Preview
Resident Evil : Afterlife ( Screen Gems_2010 )
Pemain :
· Milla Jovovich as Alice
· Ali Larter as Claire Redfield
· Wentworth Miller as Chris Redfield
· Shawn Roberts as Albert Wesker
· Spencer Locke as K-Mart
· Boris Kodjoe as Luther West
· Kim Coates as Bennett
· Kacey Barnfield as Crystal
Sutradara : Paul W.S Anderson
Rilis =
- 10 September 2010 ( Amerika Serikat )
- 18 September 2010 ( Midnight Show di Bioskop XXI Indonesia )
- 22 September 2010 ( Main di Bioskop XXI Indonesia )
esident Evil atau di Jepang dikenal dengan sebutan Bio Hazard, adalah seri game terkenal buatan Capcom yang pertama kali diproduksi pada tahun 1996, tepatnya ketika mesin game Sony Playstation memasuki masa kejayaannya. Berkat element gameplay yang menarik, action yang seru, puzzle yang menantang, visualisasi horror yang gelap dan mencekam, serta iringan original score ( atau kita sebut juga dengan background music ) yang menyeramkan serta dengan sukses menggiring pemain ke arah rasa ketakutan mereka, membuat Resident Evil ( selanjutnya akan disingkat menjadi RE ) sukses di seluruh negara, hingga sampai detik ini. Sampai saat ini, RE sudah memiliki 5 seri game ( seri keenamnya sedang dalam tahap pengembangan ), serta banyak spin off game berdasarkan game horror hasil karya Shinji Mikami ini. Selain itu, tak cuma dalam platform game saja, RE pun juga memiliki novel, komik, film animasi CGI, arena permainan simulasi theme park ( berjudul Biohazard 4D-Executer di Mosaic Garden, Kobe, Jepang ), dan masih banyak jenis platform lainnya yang diangkat dari game horror yang satu ini. Bukan Hollywood namanya jika tidak tertarik dengan suatu hal yang terkenal di luar Amerika dan mengadaptasi hal tersebut untuk diangkat ke layar lebar. Mencium aroma kesuksesan seri RE, maka Hollywood ( tepatnya Sony ) pun membeli lisensi RE dari Capcom untuk mengangkatnya ke layar lebar. Maka, di tahun 2002, muncullah film Resident Evil yang pertama dengan sutradara Paul W.S Anderson serta Milla Jovovich sebagai aktris utamanya. Walaupun film pertamanya cukup dicaci maki oleh para fans gamenya, namun siapa sangka, RE versi live action ini bisa bertahan sampai pada seri keempatnya, yaitu RE Afterlife ini. Faktor kesuksesan alias balik modal-lah yang mendorong produser untuk selalu membuat film lanjutan RE. Tak heran, dengan disuntik modal hanya sebesar US$ 33 juta untuk RE 1 serta US$ 45 juta untuk RE 2 : Apocalypse dan juga RE 3 : Extinction, film – film tersebut masing – masing mendapatkan keuntungan lebih dari US$ 100 juta untuk peredarannya di seluruh dunia, dan berdasarkan grafik pendapatannya, semakin lama semakin naik untuk tiap film. Selain hasil pendapatan Box Office yang semakin lama semakin baik, kreator RE versi live action movie, yaitu Paul W.S Anderson pun juga selalu punya taktik jitu dengan cara mengeluarkan tokoh – tokoh terkenal dari gamenya secara satu – persatu, sehingga para fans gamenya minimal bisa tetap tertarik untuk menonton filmnya. Dan yang paling jitu, adalah tanggal edar yang selalu sepi dari pesaing dan hal tersebut merupakan kunci kesuksesan dari setiap film RE yang dirilis di bioskop. Belajar dari kesalahan film RE pertama, yang diedarkan pada musim panas sehingga film tersebut kalah saingan dengan film summer lainnya yang lebih bagus dan lebih menghibur, maka mulai dari RE 2 dan 3, film live action RE selalu dirilis pada bulan sepi pesaing sehingga pendapatan film ini semakin maksimal dari satu film ke film lainnya. Adegan action pun juga selalu ditambah porsinya. Tak heran, di luar ceritanya yang semakin bobrok bin amburadul, film RE tetap bisa mendulang laba maksimal dan semakin meningkat. |
Film RE Afterlife ini masih berkisah tentang petualangan Alice ( Jovovich ) untuk menghancurkan organisasi penyebar virus mematikan yang merubah hampir seluruh umat manusia di muka bumi ini menjadi zombie haus darah dan daging, yaitu Umbrella Corporation. Langsung melanjutkan cerita dari film – film RE sebelumnya, kali ini Alice menggempur markas besar Umbrella Corporation yang berada di Tokyo. Albert Wesker ( Roberts ), pimpinan Umbrella Corp. sudah menanti kedatangan Alice dan kloningannya dengan memperiapkan banyak pasukan dan juga kekuatan barunya. Gagal dengan penyerbuannya yang menyebabkan kaburnya Wesker, Alice pun terbang ke Alaska dan menemukan kenyataan pahit, bahwa ternyata, Alaska tidak seaman yang diberitakan oleh media – media. Disitu pula, Alice bertemu dengan partner lamanya, Claire Redfield ( Larter ) yang mengalami amnesia. Setelah Alaska dinyatakan tidak aman, Alice dan Claire terbang ke Los Angeles dan menemukan sekelompok manusia yang berusaha bertahan hidup dengan senjata dan keahlian seadanya. Salah satu diantara rombongan tersebut adalah Chris Redfield ( Miller ), kakak Claire. Terdesak dengan serangan zombie yang semakin menggila, mereka harus lari berusaha untuk bertahan hidup dan mencari tempat yang aman untuk berlindung, sekaligus menghadapi kawanan zombie yang telah bermutasi menjadi zombie bernama Majini dan The Executioner serta menghadapi Wesker, yang telah menjebak mereka di Los Angeles dengan tujuan memusnahkan keberadaan manusia di muka bumi untuk selama – lamanya.
Kali ini, dengan teknologi 3D yang semakin menjamur, film RE kembali dirilis. Dipromosikan menggunakan Fusion Camera System seperti yang digunakan James Cameron ketika men-shoot film Avatar, maka diharapkan akan mampu menarik perhatian penonton agar mau menyaksikan film RE Afterlife ini. Diharapkan, penonton bisa merasakan kehebatan 3D dari penggunaan Fusion Camera System ini, dimana mereka bisa merasakan lemparan kapak The Executioner, serangan para zombie yang bermutasi dan semakin pintar dan juga ganas, serta banyak adegan action campur horror lainnya secara real dan juga lebih nyata.
Dari sektor cerita, well, tidak perlu ditanya lagi. Film RE memang bukan film yang menjual cerita se-briliant film Inception misalnya, atau akting para pemain sekaliber film Oscar The Hurt Locker misalnya, karena memang point penting dari film ini adalah memberikan hiburan yang fun dan memuaskan bagi para penonton dan juga fans setia gamenya. Tak lebih dan tak kurang. Oleh sebab itu, penggunaan teknologi Fusion Camera System akan lebih dikedepankan ketimbang cerita. Untuk cerita, asal nyambung dengan film sebelumnya serta gamenya, maka hal itu tidak perlu dipermasalahkan terlalu besar.
Kehadiran tokoh Chris Redfield di film ini, membuat fans gamenya pasti akan tertarik untuk menyaksikan film RE Afterlife ini. Tokoh macho yang baru saja menjadi main hero di game RE 5 ini dirasa tepat kehadirannya, karena popularitasnya yang sedang menanjak dan juga fanbase dari kakak kandung Claire Redfield ini juga cukup banyak di seluruh dunia, apalagi para fans berat game RE. Pemilihan tokoh Wentworth Miller sebagai Chris tergolong tepat walau terlihat kurang berotot. Dan tak lupa juga dengan kehadiran tokoh antagonis Albert Wesker. Tokoh antagonis necis pimpinan Umbrella Corp. yang juga hadir menjadi main villain di game RE 5 inipun juga merupakan tokoh antagonis favorit kaum gamer di seri RE. Pemilihan aktor Shawn Roberts dirasa cukup pas untuk menghidupkan karakter misterius dan juga kejam ini akibat tampilan fisiknya yang pas dan mirip dengan tampilan fisik Wesker di gamenya. Memang menjadi kehandalan Paul W.S Anderson untuk selalu pintar memancing rasa kepenasaran penonton terhadap film – film RE selanjutnya.
Walaupun begitu, apakah benar efek 3D yang digembar – gemborkan akan sangat dahsyat tersebut memang sangat dahsyat untuk dinikmati? Jika kita lihat sekilas mengenai grafik pendapatan film – film 3D sekitar 3 bulan terakhir ini, grafiknya cenderung menurun akibat penyalahgunaan penggunaan teknik 3D pada setiap film yang beredar 3 bulan ke belakang ini. Penonton pun merasa tertipu dan cenderung kapok untuk menyaksikan film dengan format 3D karena ternyata hasil akhirnya sangat biasa dan penonton tidak merasakan perbedaan antara menonton film dengan format 3D dengan 2D, sehingga cenderung untuk meninggalkan film 3D. Jika ternyata hasil 3D film RE Afterlife ini mengecewakan, maka hal ini menjadi bumerang tersendiri, khususnya dalam hal pendapatan yang mampu mengembalikan budget produksi film ini. Film ini memakan biaya sekitar US$ 70 juta untuk produksinya, dan nominal tersebut merupakan sebuah budget produksi terbesar dalam sejarah pembuatan film RE. Jika hasil campaign 3D film ini tidak berhasil atau hasil 3D filmnya tidak sebombastis promosinya, maka resiko film ini ditinggal penonton pun akan menjadi senjata mematikan yang bisa membuyarkan produksi film RE selanjutnya. Selain itu, pertanyaan terbesar pun juga patut dialamatkan kepada para fans dan juga penonton setia film RE : Apakah anda sudah mulai bosan dengan film yang stagnan cerita namun semakin mengedepankan action serta teknologi semata dari film RE? Jika sudah bosan, maka hati – hatilah para produser film RE. Hal itu merupakan signal film anda akan ditinggal penonton. Terakhir, promosi film RE Afterlife inipun tergolong tidak sekreatif promosi RE 2 : Apocalypse dan juga RE 3 : Extinction ( nanti di bawah akan saya berikan trailer promosi RE 2 dan 3 sebagai bahan pembanding ).
Overall, film RE Afterlife tetap merupakan film yang patut ditunggu untuk ditonton minggu ini. Film ini cenderung diedarkan pada waktu yang pas, dimana tidak adanya pesaing sama sekali serta tentunya kehadiran Chris Redfield serta albert Wesker pun menjadi daya tarik tersendiri bagi para fans RE. Selain itu, promosi penggunaan Fusion Camera System 3D milik James Cameron pun kelihatannya bukan hanya gertak sambal semata. Hasil 3D nya kelihatannya akan bagus, mencekam, serta menghibur penonton. Asal ditangani dengan tepat serta memiliki angle camera yang pas agar penonton bisa merasakan kedahsyatan efek 3D dari film ini, maka semuanya akan dirasa pas dan mantap serta memberikan kepuasan kepada para penonton serta fans RE. So, bagi anda fans berat seri dan film RE, atau butuh film horror action seperti layaknya film My Bloody Valentine, maka bersiaplah menyaksikan RE Afterlife di bioskop – bioskop kesayangan anda. Jangan lupa untuk menonton 3D-nya di bioskop anda ya, karena kekuatan utama film ini terletak pada visual efek 3D-nya. Akhir kata, selamat menonton.
Copyright : Alexander ”Ajay” Dennis
Trailer 1:
Trailer 2:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar