Senin, 24 Agustus 2009

Review District 9


Review
District 9 ( Tristar Pictures_2009 )

Pemain : Sharlto Copley as Wikus Van De Merwe
  Jason Cope as Grey Bradnam - UKNR Chief Correspondent
  Nathalie Boltt as Sarah Livingstone – Sociologist

Director : Neill Blomkamp

Rilis : 
• 14 Agustus 2009 ( Amerika )
• 15 Agustus 2009 ( Midnight Show di Bioskop – Bioskop Indonesia )
• 20 Agustus 2009 ( Di Bioskop – Bioskop Indonesia )

     Film District 9 merupakan film panjang dari sebuah film documenter berjudul Alive in Joburg yang beredar pada tahun 2005 lalu dengan durasi sekitar 6 menit. Sebenarnya, sang sutradara film Alive in Joburg, Neil Blomkamp, ditawari oleh Peter Jackson untuk membuat film adaptasi dari game terkenal di Amerika, Halo. Sayang, proyek ini semakin tidak jelas juntrungya sehingga Peter Jakson pun merasa tidak enak hati dengan Neil dan langsung saja dia mengucurkan dana sekitar 30 Juta US$ bagi Neil untuk membuat film apapun yang diinginkan oleh Neil. Neil pun memutusakn untuk membuat versi panjang film documenter buatannya sendiri, Alive in Joburg ini menjadi sebuah film utuh untuk konsumsi bioskop dengan title District 9. Di konferensi San Diego Comic Con 2009 kemarin, film ini mengadakan diskusi panel yang menghadirkan Peter Jackson dan Neil Blomkamp dengan para calon penonton film ini serta preview film ini. Film ini edar resmi di Amerika tanggal 14 Agustus 2009 kemarin dan mendapat respon positif dari para penonton dan kritikus film serta berhasil menjadi raja di Box Office tanggal 17 Agustus kemarin dengn hasil pemasukan 3 harinya sebesar 37 Juts US$.

     Film District 9 ini bercerita tentang kontak pertama alien ke bumi yang dimulai sekitar 38 tahun yang lalu. Ketika itu, pesawat UFO besar melayang di atas Afrika Selatan. Manusia bumi pun awalnya menerima kehadiran para alien tersebut di bumi. Tapi, lama kelamaan, mulailah terjadi clash antara alien – alien tersebut dengan manusia dan alien – alien tersebut pun dipaksa untuk kerja paksa dan menetap di sebuah wilayah kumuh bernama District 9. Tak hanya itu, akhirnya dibentuklah pasukan khusus yang dipegang oleh Multi Nasional United ( MNU ), sebuah perusahaan swasta yang akan mendapat keuntungan besar jika berhasil menciptakan senjata yang mampu membunuh alien – alien tersebut. MNU bertugas untuk mengawasi, menginspeksi, bahkan akan mengambil tindakan tegas terhadap alien yang berani untuk melawan mereka, melanggar batas wilayah, dan juga yang melanggar peraturan – peraturan yang telah ditetapkan bagi para alien tersebut. Alien – Alien itupun akhirnya dikenal dengan sebutan Prawn karena memang bentuknya yang mirip dengan udang. Ketegangan memuncak ketika salah seorang petugas lapangan MNU, Wikus van der Merwe (Sharlto Copley), terinfeksi virus alien misterius cair yang berasal dari sebuah kaleng di area District 9 tersebut dan mengubah DNA dirinya menjadi setengah Alien dan setengah Manusia. Tak ayal, Wikus pun akhirnya menjadi manusia ( atau bahkan bisa dikatakan sebagai makhluk? ) yang paling dicari di muka bumi ini. Dia diincar oleh MNU karena dengan DNA dirinya, Wikus bisa menghasilkan senjata mematikan bagi para alien dan tetap harus dibunuh agar bisa dipelajari anatomi tubuhnya dan juga merupakan gangguan paling besar bagi MNU yang bisa mengancam kehidupan manusia. Selain dikejar pihak MNU, ternyata Wikus pun dikejar oleh gangster kanibal yang berisi orang – orang Nigeria yang rela untuk membunuh para Prawn dengan anggapan bahwa dengan memakan dagingnya, mereka akan menjadi Alien yang kuat, tak tertandingi, dan bisa berulah seenak jidat. Sang pemimpin gangster ini pun sangat bernafsu untuk membunuh Wikus dan memakan dagingnya. Wikus pun akhirnya berusaha untuk bertahan hidup dengan bantuan seorang Prawn bernama Christopher yang berjanji untuk mengubah Wikus kembali menjadi manusia asal tabung berisi cairan yang telah menginfeksi Wikus itu bisa kembali ke tangan Christoper. Maka, dimulailah petualangan seru antara 2 makhluk beda spesies ini guna mendapat kemerdekaan mereka masing – masing.
     Secara mengejutkan, film ini justru berbeda dari film – film Alien lainnya, Alien di film ini digambarkan sebagai makhluk yang ternyata memiliki perasaan seperti manusia. Kita bisa lihat ini ketika adegan dimana Christoper dengan mata kepalanya sendiri melihat jasad temannya yang dikuliti dan dijadikan bahan ekperimen oleh para petinggi MNU dan Christoper pun merasa down dengan hal itu, atau ketika Christoper rela berbuat apapun demi keselamatan anaknya dan berusaha untuk pulang ke kapal induknya yang tengah melayang di Afrika Selatan untuk pulang kembali ke planetnya. Film ini justru dengan gamblang berhasil memperlihatkan kepada kita, bahwa para Prawn alias para Alien pun ternyata memiliki hati dan perasaaan juga, sama seperti kita manusia. Sebaliknya, kita, para manusia pun ternyata adalah makhluk keji dan tidak memiliki perasaan serta tidak berperikemanusiaan jika sudah terobsesi dengan suatu hal. Kita bisa lihat di film ini bahwa manusia adalah makhluk serakah yang rela untuk membunuh Prawn maupun manusia yang notabene “satu bangsa” sekalipun hanya untuk tujuan pribadi serta tentunya, uang dan kekuasaan.
     Film ini juga menggunakan format gambar rekaman dri berbagai sudut pandang, entah itu sudut pandang kameramen TV, wartawan yang mewawancarai berbagai nara sumber untuk berteori tentang Wikus dan Prawn, dan juga menggunakan format gambar film biasa, sehingga film ini tidak membosankan dalam hal pengambilan sudut pandang. Film ini tetap berhasil dalam hal special efeknya karena Prawn, Pesawat UFO, serta mesin tempur bangsa Prawn terlihat real. Durasi film ini yang berkisar 105 menit inipun juga pas dan tidak panjang serta enak untuk diikuti.
     Kekurangannya terletak pada kurang digalinya tentang latar belakang bangsa Prawn dan juga sayangnya, spesial efeknya, walaupun terkadang terlihat real, tapi dalam kondisi tertentu pun bisa terlihat bahwa spesial efeknya bisa agak kasar juga Walaupun begitu, tetap spesial efeknya tergolong jempolan dan tidak sekasar Cloverfield, walaupun mutu special efeknya kadang naik turun. Selain itu, saya juga agak bingung dalam hal sudut pandang. Di satu sisi, sudut pandang yang berubah – ubah itu tergolong kreatif dan juga merupakan sifat friendly bagi para penonton yang kurang bisa menonton film full documenter; tapi di sisi lain, saya merasa bahwa film ini justru terkesan bingung dalam hal menentukan genre nya, apa maunya jadi film documenter full atau mau focus ke format gambar bioskop aja. Selain itu, film in pun tergolong sadis akbat cukup banyaknya adegan – adegan yang tergolong sadis, seperti badan meledak, dibelek, dipotong, dan lain sebagainya. Jika anda tidak tahan dengan hal itu, bisa dikhawatirkan orang – orang yang tadinya mengharapkan full action tanpa kesan gory yang berlebih, akan muntah di bioskop. He3. XD.
     Overall, di balik semua kekurangan tersebut, bisa dikatakan, District 9 merupakan film yang lain dan berani tampil beda dibanding film dengan genre – genre tentang Alien lainnya. Dengan pesan cerita serta sindiran yang cukup sakit bagi para manusia ketika melihat film ini, tema dan pesan ceritanya yang tidak biasa, sifat friendly dalam hal sudut pandang, serta kemampuan Neil dalam hal mengaduk emosi penonton pun berhasil dieksekusi oleh sutradara debutan baru ini, mirip seperti awal – awal karier sutradara Zack Snyder ketika membuat Dawn of the Dead saat itu yang berani tampil beda dan juga sama – sama berhasil dalam hal menyajikan film action seru dan juga thrilling dan berhasil membawa emosi penontonnya naik turun. Film ini bisa saya katakan cocok bagi anda yang mencari film hiburan, atau mencari film tentang Alien yang beda dari yang lainnya, atau sekedar nonton bareng pacar di weekend ini jika sudah menonton The Proposal dan sedang mencari film berikutnya yang akan ditonton lagi atau, pas juga bagi anda yang baru mau belajar menonton film dokumenter.karena sudut pandangnya yang berbeda – beda dan tidak melulu diambil dari sudut pandang documenter. Tak sia – sia ternyata Peter Jackson mengucurkan dana sekitar 30 Juta US$ kepada Neil Blomkamp karena sang sutradara behasil membuat sebuah film bagus, baik dari segi kualitas maupun kuantitas sehinggan bisa membayar kepercayaan sang produser dan tentunya, film ini bisa menjadi resume bagus bagi Neil untuk bisa menggarap film – film lainnya. Good job brother!

Point :
Cerita          = 8 / 10
Pemeran     = 7 / 10
Kriteria khusus :
Action           = 7 / 10
Special Efek = 7 / 10
Unsur Hiburan
Dan Pesan 
Moral            
= 8 /10
Total             = 7,5 / 10

 
Copyright : Alexander ”Ajay” Dennis



Tidak ada komentar:

Posting Komentar