Kamis, 08 April 2010

Review Fire of Conscience


Review

Fire of Conscience ( Media Asia_2010 )

Pemain : Leon Lai as Captain Manfred

Richie Ren as Inspector Kee

Vivian Hsu as Ellen

Kai Chi Liu as Cheung-on

Michelle Ye as. May

Sutradara : Dante Lam

Rilis =

  • 1 April 2010 ( Hongkong )
  • 8 April 2010 ( Main di Bioskop Indonesia )

Dunia perfilman di Hongkong merupakan salah satu dunia perfilman terbesar di dunia selain Perfilman Amerika ( Hollywood ), India ( Bollywood ), Jepang, dan juga Korea. Setiap tahunnya, negara yang satu ini mengeluarkan sekitar 100 - 200 judul film. Tak heran, Hongkong dilirik sebagai salah satu negara dengan dunia perfilman yang besar.

Perfilman Hongkong pun juga melahirkan bintang – bintang dan juga sutradara yang terkenal di seluruh dunia. Salah satu yang paling terkenal adalah sutradara film action John Woo. Sutradara yang kerap menggunakan efek slow motion dalam setiap adegan actionnya ini merupakan sutradara yang bisa dianggap sebagai Michael Bay nya orang Timur. Film – filmnya rata – rata menggunakan teknik yang hampir – hampir sama. Walaupun begitu, perbedaannya terletak pada kualitas filmnya saja. John Woo memang paling ahli membuat adegan – adegan action seru dalam setiap filmnya, begitu juga dengan Michael Bay. Tapi bedanya, John masih memperhatikan isi cerita filmnya ketimbang Bay yang lebih suka dengan adegan – adegan action menghibur ketimbang isi cerita film yang dibuatnya. Tapi tetap keduanya bisa kita nobatkan sebagai sutradarta yang paling bisa menghibur penonton dan juga penikmat film action junkie.

Ups, tapi jangan salah dulu. Kali ini, saya tidak akan membahas film buatan John Woo, melainkan sineas film Hongkong lainnya yang bernama Dante Lam. Sutradara film action Hongkong ini sudah bisa kita nikmati karyanya lewat film Sniper tempo hari. Dia pun sukses menggaet actor muda Edison Chen agar mau bermain di film tersebut, walaupun pada saat yang bersamaan, Edison sedang tekait masalah kasus foto – foto porno koleksi pribadinya yang bocor di Internet dan menimbulkan kecaman di sana sini. Filmnya tergolong cukup sukses dan cukup seru. Tahun ini, Dante kembali lewat film ( masih bertema polisi seperti film Sniper ) berjudul Fire of Conscience. Tak tanggung – tanggung, Dante mengajak 2 aktor pujaan masyarakat China dan juga Hongkong, yaitu Richie Ren dan Leon Lai sebagai bumbu penyedap film action ini.

Kisahnya tentang 2 polisi beda adat dan beda kesatuan yang bahu membahu untuk membongkar kasus perdagangan senjata di Hongkong. Sersan Manfred ( Leon Lai ) adalah polisi keras yang selalu tanpa kompromi dalam menghadapi setiap kasus kejahatan yang ditanganinya, sebagai bentuk balas dendam terhadap dunia kejahatan yang telah merenggut nyawa istri tercintanya. Di lain pihak, Inspector Kee ( Richie Ren ) adalah tipikal polisi perlente dengan baju dan mobil mewah, walaupun banyak hal yang dia simpan tentang kariernya di dunia kepolisian. Kee adalah polisi yang dulunya menangani kasus – kasus Narkotika dan sekarang berpindah divisi ke Divisi Kejahatan. 2 polisi beda adat dan beda perilaku serta beda style ini bersatu untuk menghadapi satu kasus kejahatan rumit yang melibatkan anak buah Manfred dan juga melibatkan para pedagang senjata illegal kelas kakap yang ada di Hongkong. Semakin mereka membongkar kasus ini, semakin jelas ada keterlibatan internal kepolisian dalam kasus ini. Hal inilah yang membuat nyawa mereka semakin terancam. Mereka harus bahu membahu agar bisa memecahkan kasus ini dan menyelamatkan nyawa serta karier mereka. Tapi, apakah benar sekedar kepercayaan antara sesama dalam kasus yang sudah tidak bisa mempercayai siapapun ini bisa membuat mereka bertahan hidup? Apakah ada rahasia di antara dua polisi ini yang bisa membuat mereka saling membunuh? Tetap, mereka kembali pada kemampuan serta kewaspadaan diri mereka masing – masinglah yang bisa menyelamatkan hidup mereka.

Dilihat dari sinopsis ceritanya, film ini sebenarnya berpotensi menjadi 2 jenis film, yaitu film yang akan membuat anda penasaran dengan adu kucing – kucingan serta adu pintar mengatur strategi tipu menipu antara penjahat dengan polisi atau bahkan antara polisi dengan polisi; atau jenis yang kedua, yaitu filmnya akan menjadi full action seperti halnya film Hard Boiled buatan John Woo. Akhirnya, Dante Lam selaku sutradara memilih untuk menggabungkan 2 jenis film tersebut ke dalam sebuah film. Sayangnya, hasil akhirnya adalah sebuah film dengan banyak elemen yang serba tanggung. Elemen action misalnya, Dante ini ingin menjadikan film ini menjadi sebuah film action seru seperti layaknya film – film action polisi Hongkong buatan John Woo. Sayangnya, banyak adegan tembak – tembakan dan action yang harusnya bisa digarap lebih seru dan lebih dramatis atau lebih stylish lagi digarap dengan tidak begitu serius oleh Dante. Hasil akhirnya, film ini menjadi action tanggung, padahal cukup menyimpan potensi menjadi sebuah film action seru. Dari segi adu pintar, film ini juga tidak digarap serius dan sangat mudah tertebak sekali adu kucing – kucingan serta misteri yang ada dalam film ini. Tidak seperti film Infernal Affairs yang berhasil membuat jantung penonton dag dig dug dengan adu strateginya yang cool, film ini tidak memberikan adu strategi yang bagus untuk ditonton.

Walaupun begitu, film ini masih cukup memiliki kekuatan di segi penyampaian pesan cerita. Film ini cukup mengajarkan kepada kita bahwa setiap obsesi ataupun dendam dalam diri manusia, bisa menyebabkan manusia tersebut jatuh terperosok lebih dalam lagi ke dalam dendam atau obsesi tersebut dengan dampak yang baik atau buruk bagi kehidupan manusia tersebut dan kebanyakan manusia tidak sadar akan hal tersebut. Film ini juga berhasil menggambarkan realita tugas polisi dalam memberantas kejahatan. Tak ada yang namanya one man hero atau seorang polisi yang mampu mengobrak abrik sarang penjahat layaknya film – film action buatan John Woo. Semuanya merupakan kerja sama tim dalam kepolisian dan serunya, film ini juga berhasil menangkap moment bahwa setiap saat, polisi yang bertugas pun bisa terluka atau bahkan tewas di TKP, mulai dari terkena ledakan granat, berondongan timah panas, dan lain sebagainya. Satu lagi, film ini juga menghadirkan adegan menarik pada awal filmnya mulai; dengan teknik freeze object disertai dengan kamera yang bergerak secara stylish serta tone warna abu – abu dan nantinya, adegan – adegan tersebut berhubungan dengan dengan isi cerita film ini. Richie Ren sayangnya kurang menjiwai tokoh Inspektur Kee yang pintar tapi penuh misteri dan juga licik; sebaliknya, Leon Lai cukup berhasil memerankan tokoh Sersan Manfred yang depresi, awut – awutan, tapi tetap menyimpan dendam terhadap kriminalitas yang telah merenggut nyawa istrinya dan juga tampil beringas tanpa ampun dalam membekuk semua penjahat buruannya. Tampangnya yang acak – acakan dan juga berewokan tidak terurus serta kurang memikirkan dirinya sendiri cukup membuat penonton terkesima dengan akting Leon Lai di film ini.

Secara keseluruhan, film Fire of Conscience ini merupakan film yang standard saja. Eksekusi adu kucing – kucingan, strategi, dan adu pintar serta adegan – adegan actionnya yang biasa saja ( walaupun ada sich adegan tembak – tembakan paling seru dalam film ini yang terjadi di Rumah Teh serta di apartment sempit ) membuat film ini menjadi kurang mantap di mata saya. Di sisi lain, saya berikan apresiasi terhadap film ini pesan moral cerita film ini, adegan yang cool di awal film, serta realita yang tertangkap dalam film ini. Tapi, ya, alangkah baiknya jika film ini bagus di segala sisi. Filmnya sebenarnya menyimpan potensi bagus jika dikerjakan dengan lebih baik lagi. So, tetap, film ini masih belum bisa menandingi film action favorit saya, Hard Boiled dan juga belum bisa menandingi ketegangan adu taktik dalam film Infernal Affairs, dimana keduanya memiliki cerita yang hampir – hampir mirip. Tapi, tetap, film ini boleh menjadi alternaif pilihan film untuk anda tonton di minggu ini. Di balik kekurangan yang ada, film ini tetap memiliki nilai positif yang cukup mengena menurut saya. Akhir kata, selamat menonton.

Point :

Cerita = 6 / 10

Pemain = 6 / 10

Kriteria khusus :

Action = 5 / 10

Thriller o’ Meter = 5 / 10

Unsur Hiburan,

Isi pesan cerita

dan bobot cerita = 6 /10

Total = 6 / 10

Copyright : Alexander ”Ajay” Dennis


Trailer :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar