Jumat, 05 Maret 2010

Review Shutter Island



Review
Shutter Island ( Warner Bros_2010 )

Pemain : Leonardo DiCaprio as Teddy Daniels
Mark Ruffalo as Chuck Aule
Ben Kingsley as Dr. Cawley
Max von Sydow as Dr. Naehring
Michelle Williams as Dolores

Sutradara : Martin Scorsesse

Rilis =
• 19 Februari 2010 ( Amerika )
• 20 Februari 2010 ( Midnight Show di Bioskop Indonesia )
• 26 Februari 2010 ( Main di Bioskop Indonesia )

           Setelah kita melihat Preview film ini, sekilas memang cerita dan misteri yang ditawarkan oleh film Shutter Island sungguh menarik untuk disimak. Lalu, apakah benar demikian adanya? Apakah film yang diangkat dari novel karangan Dennis Lehane ini benar - benar menawarkan sebuah konsep cerita misteri dan teka - teki baru dalam genre film thriller horror psikologi? Mari kita lihat hasilnya.

     Kisahnya bersetting pada tahun 1954 di sebuah pulau penjara yang terisolasi yang merupakan tempat bagi para tahanan berbahaya dan kelas kakap bernama Pulau Shutter ( Shutter Island ). US Marshal yang juga seorang veteran Perang Dunia II bernama Teddy Daniels (Leonardo DiCaprio) dan mitra barunya, Chuck Aule (Mark Ruffalo), datang ke Pulau Shutter untuk menyelidiki hilangnya seorang pasien di Rumah Sakit Ashecliffe untuk pelaku kriminal kejiwaan. Seorang wanita pembunuh bernama Rachel Solando (Emily Mortimer) tiba-tiba menghilang dari pulau terpencil ini, meskipun telah dikurung dalam sel yang terkunci di bawah pengawasan rutin dan juga super ketat. Rachel adalah salah satu pasien yang dianggap sangat berbahaya. Ia menenggelamkan ketiga anaknya di danau. Investigasi pun berjalan tidak mudah. Dr. John Cawley (Ben Kingsley), ketua rumah sakit pun berusaha untuk menutupi bukti-bukti yang ada. Meski berstatus sebagai U.S. Marshals, Teddy tidak bisa mendapatkan data-data rumah sakit, mulai dari data pasien hingga perawat. Lebih parah lagi, badai datang dan memutuskan komunikasi dengan daratan dan lebih anehnya lagi, napi-napi lain yang berbahaya turut melarikan diri tanpa jejak seiring dengan munculnya aneka petunjuk yang semakin membuat Teddy bingung dan frustasi. Ditambah pula, Teddy sering bermimpi didatangi oleh sang istri yang telah tewas terbakar dalam sebuah kejadian kebakaran apartment milik Teddy. Sang istri menyuruh Teddy untuk menemukan seorang pasien di Shutter Island yang bernama Andrew Laeddis untuk memecahkan kasus di Shutter Island ini. Teddy pun harus berusaha untuk memecahkan kasus ini secepat mungkin, sebelum dirinya menjadi gila serta kehilangan kewarasannya akibat frustasi memecahkan kasus ini dan bisa – bisa menjadi calon penghuni Shutter Island berikutnya.

     Well, cerita yang menjanjikan dan penuh misteri ini sayangnya tergolong biasa saja dalam hal penyajian jawaban terhadap misteri yang ada. Film ini justru memiliki solusi pemecahan yang sudah umum dipakai oleh film - film dengan tema dan genre serupa. Layaknya sebuah puzzle besar, Puzzle besar tersebut hanya berbentuk biasa saja, sehingga tidak memiliki satu ke khas-an yang bisa membuat puzzle tersebut terlihat unik. Penyebab hancurnya ending film ini justru menurut saya sudah bisa tertebak sejak trailer promo film ini dikeluarkan. Jika anda jeli melihat trailer film ini, anda justru sudah bisa menebak ending film ini. sangat disayangkan, film dengan potensi cerita dan misteri yang ada di film ini, didukung oleh para cast and crew yang berkualitas, justru rusak akibat trailer promo film ini sendiri yang sekilas menampilkan petunjuk tentang ending film ini. Sayang sekali.

     Tapi di sisi lain, point plus film ini justru terletak pada kepiawaian para aktor aktris yang bermain di film ini dan juga kelihaian Martin Scorsesse dalam mengolah film ini agar berjalan tetap seru, mencekam, dan bikin penasaran dari awal sampai akhir. Martin terlihat betul berusaha keras untuk membuat film ini menjadi film yang enak ditonton dan juga bisa membuat penonton tertahan untuk terus duduk di bangkunya sampai pertunjukkan selesai. Hal ini terlihat dalam pengolahan terhadap adegan - adegan yang menegangkan dan bikin kaget, suasana Shutter Island dan penjara - penjaranya yang kelam, kekonsistenan Martin untuk menjaga ritme film dari awal sampai akhir ( walaupun 30 menit awal tetap menurut saya agak membosankan ), dan secara cerdik, Martin pun menyelipkan lagu - lagu original score yang mencekam dalam film Shutter Island ini, sehingga bisa membuat bulu kuduk penonton berdiri. Justru lewat faktor Original Score yang mencekam inilah, akhirnya film ini cukup berhasil mempertahankan tone film ini agar tidak membosankan. Dari barisan aktor dan aktris, semua pemain bermain bagus sesuai dengan karakter - karakternya masing - masing. Para aktor dan aktris di film ini sudah mengerti untuk menghidupkan karakter tokoh - tokoh yang ada di Shutter Island, sehingga di mata penonton, semua aktor dan aktrisnya bermain total sesuai porsi karakter masing - masing. Satu lagi point plus film ini adalah, walaupun solusi film ini tergolong sederhana dan basi, tapi ada 1 bagian dari solusi tersebut yang menurut saya terkesan beda dan cukup OK menurut saya. Sayangnya, karena bagian yang besar tersebut sudah kurang bagus, akhirnya bagian kecil yang bermutu tersebut bisa tidak terlihat oleh orang - orang yang sudaj terlanjur tidak puas dengan ending film ini.

     Secara keseluruhan, film Shutter Island menjanjikan sesuatu yang baru dan juga cukup berpotensi untuk menjadi film thriller horror psikologi kelas wahid dan berbeda dengan film - film sejenis. Film ini juga sebenarnya sudah didukung oleh para cast dan crew berkualitas serta Martin Scorsesse pun juga sudah berusaha keras untuk menciptakan film yang OK banget. Sayangnya, tetap, film ini harus hancur akibat trailer promo film ini yang terhitung blunder dan juga kurang menguntungkan untuk menjaga mutu kadar misteri yang ada agar penonton bisa shock dengan ending solusi dari film ini. Tapi, tetap saja, akhirnya film ini harus menjadi film thriller horror psikologis biasa ketimbang film ini. Tapi, anda yang memang sudah berniat untuk menonton film ini atau memang mencari film yang suasana mencekamnya berbeda dari film lain, inilah saat yang baik bagi anda untuk menonton Shutter Island. Filmnya terhitung lumayanlah untuk ditonton. He3. XD. Sekian dan terim kasih.

Point :
Cerita                 = 7 / 10
Pemeran            = 7 / 10

Kriteria khusus :
Ending                 = 5 / 10
Thriller o' Meter= 7 /10

Total = 6.5 / 10

Copyright : Alexander ”Ajay” Dennis

1 komentar:

  1. kl dari trailer endingnya gmn? bknnya endingnya jg masih diperdebatin ya? saya blm ntn trailernya..

    BalasHapus