Review
Clash of the Titans ( Warner Bros Pictures_2010 )
Pemain : Sam Worthington as Perseus
Ralph Fiennes as Hades
Liam Neeson as Zeus
Gemma Arterton as Io
Alexa Davalos as Andromeda
Danny Huston as Poseidon
Izabella Miko as Athena
Jason Flemyng as Acrisius
Nathalie Cox as Artemis
Natalia Vodianova as Medusa
Sutradara Louis Leterrier
Rilis =
- 2 April 2010 ( Amerika Serikat )
- 31 Maret 2010 ( Main di Bioskop Indonesia )
Setelah minggu lalu, saya berikan preview film Clash of the Titans, maka sekarang, saya akan memberikan review film tersebut. Pertanyaannya adalah, apakah filmnya memang sedahsyat trailernya?? Mari kita lihat saja reviewnya.
Film Clash of the Titans ini menceritakan tentang perjalanan seorang manusia setengah dewa bernama Perseus ( Wothington ). Perseus merupakan anak Zeus ( Neeson ) yang dilahirkan oleh seorang wanita manusia biasa bernama Danae. Danae memiliki suami bernama Acrisius (Jason Flemyng), yang merupakan seorang pejuang yang sudah muak dengan tingkah laku para dewa yang bertindak seenaknya dan bermaksud untuk memimpin pemberontakan manusia untuk melawan para dewa dewi di gunung Olympus. Zeus yang mengetahui hal tersebut lalu menyamar sebagai Acrisius dan berhubungan badan dengan Danae yang tidak tahu bahwa sang suami yang sekarang sedang bersamanya ternyata adalah Zeus yang sedang menyamar. Acrisius yang mengetahui hal tersebut, tidak terima dan langsung membunuh sang istri dengan cara melemparkannya ke laut dan kemudian Zeus pun langsung menyambarkan petir ke Acrisius, walaupun tidak Acrisius sendiri tidak mati. Danae tewas, tapi Perseus berhasil bertahan hidup dan diasuh oleh seorang nelayan bernama Spyros (Pete Postlethwaite). Perseus dibesarkan secara manusiawi, walaupun dia memang memiliki kekuatan diatas manusia biasa ( kekuatan setengah dewa ). Suatu ketika, Hades ( Fiennes ), dewa Neraka, menghabisi semua anggota keluarga Perseus yang telah merawatnya selama ini. Perseus pun hidup sebatang kara. Ketika mengetahui bahwa Hades akan menciptakan peperangan diantara para dewa yang bisa membinasakan bumi dan menciptakan neraka di bumi, Perseus maju menjadi sukarelawan untuk menghentikan niat jahat Hades. Perseus harus mengalahkan Hades sebelum Hades dapat merebut kekuasaan dari Zeus, menciptakan peperangan diantara para dewa, dan memboyong neraka ke bumi serta bertekad untuk membalas dendam atas perbuatan Hades yang telah menghabisi keluarganya, Dengan memimpin sekelompok prajurit, Perseus melakukan perjalanan berbahaya ke dunia terlarang. Perjalanan tidak semudah yang dibayangkan. Perseus dan pasukannya harus bertempur melawan iblis dan monster menakutkan yang telah disiapkan oleh Hades, diantaranya wanita berambut ular bernama Medusa, kalajengking raksasa bernama Scorpioch, 3 nenek sihir tak bermata, Acrisius yang sekarang menghamba kepada Hades, dan monster – monster lainnya. Perseus pun juga diwajibkan hadir tepat waktu untuk menyelamatkan putri Andromeda yang memang sengaja dikorbankan untuk monster laut super besar bernama Kraken sesuai dengan titah Zeus kepada Hades. Perseus hanya bisa bertahan dan menjalankan semua misinya jika dia dapat menerima takdir sebagai dewa, menantang nasibnya dan menciptakan takdirnya sendiri serta mendengarkan nasihat dari sang malaikat pelindungnya, Io ( Gemma Arterton ).
Sayangnya, filmnya tidak sebagus trailernya yang begitu cool dan juga sangar plus cadas. Terbukti, ketika menonton filmnya, hasilnya ternyata biasa – biasa saja. Kekurangan film ini cukup banyak. Selain cerita yang mengalir datar – datar saja dan klise; adegan – adegan action yang biasa saja, walaupun ada juga beberapa adegan action yang cukup seru, seperti misalnya adegan pertarungan Perseus dkk melawan sang scorpio besar bernama Scorpioch, tapi sisanya, adegan actionnya biasa – biasa saja; editing filmnya yang terkesan terburu – buru ( misalnya, dari 1 adegan ke adegan lainnya terkesan cepat dan seperti asal potong saja di ruang editingnya. Kita seperti menonton film dengan membaca naskah filmnya, sehingga dari satu adegan ke adegan lainnya terkesan seperti kita membaca naskah film. Hal ini akibat editing itu tadi yang terkesan buru – buru dan kasar ); special effect yang kurang halus; permainan aktor aktrisnya yang biasa saja; dan yang paling parah, cerita mitologi Yunani yang kita tahu seakan – akan diobrak – abrik di film ini. Yap, kekurangan film ini cukup kompleks juga. Tapi di sisi lain, film ini berhasil tertolong di ilustrasi musiknya yang cukup cool, beberapa adegan action slow motion yang cukup seru serta cukup menegangkan, dan juga unsur hiburannya yang cukup kental.
Dari segi cerita, ini yang sangat membuat kesal. Film ini seakan – akan membuat versi sendiri tentang cerita mitologi Yunani dari tokoh Perseus ini. Memang, cerita dari mitologi Yunani ada banyak versi, minimal ada kemiripan – kemiripan dalam setiap ceritanya, tapi khusus untuk yang kali ini, bedanya benar – benar beda banget dengan cerita mitologi – mitologi Yunani yang kita tahu selama ini. Bagi anda penggemar berat cerita mitologi Yunani, anda pasti kecewa berat dengan film ini. Film yang tadinya dijanjikan untuk setia pada kisah asli mitologi Yunani tokoh Perseus ini pasti akan membuat mereka pun marah, kesal, dan kecewa berat dengan film ini. Lewat film ini, akhirnya kita pun jadi berpikir, apakah benar sutradara Louis Leterrier yang katanya seorang penggemar fanatik cerita Clash of the Titans dan mitologi Yunani ini benar – benar seorang pecinta fanatik certa Mitologi Yunani? Ataukah ceritanya memang hancur akibat perombakan naskah yang dilakukan Phil Hay dan Matt Manfredi dari naskah buatan Lawrence Kasdan? Atau memang naskah awal buatan Lawrence Kasdan sudah hancur amburadul? Entahlah. Tapi yang pasti, anda yang minimal sudah tahu dengan cerita mitologi Yunani pun pasti akan kesal dibuatnya lewat cerita film yang satu ini. Bayangkan saja, Poseidon di film ini hanya disebutkan namanya saja, sedangkan kehadirannya di film inipun minim sekali (walaupun bisa dikatakan hampir tidak nampak sama sekali tokoh Poseidon di film ini).
Aktor aktris yang tampil disini bermain benar – benar standard, kalau mau dibilang, terkesan minim ekspresi. Hanya aktor Ralph Fiennes yang berperan sebaga Hades yang cukup dibilang oke performanya sebagai tokoh jahat Hades. Dengan suara yang serak – serak berat serta jalan yang agak terbungkuk – bungkuk, tokoh Hades cukup hidup di tangan dia, walaupun masih kalah karismanya dengan Steve Coogan yang juga berperan sebagai Hades dalam film Percy Jackson and the Olympians : The Lightning Thief; seperti halnya Liam Neeson yang berperan sebagai Zeus yang masih kalah kelas dan kalah tegas dibanding dengan Sean Bean yang juga berperan sebagai Zeus di film tersebut. Kalau mau dibilang, antara Zeus dan Hades yang ada di film Percy Jackson maupun di film Clash of the Titans, penonton pasti akan lebih memilih lebih ingat dan mengena dengan tokoh Zeus dan Hades yang ada di Percy Jackson ketimbang di film ini. Sam Wothington pun juga bermain datar, sangat datar ekspresinya.
Dari segi action, film ini bolehlah lumayan menghibur penonton. Beberapa adegan action dan kadang diselingi dengan slow motion di film ini cukup bagus, tapi sayangnya, sisa adegan action tersebut terkesan biasa saja. Adegan melawan Scorpioch di film ini merupakan adegan yang paling seru dan adegan melawan Medusa juga cukup membuat penonton tegang serta adegan kejar – kejaran merebut Kepala Medusa menjelang klimaks film ini juga cukup seru, tapi sayangnya kurang digali maksimal lagi adegan actionnya. Khusus untuk adegan ending Kraken, memang sudah saya maklumi karena memang adegan tersebut sesuai dengan cerita mitologinya (walaupun sutradara Louis Leterrier sudah berusaha menambal hal ini dengan menambahkan adegan kejar – kejaran Perseus dengan setan terbang ciptaan Hades untuk memperebutkan kepala Medusa di tengah – tengah kota). Tapi adegan – adegan pertempuran lainnya yang dirasa bisa dibikin lebih seru dan tegang lagi sayangnya dieksekusi dengan biasa saja di film ini. Misalnya adegan klimaks pertempuran Perseus dengan Hades, pertarungan Perseus dengan Acrisius, dan lain – lain. Sayang memang, film yang di trailernya sangat menjual adegan action seru, ternyata lewat hasil filmnya, adegan actionnya terkesan biasa saja. Tapi tertolong akibat ilustrasi musiknya yang bisa membuat kita tegang, seru, sedih, dan lain – lain yang cukup mampu mengaduk perasaan penonton ketika menonton adegan – adegan action film ini. Spesial effect film inipun tergolong kasar dan tidak halus. Diperparah lagi dengan editing buruk, sehingga semakin lengkaplah kebobrokan film ini.
Overall, film ini sebenarnya memiliki potensi besar menjadi film mitologi Yunani klasik terbaik dan terseru, jika saja ditangani dengan sangat serius oleh tim pembuat film yang lebih piawai dan juga lebih berpengalaman. Tumben sekali memang Louis Leterrier membesut sebuah film action seru yang memang menjadi spesialisasinya dengan asal – asalan. Ditambah dengan hasil convert ( film ini tadinya hendak dirilis dalam format 2D, tapi akhirnya di convert ke 3D pada saat detik –detik akhir peluncuran film ini ) 3D film ini yang diberitakan buruk, membuat film ini menjadi sebuah film yang sangat berpotensi menjadi terbuang percuma dan sia – sia. Film ini akhirnya memang hanya menjadi film BIASA dengan eksekusi dan kualitas BIASA tapi dengan trailer dan promosi yang luar BIASA. Tapi apapun kritikan yang didapat film ini, tetap, Clash of the Titans menjadi pilihan film yang cukup OK untuk ditonton minggu ini. Filmnya setidaknya cukup menghibur. Sebaiknya, jika memang anda ingin menonton film ini, buang jauh – jauh ekspektasi akan wah – nya film ini dan jangan berharap banyak terhadap film ini. Anda cukup duduk menikmatinya saja. Dan kalau bisa, jangan cari tahu tentang cerita mitologi Yunani jika anda ingin menonton film ini, karena cerita mitologi Yunani di film ini pasti akan diobok – obok. So, seperti tagline film ini : Damn The GODS dan sesuai dengan kalimat di film ini : “One day, somebody's got to make a stand. One day, somebody's got to say enough...”; maka saya akan sedikit merubahnya menjadi “Damn you the worst production team of Clash of the Titans” dan saya pun akan berkata ENOUGH terhadap kualitas film ini. Wakakakakaka. XD. XP. Akhir kata, selamat menonton.
Point :
Cerita = 5 / 10
Pemain = 5 / 10
Kriteria khusus :
Original Score = 7 / 10
Special Efek = 5 / 10
Unsur Hiburan
dan action = 6 /10
Total = 5.5 / 10
Copyright : Alexander ”Ajay” Dennis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar