Review
Orphan ( Warner Bros Pictures_2009 )
Pemain : Vera Farmiga as Kate Coleman
Peter Sarsgaard as John Coleman
Isabelle Fuhrman as Esther
Sutradara : Jaume Collet-Serra
Rilis =
• 21 Juli 2009 ( Amerika )
• 14 Agustus 2009 ( Di Bioskop – Bioskop Indonesia )
Masih ingat dengan tokoh Damien Omen? Anda yang penggemar berat film – film horror, apalagi film – film horror jadul pasti tau dengan nama yang satu itu. Yap, apalagi kalo bukan nama seorang anak titisan iblis yang menebar teror dan maut bagi siapa saja yang menghalangi jalannya untuk menciptakan kejahatan dan kebinasaan di dunia ini. Tokoh Damien sendiri sukses memberi sebuah cap bahwa anak kecil tanpa dosa pun ternyata memiliki kekuatan iblis yang pastinya tidak akan diduga oleh siapapun.
Lalu, apa hubungannya dengan review film saya kali ini, Orphan? Yang jelas, dua – duanya memiliki kesamaan, yaitu seorang anak yang polos tanpa dosa ternyata memiliki kemampuan untuk menyakiti orang lain, bahkan tidak segan – segan untuk menghabisi dan menghilangkan nyawa orang – orang di sekitarnya jika dia dihalangi untuk melakukan sebuah kejahatan.
Cerita film The Orphan tergolong simple. Seorang ibu bernama Kate Coleman ( Vermiga ) baru saja mengalami keguguran dengan janin yang dikandungnya yang akhirnya menyebabkan dirinya jatuh ke dalam jurang keputus – asaan, tidak memiliki semangat hidup, serta sempat menjadi pecandu alkohol kelas berat. Pelan – pelan, Kate Coleman pun bisa lepas dari ketergantungan alkohol dan mulai menata kembali hidupnya. Dia bersama dengan suaminya, John Coleman ( Sarsgaard ) berencana untuk mengadopsi seorang anak perempuan demi menghilangkan kenangan buruk mereka tentang keguguran putri dalam kandungan Kate Coleman tersebut. Datanglah mereka ke satu panti asuhan dan mereka tertarik dengan seorang gadis cilik Rusia yang manis dan pintar bernama Esther (Isabelle Fuhrman ). Mereka pun mengadopsi Esther dan akhirnya Esther pun tinggal di rumah pasangan Kate Coleman – John Coleman tersebut serta belajar untuk hidup bersama dengan 2 anak Kate Coleman sebelumnya, yaitu Daniel yang aktif dan Max yang memiliki penyakit hampir tuli sepenuhnya. Tapi, sejak Esther datang ke lingkungan keluarga tersebut, hal – hal aneh mulai terjadi. Tak tahan dengan kondisi tersebut, Kate Coleman pun berusaha untuk mencari tahu tentang keganjilan yang terjadi pada diri Esther. Pertanyaannya adalah siapa sebenarnya Ether? Lalu, bagaimana dengan akhir rentetan kejadian – kejadian aneh yang terjadi di lingkungan keluarga tersebut?
Film ini bisa saya katakan cukup berhasil untuk menampilkan adegan – adegan yang mengejutkan, surprise, serta mampu untuk mempertahankan tone tegang film ini, dari awal sampai filmnya berakhir. Sutradara Jaume Collet-Serra dan penulis naskah film ini, David Johnson (screenplay) dan Alex Mace (story) berhasil untuk bisa mempertahankan tone tegang selama film diputar dan juga berhasil untuk membuat penonton terpaku di kursi tempat duduknya untuk mengetahui siapa sebenarnya Esther itu dan rahasia apa yang disimpan oleh Esther ini. Point plus lainnya adalah sutradara film ini pun berkali – kali berhasil menipu penonton film ini dengan memasukkan adegan – adegan surprise dengan tidak lazim. Maksudnya, biasanya kita bisa menebak mana adegan – adegan yang bisa membuat kta kaget dan pastinya kita sudah siap dengan pasang aksi tutup kuping; tapi sutradara Jaume Collet-Serra dengan cerdik justru menggunakan adegan – adegan yang tidak kita duga bakal bisa mengagetkan kita untuk membuat para penonton kaget. Penonton pun juga bisa dibuat tegang akibat perbuatan – perbuatan gila Esther yang ternyata walaupun manis dan polos, tapi ternyata memiliki tingkat kedewasaan diri yang baik serta mampu belajar suatu hal yang baru dengan cepat dan juga pastinya, sadis kejam tanpa ampun pada siapapun yang berusaha untuk menghalanginya berbuat gila dan berusaha untuk menghalalkan segala cara demi bisa mendapatkan apapun keinginannya. Endingnya pun juga cukup shocking dan cukup twist serta cukup pintar menurut saya, walaupun sebenarnya, bagi anda yang jeli, anda mungkin bisa menebaknya mulai dari sekitar 15 menit sebelum filmnya berakhir.
Aktor aktrisnya pun bermain ok juga, walaupun tetap, saya berikan nilai plus bagi Isabelle Fuhrman, si pemeran tokoh Esther yang mampu menampilkan muka manis di luar, tapi ternyata menyimpan iblis tersendiri dalam dirinya. Raut mukanya pun juga berubah – ubah dengan cepat, di satu sisi dia manis, tapi bisa dengan cepat dia merubah muka manisnya menjadi muka iblis yang siap untuk menghalalkan segala cara demi mencapai tujuannya. Aktris cilik Isabelle Fuhrman ini memang saya nilai sangat pas untuk memerankan tokoh Esther ini.
Point minus nya saya catat terletak pada kurangnya pendalaman pada karakter Esther dan juga keluarga Coleman. Kita tidak diberi tahu secara detil tentang jatidiri serta latar belakang diri Esther secara utuh, padahal, berdasarkan draft skrip yang ada ( bisa anda lihat di http://www.imdb.com/title/tt1148204/trivia, TAPI SAYA SARANKAN, JIKA ANDA BELUM MENONTON FILM INI, ADA BAIKNYA JANGAN MELIHAT DULU TRIVIA DI LINK TERSEBUT !!! ), kita bisa melihat tentang masa lalu kelam Esther dan penyebab utama kenapa dia menjadi seperti Esther yang sekarang ini, Esther yang manis, tapi juga merupakan seorang iblis. Selain itu, untuk keluarga Coleman, kita tidak diberi tahu secara jelas mengenai masa – masa kelam Kate dan keluarga Coleman, sehingga rasanya kurang greget saja. Mungkin hal ini dikarenakan akibat durasinya sendiri untuk film ini sudah mencapai 2 jam, sehingga mungkin akan terlalu panjang jika ditambah adegan tersebut. Di satu sisi, saya kurang puas dengan hal pendalaman karakter ini sehingga merasa OK saja jika durasinya bertambah panjang dengan tujuan pendalaman karakter; tapi di sisi lain, mungkin bagi orang lain, akan terasa bosan jika durasinya bertambah panjang.
Overall, film ini merupakan salah satu film horror thriller favorit saya untuk tahun ini. Durasinya yang panjang justru tidak membuat bosan kita yang menontonnya. Selain itu, para pemainnya pun bermain sip, apalagi pemeran tokoh Esther sangat pas banget dan bisa menjadi ketakutan tersendiri dari sosok seorang anak kecil yang ternyata bisa berbuat kejam. Tokoh Esther pun mungkin bisa dikatakan sebagai seorang tokoh memorable yang setara dengan tokoh Damien Omen, si anak titisan iblis dari film The Omen. Ketegangan yang dijaga dari awal sampai akhir, misteri yang memiliki ending yang cukup shocking dan cukup twist serta cukup pintar menurut saya, serta adegan tegang yang kreatif dan beda dari film lainnya membuat film ini menjadi film horror thriller yang bagus untuk summer tahun ini. Bagi anda yang mengharapkan sebuah film tegang dengan akting – akting menawan serta tingkat ketegangan yang terjaga dengan twist ending yang menarik, film ini wajib menjadi pilihan anda untuk ditonton minggu ini, apalagi sambil membawa pacar, dijamin makin seru deh ( nonton sendiri pun juga OK kok, lumayan, buat sport jantung. He3. XD. ). So, Esther, Where are You??? Esther?? Wakakakak. XD.
Point :
Cerita = 7 / 10
Pemeran = 8 / 10
Kriteria khusus :
Thrilling Meter = 7 / 10
Ending = 8 / 10
Total = 7,5 / 10
Copyright : Alexander ”Ajay” Dennis
Orphan ( Warner Bros Pictures_2009 )
Pemain : Vera Farmiga as Kate Coleman
Peter Sarsgaard as John Coleman
Isabelle Fuhrman as Esther
Sutradara : Jaume Collet-Serra
Rilis =
• 21 Juli 2009 ( Amerika )
• 14 Agustus 2009 ( Di Bioskop – Bioskop Indonesia )
Masih ingat dengan tokoh Damien Omen? Anda yang penggemar berat film – film horror, apalagi film – film horror jadul pasti tau dengan nama yang satu itu. Yap, apalagi kalo bukan nama seorang anak titisan iblis yang menebar teror dan maut bagi siapa saja yang menghalangi jalannya untuk menciptakan kejahatan dan kebinasaan di dunia ini. Tokoh Damien sendiri sukses memberi sebuah cap bahwa anak kecil tanpa dosa pun ternyata memiliki kekuatan iblis yang pastinya tidak akan diduga oleh siapapun.
Lalu, apa hubungannya dengan review film saya kali ini, Orphan? Yang jelas, dua – duanya memiliki kesamaan, yaitu seorang anak yang polos tanpa dosa ternyata memiliki kemampuan untuk menyakiti orang lain, bahkan tidak segan – segan untuk menghabisi dan menghilangkan nyawa orang – orang di sekitarnya jika dia dihalangi untuk melakukan sebuah kejahatan.
Cerita film The Orphan tergolong simple. Seorang ibu bernama Kate Coleman ( Vermiga ) baru saja mengalami keguguran dengan janin yang dikandungnya yang akhirnya menyebabkan dirinya jatuh ke dalam jurang keputus – asaan, tidak memiliki semangat hidup, serta sempat menjadi pecandu alkohol kelas berat. Pelan – pelan, Kate Coleman pun bisa lepas dari ketergantungan alkohol dan mulai menata kembali hidupnya. Dia bersama dengan suaminya, John Coleman ( Sarsgaard ) berencana untuk mengadopsi seorang anak perempuan demi menghilangkan kenangan buruk mereka tentang keguguran putri dalam kandungan Kate Coleman tersebut. Datanglah mereka ke satu panti asuhan dan mereka tertarik dengan seorang gadis cilik Rusia yang manis dan pintar bernama Esther (Isabelle Fuhrman ). Mereka pun mengadopsi Esther dan akhirnya Esther pun tinggal di rumah pasangan Kate Coleman – John Coleman tersebut serta belajar untuk hidup bersama dengan 2 anak Kate Coleman sebelumnya, yaitu Daniel yang aktif dan Max yang memiliki penyakit hampir tuli sepenuhnya. Tapi, sejak Esther datang ke lingkungan keluarga tersebut, hal – hal aneh mulai terjadi. Tak tahan dengan kondisi tersebut, Kate Coleman pun berusaha untuk mencari tahu tentang keganjilan yang terjadi pada diri Esther. Pertanyaannya adalah siapa sebenarnya Ether? Lalu, bagaimana dengan akhir rentetan kejadian – kejadian aneh yang terjadi di lingkungan keluarga tersebut?
Film ini bisa saya katakan cukup berhasil untuk menampilkan adegan – adegan yang mengejutkan, surprise, serta mampu untuk mempertahankan tone tegang film ini, dari awal sampai filmnya berakhir. Sutradara Jaume Collet-Serra dan penulis naskah film ini, David Johnson (screenplay) dan Alex Mace (story) berhasil untuk bisa mempertahankan tone tegang selama film diputar dan juga berhasil untuk membuat penonton terpaku di kursi tempat duduknya untuk mengetahui siapa sebenarnya Esther itu dan rahasia apa yang disimpan oleh Esther ini. Point plus lainnya adalah sutradara film ini pun berkali – kali berhasil menipu penonton film ini dengan memasukkan adegan – adegan surprise dengan tidak lazim. Maksudnya, biasanya kita bisa menebak mana adegan – adegan yang bisa membuat kta kaget dan pastinya kita sudah siap dengan pasang aksi tutup kuping; tapi sutradara Jaume Collet-Serra dengan cerdik justru menggunakan adegan – adegan yang tidak kita duga bakal bisa mengagetkan kita untuk membuat para penonton kaget. Penonton pun juga bisa dibuat tegang akibat perbuatan – perbuatan gila Esther yang ternyata walaupun manis dan polos, tapi ternyata memiliki tingkat kedewasaan diri yang baik serta mampu belajar suatu hal yang baru dengan cepat dan juga pastinya, sadis kejam tanpa ampun pada siapapun yang berusaha untuk menghalanginya berbuat gila dan berusaha untuk menghalalkan segala cara demi bisa mendapatkan apapun keinginannya. Endingnya pun juga cukup shocking dan cukup twist serta cukup pintar menurut saya, walaupun sebenarnya, bagi anda yang jeli, anda mungkin bisa menebaknya mulai dari sekitar 15 menit sebelum filmnya berakhir.
Aktor aktrisnya pun bermain ok juga, walaupun tetap, saya berikan nilai plus bagi Isabelle Fuhrman, si pemeran tokoh Esther yang mampu menampilkan muka manis di luar, tapi ternyata menyimpan iblis tersendiri dalam dirinya. Raut mukanya pun juga berubah – ubah dengan cepat, di satu sisi dia manis, tapi bisa dengan cepat dia merubah muka manisnya menjadi muka iblis yang siap untuk menghalalkan segala cara demi mencapai tujuannya. Aktris cilik Isabelle Fuhrman ini memang saya nilai sangat pas untuk memerankan tokoh Esther ini.
Point minus nya saya catat terletak pada kurangnya pendalaman pada karakter Esther dan juga keluarga Coleman. Kita tidak diberi tahu secara detil tentang jatidiri serta latar belakang diri Esther secara utuh, padahal, berdasarkan draft skrip yang ada ( bisa anda lihat di http://www.imdb.com/title/tt1148204/trivia, TAPI SAYA SARANKAN, JIKA ANDA BELUM MENONTON FILM INI, ADA BAIKNYA JANGAN MELIHAT DULU TRIVIA DI LINK TERSEBUT !!! ), kita bisa melihat tentang masa lalu kelam Esther dan penyebab utama kenapa dia menjadi seperti Esther yang sekarang ini, Esther yang manis, tapi juga merupakan seorang iblis. Selain itu, untuk keluarga Coleman, kita tidak diberi tahu secara jelas mengenai masa – masa kelam Kate dan keluarga Coleman, sehingga rasanya kurang greget saja. Mungkin hal ini dikarenakan akibat durasinya sendiri untuk film ini sudah mencapai 2 jam, sehingga mungkin akan terlalu panjang jika ditambah adegan tersebut. Di satu sisi, saya kurang puas dengan hal pendalaman karakter ini sehingga merasa OK saja jika durasinya bertambah panjang dengan tujuan pendalaman karakter; tapi di sisi lain, mungkin bagi orang lain, akan terasa bosan jika durasinya bertambah panjang.
Overall, film ini merupakan salah satu film horror thriller favorit saya untuk tahun ini. Durasinya yang panjang justru tidak membuat bosan kita yang menontonnya. Selain itu, para pemainnya pun bermain sip, apalagi pemeran tokoh Esther sangat pas banget dan bisa menjadi ketakutan tersendiri dari sosok seorang anak kecil yang ternyata bisa berbuat kejam. Tokoh Esther pun mungkin bisa dikatakan sebagai seorang tokoh memorable yang setara dengan tokoh Damien Omen, si anak titisan iblis dari film The Omen. Ketegangan yang dijaga dari awal sampai akhir, misteri yang memiliki ending yang cukup shocking dan cukup twist serta cukup pintar menurut saya, serta adegan tegang yang kreatif dan beda dari film lainnya membuat film ini menjadi film horror thriller yang bagus untuk summer tahun ini. Bagi anda yang mengharapkan sebuah film tegang dengan akting – akting menawan serta tingkat ketegangan yang terjaga dengan twist ending yang menarik, film ini wajib menjadi pilihan anda untuk ditonton minggu ini, apalagi sambil membawa pacar, dijamin makin seru deh ( nonton sendiri pun juga OK kok, lumayan, buat sport jantung. He3. XD. ). So, Esther, Where are You??? Esther?? Wakakakak. XD.
Point :
Cerita = 7 / 10
Pemeran = 8 / 10
Kriteria khusus :
Thrilling Meter = 7 / 10
Ending = 8 / 10
Total = 7,5 / 10
Copyright : Alexander ”Ajay” Dennis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar