Sabtu, 15 Agustus 2009

Review The Taking of Pelham 1 2 3


Review
The Taking of Pelham 1 2 3 ( Columbia Pictures_2009 )

Director:
Tony Scott

Pemain : Denzel Washington as Walter Garber
                John Travolta as Ryder
                                          Luis Guzmán as Phil Ramos
                                          John Turturro as Camonetti
                                          James Gandolfini as Mayor

Rilis :
• 4 Juni 2009 ( Amerika )
• 12 Agustus 2009 ( Di Bioskop – Bioskop Indonesia )

     Apa jadinya jika kendaraan umum yang biasa anda naiki setiap hari guna menuju tempat anda beraktifitas sehari – hari, suatu hari dibajak oleh sekelompok pencuri yang kepala pencurinya ternyata orang yang kecewa dengan system pemerintahan kotamadya kita dan nyawa anda berada di tangan seorang petugas operator traffic center? Itulah pertanyaan yang diajukan oleh film Drama Thriller semi Action The Taking of Pelham 1 2 3 yang beredar di bioskop – bioskop Tanah Air mulai tanggal 12 Agustus 2009 kemarin. Film yang dibesut oleh sutradara spesialis film drama action thriller Tony Scott ini dibintangi oleh “Duet Maut” Denzel Washington dan John Travolta.
     Film ini berkisah tentang sekelompok pencuri pimpinan Ryder ( Travolta ) yang membajak sebuah kereta api subway Pelham 1 2 3 New York City dan meminta uang tebusan sebesar 10 Juta dan 1 sen US$ kepada pemerintah kota New York dalam waktu 1 jam. Jika tuntutannya tidak dipenuhi dalam 1 jam, maka Ryder akan membunuh setiap orang yang ada di kereta itu setiap menit keterlambatannya. Seorang petugas operator NY subway traffic center yang menangani area jalur kereta Pelham 1 2 3, Walter Garber ( Denzel ) pun mau tak mau harus berurusan dengan Ryder lewat microphone; secara, Ryder hanya mau berkomunikasi dengan Garber seorang dan akan membunuh semua penumpang subway jika bukan Garber yang berbicara dengannya. Waktu pun berlalu dan Walikota NY pun dengan cepat langsung menyetujui keinginan Ryder. Sayangnya, ada saja halangan yang terjadi dalam proses pengantaran uang tebusan dan waktu terus berlalu. Bagaimana dengan ending penyanderaan Pelham 1 2 3 ini? Apakah Ryder berhasil mendapatkan uangnya? Dan yang paling Garber pertanyakan adalah, bagaimana cara Ryder dan komplotannya untuk kabur dari situasi ini sementara tidak ada jalan keluar yang pasti dari area yng dilalui oleh Pelham 1 2 3 itu? Semua itu akan terjawab jika anda menonton film ini sampai tuntas di bioskop.
     Anda mengharapkan action yang seru dan gila – gilaan dari film ini? Ow ow ow. Jika itu yang anda harapkan, maka dengan sangat menyesal saya katakana, ANDA SALAH PILIH FILM! Yap. Film ini lebih berorientasi pada tema thriller nya ketimbang actionnya. Dibanding filmnya Tony Scott yang terakhir, Man on Fire yang berjalan lambat, membosankan, dan mendayu – dayu, maka lewat film ini, Tony Scott terhitung berhasil dalam menyajikan sebuah film thriller yang OK dan cukup enak untuk dinikmati dari awal sampai film ini berakhir. Dengan cerdik Tony Scott menyisipkan berbagai dialog yang seru antar tokohnya, menaik turunkan tempo ketegangan film, serta tentunya diiringi dengan musik yang justru terkesan rock techno sehingga filmnya jadi tidak membosankan. Selain itu, durasi film ini pun tidak dipanjang – panjangkan sehingga tidak perlu adegan – adegan bertele – tele. Yang uniknya lagi adalah sebenarnya, masing – masing tokoh memiliki latar belakang atau background yang justru unik dan tidak biasa, bahwa mereka sebenarnya menyimpan rahasia satu sama lain di belakang diri mereka masing – masing. Inilah yang membua film ini jadi tambah menarik. Adegan - adegan aksinya tergolong sedikit, tapi cukup pas dan sesuai dengan porsinya. Selain itu, Scott juga cukup berhasil menggambarkan suasana keruwetan yang terjadi di kota NY.
     “Duet Maut” Denzel Washington dan John Travolta terbukti ampuh sebagai senjata pamungkas film ini. John Travolta sekali lagi berhasil membuktikan kepada para penonton bahwa dirinya tetap cocok berperan sebagai seorang penjahat. Tingkah tokohnya yang menyebalkan, keras, kejam, tapi pintar ini berhasil mencuri perhatian penonton. Memang sich masih belum se – memorable tokoh Vincent Vega yang tengil di film Pulp Fiction, tokoh Castor Troy yang menyebalkan, psycho, tapi gaul dan jago tembak serta cerdik licik di film Face / Off, atau tokoh Vic Deakins yang kejam dan jago tembak serta ahli strategi di film Broken Arrow ( kesemuanya merupakan tokoh criminal yang diperankan oleh Travolta ), tapi at least, John Travolta sudah berusaha yang terbaik dalam memerankan tokoh criminal Ryder di film ini dan tidak kalah kelas juga dibanding tokoh – tokoh tadi yang sudah disebutkan. Yang enak dari film ini adalah justru chemistry antar Travolta dengan Washington berjalan lancar dan tidak membosankan karena ditunjang juga dengan dialog – dialog yang cerdas dan juga cukup membuat penonton penasaran dengan karakter kedua tokoh tersebut. Selain itu, para actor lain seperti John Turturro yang berperan sebagai kepala polisi negotiator Camonetti dan James Gandolfini sebagai walikota NY pun bermain cukup pas. 
      Point minus saya catat pada endingnya yang terkesan gampang saja dan juga bagi penonton awam yng tadinya mengharapkan full action di film ini akibat trailernya yang cukup menjual action, pastinya akan kecewa dengan mutu film ini. Selain itu, sayangnya ceritanya pun sudah tergolong basi dan tidak ada improvement lain dari segi kreativitas cerita. Menonton film ini hampir sama seperti misalnya kita menonton film sejenis, seperti misalnya film The Negotiator akibat kemiripan tone ceritanya.
     Overall, film ini menurut saya cukup bagus, tapi miskin pengembangan cerita sehingga menyebabkan film ini tergolong sama saja dengan film sejenis. Film ini benar – benar terselamatkan akibat point plus yang tadi sudah disebutkan di atas dan juga akibat serunya kita melihat dialog antara tokoh Garber dan Ryder yang tentunya merupakan performa MANTAPZ dari Washington dan Travolta. Film ini juga bisa menjadi bahan pelajaran bagi para ayah, khususnya dari tokoh Garber yang rela untuk melakukan apa saja demi keluarganya, walaupun harus mengorbankan kariernya sekalipun dan juga rela untuk berbuat yang terbaik untuk menyelamatkan para sandera dari kekejaman Ryder tanpa mengaharapkan imbalan dari masyarakat. Sekali lagi saya ingatkan, bagi anda yang mencari action yang seru dan gila – gilaan dari film ini, saya katakan bahwa ANDA LEBIH BAIK MEMILIH FILM LAIN UNTUK DITONTON. Film ini tidak menawarkan action yang seru dan gila – gilaan, tapi justru berhasil membawa penonton setia genre thriller untuk hanyut ke dalam filmnya dan mungkin bisa menjadi bahan perenungan setelah menonton filmnya. So, selamat menonton dan menikmati film ini. ;).



Point :
Cerita                = 5 / 10
Pemeran           = 7 / 10
Kriteria khusus :
Action                = 6 / 10
Thrilling Meter= 7 / 10
Total                  = 6 / 10

 
Copyright : Alexander ”Ajay” Dennis



Tidak ada komentar:

Posting Komentar