Minggu, 23 Mei 2010

Review Kick Ass


Review

Kick Ass ( Universal Pictures_2010 )

Pemain :

Sutradara : Matthew Vaughn

Tanggal Rilis :

  • 26 Maret 2010 ( Inggris )
  • 16 April 2010 ( Amerika )
  • 15 Mei 2010 ( Midnight Show di Bioskop – Bioskop Indonesia )
  • 17 Mei 2010 ( Di Bioskop – Bioskop Indonesia, eksklusif hanya di XXI )

Apa jadinya jika kita memiliki superhero di sekitar kita? Pastinya, bayangan kita tantang tokoh – tokoh superhero terkenal macam Superman, SpiderMan, Wolverine, dan segudang tokoh superhero lainnya yang ada di buku komik yang sering kita baca pun pastinya akan terngiang di kepala kita. Tapi, apa jadinya jika superhero yang menjadi andalan kita tersebut ternyata TIDAK MEMILIKI KEKUATAN SUPER SAMA SEKALI? Well, itulah yang menjadi inti kisah dari film ”superhero tapi bukan superhero” terbaru keluaran Universal Pictures yang diberi judul Kick Ass. Film yang ternyata secara mengejutkan berhasil menarik simpati para kritikus di Amerika sana dan menjadi sleeper hit di bulan april silam ini akhirnya masuk juga ke Indonesia setelah muncul kekhawatiran bahwa film ini kemungkinan tidak akan beredar di bioskop – bioskop kesayang kita.

Film ini diangkat dari buku komik karangan Mark Millar dan juga John Romita Jr. yang beredar pada tahun 2008 sampai dengan 2010 kemarin. Mark Millar adalah kreator komik terkenal di Amerika yang sudah menelurkan banyak komik – komik keren, seperti Wanted ( yang sudah diadaptasi ke layar lebar tahun 2008 kemarin dengan bintang Angelina Jolie dan James McAvoy ), Marvel Knight : Spider Man, dan masih banyak komik – komik terkenal lainnya. Saking padatnya kesibukan Mark, komik Kick Ass inipun vakum sebentar dan Mark kini memasuki tahap penulisan untuk komik Kick Ass seri kedua dan ketiga.

Produksi film inipun tergolong unik. Hak cipta untuk pembuatan film Kick Ass ini justru sudah dibuat bahkan sebelum komik Kick Ass seri pertama dipublikasikan. Ketika itu, Matthew Vaughn, sang sutradara, bertemu dan berbincang dengan Mark Millar saat premiere film Stardust. Setelah berbincang – bincang, Millar pun membuat sebuah sinopsis tentang Kick Ass dan Vaughn pun tertarik untuk membuatnya ke dalam bentuk skrip film. Millar pun membuat cerita komik, sedangkan Vaughn membuat skrip filmnya. Ketika skrip filmnya selesai, Vaughn pun menawarkan skrip tersebut ke beberapa studio film ternama. Sayang, semua studio menolaknya karena unsur kekerasannya yang cukup eksplisit untuk ukuran film remaja serta adanya permintaan bahwa tokoh – tokohnya dibuat sedikit lebih dewasa. Vaughn menolak ide tersebut dan akhirnya percaya diri untuk memproduksi film ini sendiri, dengan uangnya sendiri. Tak lama, Brad Pitt yang melihat potensi film inipun akhirnya turut membantu Vaughn untuk menjadi co-produser untuk film yang memiliki bujet US$ 30 juta ini.

Untuk menghemat bujet produksi, maka dipilihlah aktor dan aktris muda kurang terkenal untuk berperan sebagai tokoh – tokoh sentral, seperti Kick Ass, Hit Girl, dan Red Mist. Pemilihan pemeran untuk tokoh Kick Ass dan Red Mist tergolong mudah, namun, yang susah adalah pemilihan tokoh gadis belia Hit Girl. Sempat pusing 7 keliling, akhirnya casting calon pemeran Hit Girl sampai ke tangan agen aktris muda Chloe Moretz yang sebelumnya sudah unjuk kebolehan lewat film The Amityville Horror versi remake dan film (500) Days of Summer. Moretz yang memang menginginkan peran menantang di film terbarunya langsung menyambar peran Hit Girl di film ini dan membuat Vaughn terkesan dengan audisi Moretz. Untuk menghidupi karakter Hit Girl, Moretz berlatih ilmu beladiri, senjata, gymnastic, serta stunt selama 6 bulan secara intensif dan hasilnya sangan memuaskan Vaughn. Untuk mengatrol film ini, maka dipilihlah aktor Nicholas Cage untuk berperan sebagai tokoh superhero Big Daddy, serta sosok penjahatnya, dipilihlah aktor Inggris yang sedag naik daun dengan peran – peran antagonisnya, yaitu Mark Strong. Mark tergolong sukses berperan sebagai tokoh penjahat bengis lewat film Sherlock Holmes ( berperan sebagai Lord Blackwood ) dan baru saja menghibur penonton lewat peran jahat yang meyakinkan sebagai Sir Godfrey lewat film Robin Hood.

Film Kick Ass ini berkisah tentang Dave Lizewski (Aaron Johnson), penggemar berat komik serta seorang pemuda yang selalu diganggu dan juga bisa dikatakan seorang Looser di sekolahnya. Kesal dengan keadaan tersebut serta terobsesi dengan tokoh – tokoh superhero di komik – komik, Dave pun memutuskan untuk mewujudkan obsesinya menjadi pahlwan super dalam kehidupan nyata. Rencana Dave pun mulai dijalankan. Mulai dari membeli baju superhero lewat situs e-Bay, memodifikasi kostumnya sendiri dan bertopeng hijau, serta memiliki senjata berupa duo-stick yang tersimpan di punggungnya. Ia memilih nama Kick-Ass sebagai nama superheronya. Sayangnya, ada 1 kelemahan terbesar Kick Ass: IA TIDAK MEMILIKI KEKUATAN SUPER APAPUN!
Hidup Dave berubah selamanya seiring perubahan dirinya, terutama setelah berhasil meraih popularitas lewat aksinya yang berani melindungi kaum yang lemah dari tangan – tangan orang jahat yang tersebar lewat situs YouTube. Setelah mengetahui bahwa dirinya populer, Dave pun membuat account MySpace yang menjadi tempat pengaduan bagi siapa saja yang membutuhkan bantuan Kick Ass. Hal inipun menggerakan niat 2 orang superhero sungguhan, Hit Girl (Chloe Moretz), beserta ayahnya, Big Daddy (Nicolas Cage) untuk lebih berani memberantas kejahatan. Kick Ass pun secara tidak sengaja berpartner dengan dua superhero sungguhan tersebut. Dibantu dengan superhero muda lainnya, bernama Red Mist (Christopher Mintz-Plasse), tim yang satu ini berniat untuk menjatuhkan kekuasaan seorang gangster mafia terkenal bernama Frank D'Amico (Mark Strong). Tapi, di balik itu semua, Kick Ass yang masih merupakan seorang superhero muda pun akhirnya belajar kenyataan pahit menjadi seorang superhero lewat kasus membekuk Frank D’Amico ini.

Secara mengejutkan, film ini justru membawa sesuatu yang baru bagi dunia perfilman mengenai superhero. Hampir mirip dengan kasus Batman Begins dan The Dark Knight tempo hari, film Kick Ass ini pun juga menawarkan sebuah film dengan cerita dan juga tema yang tidak biasa. Tidak ada yang namanya superhero dengan kekuatan super seperti mampu terbang, mampu menahan tembakan, mampu bergelayutan dari satu gedung ke gedung lain, dan lain – lain. Vaughn, beserta Mark Millar tentunya, menawarkan sebuah film superhero dengan konsep hero biasa, dimana mereka bisa terluka jika tertembak, dimana seorang pahlawan pun bisa juga sakit seperti manusia biasa pada umumnya. Para superhero di film ini lebih bergantung pada kelincahan mereka bergerak dan bereaksi terhadap serangan dan tembakan dari senjata yang diletuskan oleh musuh, serta tentunya jaket antipeluru yang menahan badan mereka dari hantaman peluru tajam. Semua konsep manusiawi tersebut secara keseluruhan justru terasa bagus dan realisitis di mata para penonton.

Selain itu, cerita yang awalnya berjalan simple dan terkesan lambat, lambat laun naik tempo keteganngannya. Vaughn berhasil meramu sebuah film dengan kisah ”superhero tanpa kekuatan super” menjadi sebuah film dengan cerita yang berbobot dan juga bagus. Dari awalnya hanya menjadi film dengan cerita yang tergolong akan membosankan, lama – kelamaan mulai naik tensi ketegangannya. Vaughn pun dengan cerdik membuat film ini dengan style action keren dan juga mantap. Siapa yang mulutnya tidak menganga bahwa seorang gadis berusia 13 tahun dengan lincah berhasil menghabisi sekumpulan begundal bengis dengan cara cool menggunakan pedang yang bisa digabungkan? Siapa pula yang tidak tercengang dengan adegan pembantaian yang dilakukan oleh Big Daddy terhadap anak buah D’Amico di sebuah gudang dengan iringan lagu In a Heartbeat karya John Murphy ( lagu ini juga muncul di film 28 Days Later dan sekuelnya, 28 Weeks Later ) disertai dengan teknik pengambilan gambar dan koreografi adegan action yang fast dan juga seru? Masih banyak adegan – adegan action lainnya di film ini dan semua itu dibuat oleh Vaughn dengan hasil yang pastinya bisa membuat anda tercengang selama menyaksikan filmnya. Humor di film inipun juga terkesan segar dan juga lucu.

Film inipun juga didukung dengan barisan – barisan pemain bermain bagus dan juga mantap. Nicolas Cage bermain apik ebagai seorang ayah dengan kasih sayang yang ganjil terhadap putrinya dan berprofesi sebagai superhero bernama Big Daddy; Mark Strong kembali membuktikan kepada para penonton bahwa dirinya memang merupakan aktor spesialis tokoh – tokoh antagonis dengan bermain mantap sebagai kepala gangster bengis tapi di saat bersamaan bisa terlihat konyol bernama Frank D’Amico; Aaron Johnson yang bermain cool sebagai Dave Levinzky ( sang tokoh utama ) a.k.a Kick Ass yang terlihat kikuk tapi berani maju untuk menjadi seorang pahlawan yang membela kaum yang lemah; Christopher Mintz-Plasse yang bermain bagus sebagai pemuda kikuk serta merupakan superhero lain bernama Red Mist yang memiliki rahasia besar dibelakang partnernya, Kick Ass ; dan credit khusus diberikan kepada pemain muda Chloe Moretz yang bermain mengesankan sebagai Hit Girl. Aktingnya begitu dewasa dan terkesan sangar serta menjiwai peran Hit Girl di film ini. Gadis berusia 13 tahun inipun tanpa canggung berani berkata – kata dan memaki secara kasar seperti layaknya orang dewasa. Tak cuma itu, gesture, mimik muka, kelincahannya berakrobat dan memperagakan ilmu beladirinya serta chemistry yang dapet banget antara Moretz dan Cage sebagai anak dan bapak di film ini pun patut diacungi 2 jempol dan pastinya mampu membuat poenonton usia manapun tercengang olehnya. Aura kebintangan Moretz di film inipun terasa sangat kentara dan memang dia pantas dijadikan sebagai scene stealer dalam film ini.

Mungkin bagi sebagian orang yang mengharapkan sesuatu yang seru layaknya seperti mereka menonton film – film superhero pada umumnya, kelihatannya akan sedikit kecewa dengan film ini. Film ini tidak menggambarkan karakter superhero seperti film – film yang lainnya. Tidak ada yang namanya adegan kekuatan – kekuatan super yang dimiliki oleh para hero disini. Sebaliknya, justru ditampilkan karakter hero biasa dengan berbagai kelemahan mereka. Walaupun film ini dikatakan memiliki kekuatan dalam hal realitas, tapi justru hal ini bisa menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi, tema ini cukup briliant; tapi di sisi lain, bagi yang sudah berharap banyak seperti layaknya menonton film superhero dengan kekuatan – kekuatan super nya, pastinya akan kecewa dengan film ini. Film ini pun juga tidak langsung menunjukkan adegan – adegan action bombastis dari awal. Karena film ini membangun ketegangan ceritanya secara perlahan, maka penonton diminta untuk bersabar dulu hingga akhirnya ketegangan film ini memuncak. Hal inilah yang justru bisa membuat para penonton bosan menunggu – nunggu adegan – adegan action seru. Tapi Vaughn tetap menyelipkan adegan – adegan lucu dan mengena sembari membangun ketegangan cerita di film ini.

Selain itu, isi adegan – adegan yang memiliki kadar content untuk dewasa di film ini cukup banyak. Oleh sebab itu, hati – hati bagi para orang tua yang membawa anak – anaknya untuk menonton film ini di bioskop. Disarankan agar anda, para orang tua, jangan bawa anak2 untuk nonton film ini. Banyak kata – kata dan adegan – adegan yang kasar dan menjurus ke arah dewasa. Memang setting filmnya remaja. Tapi, content filmnya justru dewasa. Sama seperti perihal realitas di film ini, content dewasa terbungkus remaja ini justru juga menjadi pisau bermata dua bagi film ini sendiri. Di satu sisi, patut kita puji keberanian dan kreativitas Vaughn serta Mark Millar untuk menciptakan sebuah film yang berani unik dan berbeda dibanding film lainnya. Tapi di sisi lain, para orang tua yang tidak mengetahui betul tentang film ini dan langsung menonton filmnya di bioskop bersama anak – anaknya, pasti akan jengkel akibat banyaknya adegan dewasa di film ini. Darah muncrat, adegan pembantaian sadis, sumpah serapah, dan masih banyak lagi adegan dewasa lainnya cukup banyak bertebaran di film ini, sehingga jelas, film ini hanya boleh ditonton oleh orang dewasa, minimal oleh remaja berumur 18 tahun.

Selain itu, satu lagi kekurangan film ini justru terletak di ending. Film ini secara konstan berhasil mempertahankan unsur realita yang ada, tapi sayangnya, adegan endingnya justru membuat kita yang suka dengan realita jadi sedikit kecewa dan jengkel akibat adanya satu benda yang digunakan oleh Kick Ass untuk menghajar anak buah D’Amico..

Overall, film ini merupakan film yang cukup unik dan berani tampil berbeda dibanding film – film superhero lainnya. Faktanya jelas : adegan – adegan action keren, cerita yang unik dan menarik, konsep presentasi filmnya yang berani beda dibanding film lain, serta unsur realitanya yang baik, ditambah dengan pemain – pemainnya yang bermain solid film ini, membuat film ini patut untuk anda tonton minggu ini. Film ini pun juga mengajarkan kepada kita bahwa jarang di dunia ini ada yang rela berkorban untuk mau menolong sesama yang sedang kesusahan karena berbagai faktor, baik secara internal maupun eksternal dan akhirnya menjadi perenungan bagi kita semua, apakah kita semua, jika dihadapkan pada situasi yang sama, bakal mau menolong sesama atau malah berdiam diri saja melihat sang korban disiksa terus. Ingat, perhatian keras, film ini TIDAK UNTUK DITONTON OLEH ANAK KECIL akibat content filmnya yang justru dewasa dan tidak pantas untuk ditonton oleh anak – anak. Walaupun film ini terasa kepeleset di ending, tapi tetap, film ini menjadi sebuah film unik dan juga baik di mata penonton. Vaughn berhasil membuat film superhero dengan citarasa baru ( walaupun tidak bisa dibilang orisinil akibat pernah diterapkan pada film Batman Begins karya Christoper Nolan ) dan keren. Pengorbanan Vaughn serta Millar, baik secara materi maupun penggarapan cerita serta filmnya, justru terbayar lunas di film ini. Good Job, brothers. So, bagi anda yang mencari film seru di minggu ini atau sudah selesai menonton film Shrek Forever After serta ingin menonton film lain, atau justru bingung mau menonton film apa karena tidak suka dengan film Shrek, maka film Kick Ass ini WAJIB untuk anda tonton. Pastinya, seperti kalimat yang dilontarkan oleh tokoh Big Daddy di film ini, anda yang menyaksikan film ini pastinya akan merasakan ”your ass kicked” akibat seru dan kerennya film ini. He3. XD. Akhir kata, selamat menonton.

Point :

Cerita = 7 / 10

Pemain = 7 / 10

Kriteria khusus :

Keunikan Film = 7 / 10

Unsur Hiburan

dan action = 7 /10

Total = 7 / 10

Copyright : Alexander ”Ajay” Dennis

Trailer :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar