Review
G.I Joe : The Rise of COBRA ( Paramount Pictures_2009 )
Pemain : Dennis Quaid as Hawk
Channing Tatum as Duke
Sienna Miller as Baroness
Sutradara : Stephen Sommers
Rilis =
• 7 Agustus 2009 ( Amerika )
• 7 Agustus 2009 ( Di Bioskop – Bioskop Indonesia )
Setelah kemarin anda semua telah melihat preview tentang G.I Joe, maka kali ini, saya akan me – review film ini.
Film yang satu ini menurut saya justru menghibur sekali. Menit awal film ini kita akan diperlihatkan sekilas tentang sejarah hidup moyangnya Destro, yang merupakan tokoh antagonis utama di film ini. Sejak saat itu, film ini langsung tanpa buang waktu lagi menggeber adegan – adegan action dengan special efek canggih ( yang sayangnya masih agak kasar kualitas animasi nya menurut saya ) ke hadapan para penontonnya. Di tengah – tengah serunya hingar bingar acion gila – gilaan di film ini, kita iperkenalkan dengan karakter G.I Joe ini. Ada Captain Hawk yang bersahaja, ahli strategi, serta sangat disayangi serta disegni oleh anak buahnya di markas G.I Joe bernama The Pit; lalu Duke yang berjiwa kemimpinan; Ripcord yang kocak tapi merupakan seorang pilot pesawat tempur handal; Snake Eyes yang misterius. pendiam tapi mahir beladiri dan menembak; Scarlett yang pintar, baik dalam hal otak maupun beladiri tapi sangat polos; serta Saed yang jago dalam hal teknologi tapi selalu gugup dalam segala situasi genting. Lalu, kita juga akan diperkenalkan dengan tokoh – tokoh antagonis yang tergabung dalam grup MARS. Ada Destro yang ahli mendisain senjata serta memiliki uang yang sangat banyak yang sangat terobsesi untuk menguasai dunia; Zartan yang ahli menyamar; Storm Shadow, ninja kejam ahli beladiri yang memiliki hubungan dengan Snake Eyes serta saling benci satu sama lain; Baroness yang cantik tapi maut serta kejam dan memiliki hubungan dengan Duke; serta terkahir adalah The Doctor, jenius dalam senjata biologis yang menghalalkan segala cara demi mendapat pengetahuan tentang senjata biologis termutakhir yang memiliki kejutan tersendiri di akhir kisah.
Sekian saja tentang pengenalan karakter – karakter di film G.I Joe ini. Sisanya, film ini full dengan adegan action super gila dan kadang di luar nalar. Sutradara Stephen Sommers mengerti benar dengan keinginan penonton film – film jenis ini. Setiap menit film ini pun tak henti – hentinya menyuguhkan action yang super keren, super gila, dan tentunya disertai dengan special efek gila – gilaan. Tak heran, dana 175 Juta US$ dikucurkan demi film ini mengingat filmnya yang memang full dengan action dan spesial efek. Saya pun menikmati setiap menit film ini karena adegan – adegan actionnya yang seru, gila, dan kadang di luar nalar. Memang, kesannya kita akan seperti menonton film anak – anak, tapi percayalah, anda yang memang menginginkan film ringan menghibur dengan adegan – adegan action seru, film ini pasti akan sebanding dengan harga tiket yang anda bayar itu. Semua pemain bermain pas sesuai dengan porsi karakternya masing – masing, walaupun kredit tersendiri patut saya berikan pada Marlon Wayans sebagai Ripcord yang berhasil membuat penonton terhibur dengan gayanya yang kocak slenge’an tapi juga jago dalam hal kemiliteran dan pilot tempur handal, serta Joseph Gordon Levitt sebagai pemeran The Doctor yang berhasil memerankan tokoh The Doctor yang cacat fisik, tapi berhati kejam dan menghalalkan segala cara untuk memperoleh pengetahuan tentang senjata biologis termutakhir.
Dari segi action dan efek, film ini memang fantastis. Lalu, BAGAIMANA DARI SEGI CERITA?? Wah, untuk sektor yang satu ini, saya bisa katakan bahwa ceritanya NOL BESAR. Tidak ada kejutan – kejutan berarti dalam film ini. Memang, ada kejutan yang cukup asyik di film ini tentang tokoh The Doctor, tapi kayaknya biasa – biasa saja deh unsur kejutannya. Stephen Somers memang terkenal sebagai sutradara yang kurang mementingkan cerita kdalam setiap filmnya, tapi bagusnya, dia memang ahlinya membuat film yang bisa dinikmati oleh semua kalangan.
Overall, saya sangat terhibur dengan film ini. Saya rasa, filmnya sebanding dengan uang tiket yang saya keluarkan untuk film ini, apalagi, ketika saya menonton film ini, saya memang membutuhkan film action yang menghibur dan tidak membuat saya ngantuk karena ketika menonton film ini, saya sedang dalam keadaan lelah akibat kurang tidur kemarinnya. Setelah menonton film ini, saya merasa terhibur dan cukp ber – energi lagi. Memang, sesuai dengan preview saya kemarin tentang film ini, kita tidak usah berharap banyak dengan jalinan dan bobot cerita film ini karena memang film ini di disain hanya untuk menghibur penontonnya saja, apalagi dengan target penontonnya rata – rata adalah anak – anak, remaja, orang dewasa yang mencari hiburan semata, serta tentunya, fans- fans mainan serta komik G.I Joe itu sendiri, sehingga menyebabkan kualitas cerita film ini pun ringan sekali. Dari segi spesial efek pun, saya nilai kurang bagus dan terkesan agak kasar spesial efeknya. Tapi, who cares? Dengan suguhan adegan – adegan action super seru .dengan full special efek, film ini sudah cukup disebut sebagai film yang fully entertaining. Bakalan ada sekuel? Oh. Tentu saja IYA, mengingat film ini memiliki sub judul The Rise of COBRA. Seperti yang sudah kita ketahui, COBRA nantinya adalah tim teroris internasional yang akal menjadi musuh abadi tim G.I Joe. Yah, semoga saja, sekuel film ini nantinya memiliki bobot cerita yang lebih baik lagi ketimbang seri yang pertamanya, walaupun harapan itu saya rasa hanya akan menjadi impian belaka saja. Harapan saya sih, sekuelnya kalau bisa jangan seburuk Transformers : Revenge of the Fallen. Pastinya, sesuai dengan kalimat yang diucapkan tokoh Duke di trailer nya : When all else fails, We DON’T!, maka memang benar, misi film G.I Joe: The Ris of COBRA ini untuk menghibur penontonnya terhitung sukses. Good job Team. He3. XD.
Point :
Cerita = 4 / 10
Pemeran = 7 / 10
Kriteria khusus :
Action = 8 / 10
Special Efek = 5 / 10
Unsur Hiburan= 8 /10
Total = 6,5 / 10
Copyright : Alexander ”Ajay” Dennis
G.I Joe : The Rise of COBRA ( Paramount Pictures_2009 )
Pemain : Dennis Quaid as Hawk
Channing Tatum as Duke
Sienna Miller as Baroness
Sutradara : Stephen Sommers
Rilis =
• 7 Agustus 2009 ( Amerika )
• 7 Agustus 2009 ( Di Bioskop – Bioskop Indonesia )
Setelah kemarin anda semua telah melihat preview tentang G.I Joe, maka kali ini, saya akan me – review film ini.
Film yang satu ini menurut saya justru menghibur sekali. Menit awal film ini kita akan diperlihatkan sekilas tentang sejarah hidup moyangnya Destro, yang merupakan tokoh antagonis utama di film ini. Sejak saat itu, film ini langsung tanpa buang waktu lagi menggeber adegan – adegan action dengan special efek canggih ( yang sayangnya masih agak kasar kualitas animasi nya menurut saya ) ke hadapan para penontonnya. Di tengah – tengah serunya hingar bingar acion gila – gilaan di film ini, kita iperkenalkan dengan karakter G.I Joe ini. Ada Captain Hawk yang bersahaja, ahli strategi, serta sangat disayangi serta disegni oleh anak buahnya di markas G.I Joe bernama The Pit; lalu Duke yang berjiwa kemimpinan; Ripcord yang kocak tapi merupakan seorang pilot pesawat tempur handal; Snake Eyes yang misterius. pendiam tapi mahir beladiri dan menembak; Scarlett yang pintar, baik dalam hal otak maupun beladiri tapi sangat polos; serta Saed yang jago dalam hal teknologi tapi selalu gugup dalam segala situasi genting. Lalu, kita juga akan diperkenalkan dengan tokoh – tokoh antagonis yang tergabung dalam grup MARS. Ada Destro yang ahli mendisain senjata serta memiliki uang yang sangat banyak yang sangat terobsesi untuk menguasai dunia; Zartan yang ahli menyamar; Storm Shadow, ninja kejam ahli beladiri yang memiliki hubungan dengan Snake Eyes serta saling benci satu sama lain; Baroness yang cantik tapi maut serta kejam dan memiliki hubungan dengan Duke; serta terkahir adalah The Doctor, jenius dalam senjata biologis yang menghalalkan segala cara demi mendapat pengetahuan tentang senjata biologis termutakhir yang memiliki kejutan tersendiri di akhir kisah.
Sekian saja tentang pengenalan karakter – karakter di film G.I Joe ini. Sisanya, film ini full dengan adegan action super gila dan kadang di luar nalar. Sutradara Stephen Sommers mengerti benar dengan keinginan penonton film – film jenis ini. Setiap menit film ini pun tak henti – hentinya menyuguhkan action yang super keren, super gila, dan tentunya disertai dengan special efek gila – gilaan. Tak heran, dana 175 Juta US$ dikucurkan demi film ini mengingat filmnya yang memang full dengan action dan spesial efek. Saya pun menikmati setiap menit film ini karena adegan – adegan actionnya yang seru, gila, dan kadang di luar nalar. Memang, kesannya kita akan seperti menonton film anak – anak, tapi percayalah, anda yang memang menginginkan film ringan menghibur dengan adegan – adegan action seru, film ini pasti akan sebanding dengan harga tiket yang anda bayar itu. Semua pemain bermain pas sesuai dengan porsi karakternya masing – masing, walaupun kredit tersendiri patut saya berikan pada Marlon Wayans sebagai Ripcord yang berhasil membuat penonton terhibur dengan gayanya yang kocak slenge’an tapi juga jago dalam hal kemiliteran dan pilot tempur handal, serta Joseph Gordon Levitt sebagai pemeran The Doctor yang berhasil memerankan tokoh The Doctor yang cacat fisik, tapi berhati kejam dan menghalalkan segala cara untuk memperoleh pengetahuan tentang senjata biologis termutakhir.
Dari segi action dan efek, film ini memang fantastis. Lalu, BAGAIMANA DARI SEGI CERITA?? Wah, untuk sektor yang satu ini, saya bisa katakan bahwa ceritanya NOL BESAR. Tidak ada kejutan – kejutan berarti dalam film ini. Memang, ada kejutan yang cukup asyik di film ini tentang tokoh The Doctor, tapi kayaknya biasa – biasa saja deh unsur kejutannya. Stephen Somers memang terkenal sebagai sutradara yang kurang mementingkan cerita kdalam setiap filmnya, tapi bagusnya, dia memang ahlinya membuat film yang bisa dinikmati oleh semua kalangan.
Overall, saya sangat terhibur dengan film ini. Saya rasa, filmnya sebanding dengan uang tiket yang saya keluarkan untuk film ini, apalagi, ketika saya menonton film ini, saya memang membutuhkan film action yang menghibur dan tidak membuat saya ngantuk karena ketika menonton film ini, saya sedang dalam keadaan lelah akibat kurang tidur kemarinnya. Setelah menonton film ini, saya merasa terhibur dan cukp ber – energi lagi. Memang, sesuai dengan preview saya kemarin tentang film ini, kita tidak usah berharap banyak dengan jalinan dan bobot cerita film ini karena memang film ini di disain hanya untuk menghibur penontonnya saja, apalagi dengan target penontonnya rata – rata adalah anak – anak, remaja, orang dewasa yang mencari hiburan semata, serta tentunya, fans- fans mainan serta komik G.I Joe itu sendiri, sehingga menyebabkan kualitas cerita film ini pun ringan sekali. Dari segi spesial efek pun, saya nilai kurang bagus dan terkesan agak kasar spesial efeknya. Tapi, who cares? Dengan suguhan adegan – adegan action super seru .dengan full special efek, film ini sudah cukup disebut sebagai film yang fully entertaining. Bakalan ada sekuel? Oh. Tentu saja IYA, mengingat film ini memiliki sub judul The Rise of COBRA. Seperti yang sudah kita ketahui, COBRA nantinya adalah tim teroris internasional yang akal menjadi musuh abadi tim G.I Joe. Yah, semoga saja, sekuel film ini nantinya memiliki bobot cerita yang lebih baik lagi ketimbang seri yang pertamanya, walaupun harapan itu saya rasa hanya akan menjadi impian belaka saja. Harapan saya sih, sekuelnya kalau bisa jangan seburuk Transformers : Revenge of the Fallen. Pastinya, sesuai dengan kalimat yang diucapkan tokoh Duke di trailer nya : When all else fails, We DON’T!, maka memang benar, misi film G.I Joe: The Ris of COBRA ini untuk menghibur penontonnya terhitung sukses. Good job Team. He3. XD.
Point :
Cerita = 4 / 10
Pemeran = 7 / 10
Kriteria khusus :
Action = 8 / 10
Special Efek = 5 / 10
Unsur Hiburan= 8 /10
Total = 6,5 / 10
Copyright : Alexander ”Ajay” Dennis
thanks atas resensinya...
BalasHapusmeluncur ke 21, nomat...
salam mancing
Sama - sama. XD. ;)
BalasHapus