhasil untuk menghibur penontonnya dari awal hingga akhir film ini. Tony Scott, salut dech dengan kinerjanya yang tidak main – main dalam menggarap film ini. So, bagi anda yang sedang mencari sebuah film yang tegang dari awal hingga akhir, maka anda WAJIB untuk menonton film Unstoppable. Akhir kata, selamat menonton.

Point :

Cerita = 5 / 10

Pemain = 7 / 10

Kriteria khusus :

Unsur Hiburan

dan action = 8 /10

Musik = 7 /10

Total = 7 / 10

Theatrical Trailer:

Copyright : Alexander “Ajay” Dennis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar