Sabtu, 01 Mei 2010

Review Iron Man 2


Review

Iron Man 2 ( Paramount Pictures_2010 )

Pemain :

Sutradara : Jon Favreau

Rilis =

  • 7 Mei 2010 ( Amerika Serikat )
  • 30 April 2010 ( Main di Bioskop Indonesia )

Harapan semua penonton ketika menyaksikan sebuah film yang merupakan sekuel atau film ke dua dari sebuah judul film adalah harapan akan lebih bagus, lebih menghibur, dan lebih istimewanya sebuah sekuel itu dibanding film pertamanya. Well, tidak selalu harus lebih seru dan lebih banyaknya adegan - adegan action yang ada di sekuelnya ketimbang di film pertamanya. Banyak aspek yang bisa dilihat untuk menentukan apakah sekuel dari sebuah film bisa dinilai lebih baik ketimbang film pertamanya. Beberapa contohnya adalah cerita yang makin berbobot, kelancaran cerita yang ada di sekuelnya sehingga penonton bisa menikmati filmnya secara enak dan lancar serta tidak membosankan, dan adanya element - element tambahan yang unik dan beda antara film yang pertama dengan kedua.

Tak jarang, banyak film sekuel yang bisa lebih bagus ketimbang seri pertamanya; tapi tak jarang pula, banyak film sekuel yang kualitasnya justru berada jauh dibawah film pertamanya. Beberapa contoh sekuel yang lebih bagus ketimbang seri pertamanya adalah 4 seri Lethal Weapon, 4 seri Die Hard, Spiderman 2, sampai yang teranyar adalah The Dark Knight yang merupakan sekuel dari Batman Begins. Sedangkan beberapa contoh sekuel yang lebih buruk ketimbang seri pertamanya adalah Spiderman 3, Basic Instinct 2, Son of the Mask, bahkan yang paling gress, yaitu Transformers 2 : Revenge of the Fallen yang sangat "berhasil" menjadi film super hancur berantakan ketimbang film pertamanya. Lalu, bagaimana dengan nasib sekuel film Iron Man, yaitu Iron Man 2?? Mari kita lihat saja hasil review di bawah ini.


Sebelum masuk ke pembahasannya, ada baiknya kita simak terlebih dahulu sinopsis ceritanya. Diceritakan dunia akhirnya mengetahui bahwa pengusaha senjata yang terkenal kaya dan tampan serta playboy bernama Tony Stark ( Downey ) adalah superhero Iron Man ( sesuai dengan ending Iron Man 1 dimana dia membeberkan bahwa dirinya adalah Iron Man kepada pers ). Tugas Tony pun bertambah; mulai dari mengurus perusahaannya, membina hubungan cintanya dengan sang sekretaris setianya, Pepper Potts, sampai dengan urusan menjaga keamanan dunia. Tapi ada suatu hal yang Tony sembunyikan dari semua orang, kecuali JARVIS, komputer setianya. Tony tidak ingin membuat semua orang yang ada di dekatnya menjadi khawatir dengannya, sehingga iapun menutup rapat - rapat rahasianya tersebut. Karena Tony pun kelelahan akibat tugasnya yang menumpuk, Tony sampai mengangkat sang sekretaris setianya, Pepper Potts, untuk naik pangkat menjadi CEO Stark Enterprise menggantikan tokoh antagonis Obadiah Stane yang tewas ketika bertarung dengan Tony, serta untuk menggantikan Tony. Walaupun terlihat berat, tapi Tony terlihat menikmati sekali pekerjaan – pekerjaannya tersebut. Seiring dengan bertambahnya tugas, maka semakin banyak pulalah tanggung jawab serta tekanan dalam diri Tony. Militer Amerika serta pers memaksa agar Tony menyerahkan rancangan baju dan teknologi yang terdapat pada Iron Man. Tony pun menolak dengan tujan supaya teknologi maha dahsyat tersebut tidak jatuh ke tangan orang jahat. Di tengah tekanan dari militer Amerika tersebut, muncullah seorang ilmuwan rusia yang gila dan jahat bernama Ivan Vanko ( Rourke ) yang sangat membenci Tony Stark A.K.A Iron Man dan ingin menghancurkan Iron Man. Tak tanggung – tanggung, Vanko pun juga menciptakan sumber energi mirip dengan punya Tony dan menciptakan baju tempur khusus berupa cambuk listrik super panjang dan besar. Tak hanya itu, saingan bisnis Tony bernama Justin Hammer pun mulai mengumandangkan perang terbuka kepada Tony dalam hal persaingan dunia bisnis dan diam – diam bekerja sama dengan Ivan Vanko untuk menjalankan suatu rencana jahat bersama dengan menciptakan robot – robot tempur mirip seperti Iron Man untuk menghancurkan Tony. Untunglah Tony masih memiliki sahabat – sahabat setia yang masih mau membantu menolongnya, seperti Nona Potts, sang bodyguard bernama Happy Hogan, Nick Fury yang merupakan kepala badan intelejen rahasia AS bernama SHIELD, agent wanita Rusia dari SHIELD bernama Natalie Rushman / Natasha Romanoff / Black Widow ( Johansson ) serta tentunya, Lt. Colonel James "Rhodey" Rhodes yang nantinya akan menggunakan baju tempur baru ciptaan Tony bernama War Machine, dan telah selesainya baju Iron Man baru, yaitu Mark VI. Mereka siap menopang Iron Man dalam menghadapi segala musuh yang menghadang.

Lalu, bagaimana dengan hasil filmnya? Dengan sangat menyesal saya katakan, bahwa film Iron Man 2 hasilnya TIDAK MEMUASKAN DAN LEBIH MENGECEWAKAN ketimbang Iron Man 1. Sebenarnya, cerita yang ada di Iron Man 2 sedikit lebih kompleks ketimbang sinopsis yang ada di review saya ini. Tapi, saya berusaha meminimalisir sinopsisnya karena memang ceritanya ada kejutan - kejutan yang sayang kalo sampai saya bocorkan disini. Saya pun berprinsip bahwa shocking moment yang ada di sebuah film jangan sampai dibocorkan terlebih dahulu sampai penontonnya menonton sendiri filmnya, supaya lebih gress. He3. XD. Tapi, karena kerumitan ceritanya itulah, Iron Man 2 akhirnya memiliki lubang tersendiri yang menyebabkan filmnya menjadi lebih jelek ketimbang film pertamanya. Penulis naskah Justin Theroux beserta dengan sang sutradara, John Favreau dan juga Robert Downey Jr memang memiliki ide briliant untuk memasukan unsur depresi kedalam diri tokoh Tony Stark akibat tekanan - tekanan yang dia terima, baik secara internal maupun eksternal. Tapi sayangnya, akibat terlalu banyaknya konflik yang ada, film menjadi kehilangan fokus, sehingga yang terjadi adalah penyelesaian setiap masalah yang ada secara gampang dan asal saja kalu tidak mau dikatakan klise. Hal ini pun akhirnya berimbas kepada penonton. Penonton seakan disiksa selama menyaksikan filmnya, khususnya ketika memasuki tengah film menjelang akhir. Cerita yang bertele - tele serta problem cerita yang terasa dipanjang - panjangkan dengan sangat sukses membuat penonton menjadi bosan menyaksikan filmnya menjelang tengah film. Eksekusi problem yang ada dalam cerita tidak dipikirkan secara matang terlebih dahulu, sehingga akhirnya, problem - problem yang ada dalam filmnya menjadi basi, tidak terarah, bertele - tele, dan memiliki penyelesaian yang basi dan klise pula.

Tak cukup sampai disitu saja penonton disiksa ketika menyaksikan film Iron Man 2 ini. Adegan - adegan action yang sedianya bisa menjadi obat ampuh untuk membunuh rasa bosan dan kantuk penonton selama film ini berlangsung pun parahnya dieksekusi dengan BOBROK pula. Adegan - adegan action yang ada di film ini justru berlangsung sebentar, tidak begitu spektakuler, dan seakan - akan penyelesaian dari setiap adegan action yang ada pun dibuat terlalu cepat dan gampang. Penonton yang tadinya mengharapkan adegan action yang lebih seru, lebih keren, lebih mendebarkan, lebih lama, serta lebih mengGIGIT ketimbang film pertamanya, terpaksa harus GIGIT JARI ( mungkin ada kali yang sampai menggigit bibir atau bahkan mungkin sampai menggigit kuping orang disampingnya akibat kesal dengan adegan - adegan action di film ini. He3. XD ) dengan adegan - adegan action yang ada di film ini. Kecuali adegan kejar - kejaran yang ada di bagian hampir ending film ini, semua adegan action di film ini yah masuk dalam kategori BASI. Kita yang mengharapkan pertempuran lebih seru antara Iron Man dengan Whiplash atau bahkan pertempuran klimaks antara Iron Man dan War Machine melawan Whiplash pun ternyata harus berakhir dengan cepat, gampangan, dan manyakitkan serta menyedihkan.

Lalu, bagaimana dengan akting para pemainnya?? Well, di sektor ini, saya beri apresiasi lebih kepada 2 pemain barunya, yaitu Mickey Rourke dan Scarlett Johansson. Mereka secara meyakinkan berhasil memerankan orang Rusia dengan aksen Rusia yang kental ketika mereka berbicara, sehingga kita pun merasa terbawa dengan permainan mereka yang aslinya buka orang Rusia. Pemain - pemain utama lainnya bermain seperti biasa dan terlihat sekali mereka semakin bisa mendalami karakter - karakter mereka dibanding film pertamanya. Lalu, pertanyaan terbesar muncul pada akting pemeran tokoh Rhodes yang baru, yaitu Don Cheadle : apakah Don Cheadle berhasil memerankan tokoh Rhodes dengan meyakinkan ketimbang aktor sebelumnya, Terence Howard, yang dipecat sepihak?? Well, saya pribadi menilainya agak sulit. Yang pasti, karakter tokoh Rhodes menjadi berubah dan berbeda ketimbang di film Iron Man 1. Di Iron Man 2, Don Cheadle memerankan tokoh Rhodes dengan pembawaan yang lebih serius, jarang melontarkan joke - joke yang lucu, dan tidak mudah terpengaruh oleh sifat urakannya Tony Stark. Well, di satu sisi, saya menilai Don berhasil melepaskan image tokoh Rhodes yang ada di film pertamanya dan memerankan tokoh Rhodes dengan gayanya sendiri. Di sisi lain, saya juga merasa kehilangan dan rindu dengan sosok Rhodes yang dibawakan dengan apik oleh Terence Howard. Penonton yang sudah kadung suka dengan tokoh dan karakter Rhodes yang ada di film Iron Man 1 pun pastinya akan kecewa dengan perubahan karakter Rhodes yang baru.

Setelah daritadi kita melihat sisi buruknya Iron Man 2 ini, apakah ada sisi positifnya? Ada. Yang saya sangat sukai dari film ini adalah masih adanya beberapa element shocking moment yang ada dalam film ini, walaupun sayangnya tidak sekeren yang Iron Man 1 dan shocking moment tersebut juga dieksekusi dengan hasil setengah - setengah. Selain itu, sisi positif lainnya adalah kehadiran band rock sepuh AC / DC yang mengisi soundtrack film ini, sehingga filmnya terkesan lebih garang dan lebih macho, walaupun kita akhirnya tahu bahwa filmnya lebih ke arah lebih lebay dan lebih bertele - tele. He3. XD. Tapi jujur, musik yang dibawakan AC / DC di film ini benar - benar keren dan lebih menghibur ketimbang adegan - adegan action memble dan cerita bobrok filmnya sendiri. Selain itu, adegan kejar - kejaran yang ada pada saat menjelang ending film ini pun juga cool dan menghibur. Satu lagi, humor - humor yang ada di film ini pun masih segar dan lucu untuk dinikmati.

Overall, film Iron Man 2 adalah contoh sebuah film sekuel yang lebih buruk ketimbang film pertamanya yang lebih berbobot dan lebih menghibur. Apakah karena Iron Man 2 memang memiki masa persiapan yang lebih kurang atau karena faktor pergantian penulis naskah dan ide cerita? Well, kelihatannya semua faktor tersebut serta segala kekurangan yang telah saya sebutkan diatas bisa disahkan. Yang pasti, film Iron Man 2 ini memang lebih kurang di berbagai aspek dibanding film Iron Man 1. Yang lebih parah, screen time untuk sang sutradara, John Favreau, yang berperan sebagai tokoh Happy Hogan pun semakin bertambah dan sialnya, tidak berkesan sama sekali. Mungkin, ini juga yang akhirnya membuat film Iron Man 2 lebih jelek ketimbang yang pertamanya, yaitu fakta bahwa sang sutradara TERLALU NARSIS DAN BANCI TAMPIL di film keduanya ini dibanding yang pertama, sehingga kehilangan konsentrasi untuk mengarahkan film Iron Man 2 agar menjadi film yang lebih bagus ketimbang Iron Man 1. Well, hati - hati bung. Anda sendiri yang mengajarkan di film ini, bahwa jika kita terlalu narsis dan banci tampil di muka umum, maka kesulitan lah yang akan anda dapatkan dan hal itu anda cerminkan lewat tokoh Tony Stark. OUCH!!! Seperti menampar muka sendiri. He3. XP. Tapi untungnya, masih ada point positif yang bisa dilihat dalam film ini, sehingga nilainya masih sedikit terbantu dibanding Transformers 2 tahun lalu. Jika tidak, maka saya tidak akan ragu untuk memberi nilai 4, bahkan 3 dari 10 untuk film ini. Tapi, bagi anda para penonton yang masih belum sempat untuk menonton film ini, jika anda memang sangat penasaran dengan filmnya, yah tonton saja atuh. Toh pilihan menonton kan ada di tangan anda, jadi, anda bebas untuk menentukannya. Ok2?? Akhir kata, selamat menonton.

Point :

Cerita = 5 / 10

Pemain = 6 / 10

Kriteria khusus :

Special Efek = 6 / 10

Unsur Hiburan

dan action = 4 /10

Total = 5 / 10


Copyright by : Alexander "Ajay" Dennis


Tidak ada komentar:

Posting Komentar